59. RUMAH

7.6K 278 37
                                    

"Hooaaammmmm,,,"
Aku menguap sambil menggeliat seperti ikan yang tertangkap nelayan.

Aku segera berlari dan menatap cermin.

"Good morning sunshine nya Mas Bagas !" Sapaku manja pada bayanganku di cermin.

"Habis bangun tidurpun masih syantik dong !" Pujiku pada paras yang ada di hadapanku.

"Habis bangun tidurpun masih syantik dong !" Pujiku pada paras yang ada di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmmm, apa dayaku yang berusaha sejelek apapun masih tetap cantik. Pantesan Kangmas Bagas terkeyol-keyol padakuhhh !!!" Kataku sambil tertawa sumbang.

"Ok gadis cantik, saatnya untuk meningkatkan pesonamu dengan menghilangkan bau mulut dan ketek."

Aku pun segera berlari menuju kamar mandi untuk memulai ritual cantik.

Setelah menyelesaikan ritual terlamaku di ruang berair itu, aku pun menuju meja riasku.

Aku pun menatap peralatan make up ku dengan tatapan prihatin.

Bagaimana tidak? Di situ hanya tergeletak sisir, bedak dan liptint. Handbody tinggal bungkusnya saja, tapi itu tidak masalah, karena nanti aku bisa mampir untuk membeli gorengan (?). Tapi bagaimana dengan parfum? Aku tentu tidak mau Mas Bagas mencium bau asam dari ketekku.

Aku menoleh ke arah jendela. Di sana ada pengharum ruangan aroma lemon yang tergantung manjah.

Terbesit ide cerdas di otakku !

Setelah aku memastikan penampilanku mempesona, aku pun segera mengirim pesan ke ekhm .... calon pendamping hidupku, haha.

To : Camik

Sayang, bidadarimu sudah siap dengan penuh keanggunan yang membawa kedamaian.

Baru pesan itu selesai kukirim, suara ketukan pintu membuatku menoleh.

Akupun setengah berlari untuk membuka pintu.

Di hadapanku sudah ada pria tampan berjas abu-abu yang membuka kedua tangannya menantikan pelukanku.

Segera kudekap dia dengan manja. Haruuuummm.

"Sayang, tumben parfum kamu fresh banget baunya." Katanya masih dengan memelukku sambil sesekali menciumi puncak kepalaku.

Akupun tersipu sambil menatap pengharum ruangan di kamarku.

"Iya dong sayang, kan biar kamu fresh setelah ketemu aku. Hahahaha." Balasku sambil tertawa.

"Iya, saking freshnya sampek keinget pengharum ruangan di rumahku." Katanya yang kutahu itu adalah sebuah sindiran untukku.

"Kampreettt !!!" Teriakku sambil mengejar orang menyebalkan yang sudah berlari menuju mobilnya itu.

Kami pun berangkat ke kantor ditemani alunan lagu-lagu romantis sembari berekspresi layaknya model music video.

"Bentar-bentar, ini kok bukannya ke arah kantor tapi malah ke arah pemakaman sih bro?" Tanyaku heran kepada Mas Bagas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang