45. Penjajakan (2)

12.5K 997 61
                                    

Updateeee !!!

Nulis bab ini sambil senyum-senyum.

Keinget pas mereka masih suka berdebat dan saling menyiksa.

Eh sekarang malah jadi pasangan.

Happy Reading !!!

---------------------

Sia's POV

Aku membuka mata dengan berat hati karena deringan telpon yang memekakkan telinga.

"Halo,,, hooaammm" Sapaku sambil menutup mulutku.

"Morning sunshine." Sapa suara di seberang.

Aku membelalakkan mataku, tiba-tiba kantukku sirna berganti dengan senyum merekah layaknya terjadi musim semi di hatiku.

Lebay ???

Biarin, namanya juga jomblo kronis.

"Morning." Balasku gugup.

"Aku berangkat ke situ sekarang ya?" Pinta Mas Bagas.

Ekhhmmm 'Aku'?

Baiklah, dia mulai belajar untuk menjadi pasangan normal rupanya.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.

"Halo, sayang?" Panggilnya.

"Eh iya !" Jawabku setengah kaget.

"Kok kamu diem aja? Aneh ya kalau pakai aku kamu?" Tanyanya.

"Hehe, nggak kok Pak." Jawabku.

"Pakkk?" Tanyanya dengan sedikit tawa terdengar.

"Eh, Mas maksud saya. Saya baru bangun tidur mas. Masih jelek, nanti mas nyesel udah cinta sama saya kalau lihat wajah saya sekarang." Kataku sambil nyengir.

Sebuah tawa renyah terdengar.

Aku senyum-senyum mendengar tawanya.

Kenapa tawanya saja sudah bisa menjadi alasanku tersenyum?

Aku menutup wajahku yang memanas dengan tangan kiriku.

Mungkin aku sudah gila !

"Saya justru ingin melihat wajah bangun tidur kamu, karena wajah itulah yang kelak akan saya lihat setiap saya membuka mata di pagi hari." Katanya dengan lembut.

Ya Tuhaannnn !!!

Jantungku rasanya berhenti berdetak.

Nafasku serasa berhenti berhembus.

Nyawaku serasa keluar dari ragaku.

Aku berguling-guling di kasur sambil memeluk guling.

Aku berteriak tanpa suara lalu menendang-nendang ke udara !

"Mas sengaja mau bikin saya GR ya?" Tanyaku setelah berhasil mengumpulkan kesadaran.

"Iya." Jawabnya sambil tertawa keras.

"Massssss !!!!!" Teriakku kesal.

"Apa sayang?" Tanyanya.

"Nyebelin !" Kataku sambil menahan senyum.

"Hehehe, ya sudah kamu siap-siap dulu. Nanti hubungi saya kalau kamu sudah siap." Katanya.

Aku menahan tawa.

Ternyata ujung-ujungnya kembali ke 'saya' dan 'kamu'.

"Iya Mas." Jawabku.

Lalu sambungan telpon terputus.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang