10. Pengagum Rahasia

18.1K 1.3K 26
                                    

Vote dan commentnya jangan lupa ya? Makasiihhhh

Happy Reading !!!

----------------

Dia mendekatkan wajahnya padaku. Aku semakin panik. Jantungku semakin berdetak kencang, semoga tidak copot dari tempatnya.

Semakin dekat.

Semakin dekat.

Aku memejamkan mataku.

Ya Tuhan, apakah ini akan menjadi ciuman pertamaku?

---------------------

Sia's POV

"Boooommmm!!!!!"

Aku kaget dan membuka mata. Si iblis tertawa bahagia melihat wajahku yang merah. Sialllll!!!!

"Duh ludah bapak muncrat semua nih! Minggirrrrrr!!!" Teriakku untuk menutupi rasa maluku.

Kutendang tulang keringnya untuk yang kedua kali sebagai pelampiasan kekesalanku.

"Awwww !!! Kamu bener-bener cewek liar ya?" Dia mengomel sambil mengelus kakinya.

"Saya kan memang Tarzan ! Kenapa? Kaget?" Tanyaku dengan mata melotot dan berkacak pinggang.

"Iya saya kaget, kok ada cewek seperti kamu." Dia menatapku dengan tatapan hina.

"Seperti saya? Maksudnya seperti apa ya Pak?" Tanyaku dengan emosi yang semakin berapi-api.

"Ya seperti itu, JELEK, PENDEK, dan LIAARRRR!!!" Jawabnya dengan penuh penekanan pada setiap kata hinaannya.

"Huuuaaaaaaaaaa!!!!" Aku menangis sekeras-kerasnya.

Aku kesal kesal kesaaallllll !!!!!!!!!!!!

"Loh kok kamu tiba-tiba nangis? Kamu nggak kesurupan kan?" Tanyanya sambil mendekat dan memegang lenganku.

"Lepas lepas lepasss!!!" Teriakku sambil menepis tangannya dengan kasar.

Tiba-tiba dia meniup ujung kepalaku.

"Hush hush hush !!! Setan keluarlah dari tubuh wanita ini!" Katanya sambil meniup ujung kepalaku lagi.

"Saya nggak kesurupan pak ! Kalau kesurupan pasti bapak sudah saya cekik dari tadi! Huaaaa!!!" Kataku sambil terus menangis.

"Ow saya kira kamu kerasukan. Terus kenapa kamu nangis?" Tanyanya dengan wajah tanpa dosa.

"Tanya sama cicak sana!" Jawabku dengan nada membentak.

"Di sini nggak ada cicak! Udah jangan nangis lagi. Cup cup cup!" Dia berkata-kata seolah peduli padaku, padahal aku tahu kalau dia sedang menahan tawanya.

"Bentar-bentar saya tahu cara supaya kamu berhenti menangis." Iblis itu segera pergi ke dapur.

Aku masih terus menangis. Aku terlalu lelah untuk menghadapi orang gila sepertinya.

"Nih makan ini ya?" Dia memberikan sekotak es krim stroberi padaku.

"Memang saya anak kecil? Huuaaa!!!" Aku makin kesal.

"Yang suka es krim bukan cuma anak kecil. Udah jangan rewel, makan ini dan jangan nangis lagi." Katanya sambil menyerahkan kotak es krim itu padaku.

"Saya akan berhenti nangis kalau bapak ngelakuin sesuatu buat saya." Pintaku sambil mengusap ingusku dengan pergelangan tangan kananku.

"Kamu jangan ngelunjak ya!" Bentaknya sambil melotot.

"Huuuaaaaaaaa!!!!" Aku menangis sekeras-kerasnya.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang