39. Kencan (3)

11.8K 1.1K 63
                                    

Updateeeee !!!!!!!

Senangnya bisa nulis 2 bab hari ini (Kencan 2 & 3).

Mood lagi benar-benar berpihak padaku.

Itu semua juga berkat dukungan dari kalian semua.

Setelah ini part Kencan akan berakhir.

Tunggu part Kencan (End) ya?

Happy Reading !!!

------------------

Author's POV

"Pak, masih lama?" Tanya gadis itu.

"Sebentar lagi. Kamu sudah bertanya sebanyak lima kali. Apa kamu tidak bisa lebih bersabar? Saya pusing dengar kamu tanya terus dari tadi." Omel Bagas.

"Lha bapak dari tiga puluh menit lalu bilang bentar lagi bentar lagi tapi kita nggak nyampek-nyampek. Jangan-jangan kita kesasar !" Kata gadis itu dengan wajah panik.

"Hahhh !!! Jangan-jangan kita disasarin sama penghuni sekitar sini Pak !" Kata Sia dengan wajah ketakutan.

Sebuah sentilan keras mendarat di kening gadis mungil itu.

"Awwww !!! Sakit Pak !!!" Protes Sia.

"Saya lagi benerin otak kamu !" Kata Bagas dengan wajah kesal.

Sia menendang-nendangkan kakinya dengan sebal.

Tiba-tiba kepalanya dielus dengan lembut oleh orang di sebelahnya.

"Sabar ya? Tujuan kita ada di depan." Kata Bagas dengan nada lembut.

Sia menunduk untuk menyembunyikan rona merah di pipinya.

Tapi tentu saja Bagas tahu perubahan mimik di wajah gadis itu.

Tidak ada satupun dari Sia yang luput dari pandangan Bagas.

Hanya saja gadis itu tidak pernah menyadari hal itu.

"Lihatlah ke sekitarmu Tarzan Cilik." Pinta Bagas.

Sia menurutinya.

Gadis itu mengangkat kepala dan melihat sekitarnya.

Mata gadis itu membulat sempurna melihat pemandangan di sekitarnya.

Sebuah kebun bunga matahari yang luas.

Tentu saja dengan bunga-bunga matahari yang sudah mekar sempurna.

Tentu saja dengan bunga-bunga matahari yang sudah mekar sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaahhhhhhh !!!! Bunga matahari !" Gadis itu berteriak.

Dia membuka jendela dan mengeluarkan separuh tubuhnya untuk menyentuk bunga matahari.

Tentu saja hal itu membuat Bagas panik setengah mati.

Bagas segera menarik lengan Sia agar gadis itu duduk kembali.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang