#1 in Wattpad 11 Mei 2018
#8 in Chicklit 10 Mei 2018
#10 in Chicklit 06 Mei 2018
Ada part yang diprivate, follow author dulu biar bacanya lega.
Author juga biar agak naik daun lah, ngejar si ulat yang udah ada di pucuk-pucuk-pucuk hahaha.
...
"Terus kalau nggak mau kenapa nggak dilepasin dari tadi? Kenapa kamu malah nempel kayak perangko? Ingus kamu nempel semua di kemeja saya !!!" Kata Bagas sambil menunjuk sisi kemejanya yang basah.
"Salah sendiri peluk-peluk saya !" Kata Sia sambil berdiri.
"Mau ke mana kamu?" Tanya Bagas.
"Mau mandi kembang tujuh rupa ! Ada bau iblis di tubuh saya !" Kata Sia sambil berjalan keluar.
"Dasar cewek gengsian dan nggak peka !" Ejek Bagas.
"Tapi saya suka." Kata pria itu sangat pelan.
---------------
Sia's POV
Aku berjalan menuju mobil iblis itu.
"Huuuuhhhhh huh huh, haduh kok aku deg-degan sih? Udah kayak ketemu G-Dragon aja." Kataku sambil memegang dadaku.
"Ini nggak bener. Aku akan ke dokter sepulang kerja." Kataku pada diriku sendiri.
Aku menatap dashboard.
Ada yang aneh.
Sejak kapan ada bunga matahari di mobil iblis ini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru aku mau memegang bunga itu, tiba-tiba si iblis masuk mobil dan meraih bunga matahari itu lalu melemparnya ke belakang.
"Sejak kapan di mobil seorang iblis ada bunga matahari?" Tanyaku padanya.
Dia hanya tersenyum.
"Ngomong-ngomong bunga matahari itu bunga kesukaan saya loh Pak." Kataku padanya.
"Oh ya?" Kata iblis itu dengan nada terkejut yang dibuat-buat.
"Iya Pak." Kataku.
"Sejak kapan?" Tanya iblis itu sambil tersenyum aneh.
"Sejak kapan ya Pak?" Tanyaku bingung.
"Loh kok kamu balik tanya saya? Emangnya saya cenayang?" Tanya iblis itu.
"Bentar bentar. Saya ingat sesuatu Pak." Kataku.
"Apa?" Tanyanya.
"Saya jadi suka bunga matahari semenjak sering ada bunga matahari yang nyasar di depan pintu rumah saya Pak !" Kataku bersemangat setelah berhasil mengingat.
"Bunga matahari nyasar?" Tanya iblis itu bingung.
"Iya Pak. Entah siapa yang naruh bunga matahari di depan pintu rumah saya sejak saya masih kelas 2 SMA. Saya pikir dulu orang salah kirim. Tapi setelah hampir setiap hari ada bunga matahari di depan pintu saya, saya jadi mengambil kesimpulan." Kataku
"Siapa orang katarak yang kagum sama tarzan jelek kayak kamu?" Ejek iblis itu.
"Enak aja ! Di dunia ini cuma Bapak aja yang bilang saya jelek. Pengagum rahasia saya itu pasti orang yang rendah hati dan penuh kasih sayang." Kataku.
"Tahu dari mana kamu? Ketemu juga belum. Bisa aja dia penculik wanita jelek." Hinanya.
"Untuk merasakan ketulusan orang nggak perlu ketemu langsung kok Pak. Lagian kalau memang dia mau menculik saya, nggak mungkin dia mau buang-buang uang buat ngirimin bunga matahari hampir setiap hari selama 3 tahun lebih." Kataku.
Iblis itu hanya diam dan tidak merespon ucapanku.
"Tapi kenapa sekarang dia tidak mengirimi saya bunga matahari lagi ya Pak?" Tanyaku.
"Mana saya tahu? Mungkin dia sudah melupakan kamu." Katanya.
"Nggak mungkin. Pasti Mr.Sun punya alasan kenapa dia tidak mengirim bunga lagi." Kataku
"Mr.Sun?" Tanya iblis itu.
"Hehe, bagus kan Pak nama yang saya kasih buat pengagum rahasia saya?" Tanyaku.
"Norak." Hinanya.
"Biarin. Bodo amat sama pendapat Bapak." Kataku sebal.
Iblis itu tertawa melihat kesebalanku.
"Sejak kapan dia tidak mengirim bunga ke kamu?" Tanya iblis itu.
"Seingat saya sejak orang tua saya meninggal Pak. Sudah lama, makanya saya hampir saja lupa pada kenangan manis dari Mr.Sun." Jawabku.
"Ow." Katanya singkat.
"Saya jadi pingin ketemu sama Mr.Sun." Kataku.
"Memang kalau ketemu mau ngapain?" Tanya si iblis.
"Mau ngucapin terima kasih aja Pak. Sama mau dikirimin bunga lagi, hahaa." Kataku.
"Saya bisa kasih bunga matahari 1 truck buat kamu." Kata iblis.
"Saya maunya dari Mr.Sun bukan dari Mr.Iblis." kataku
"Ow." Katanya singkat.
Kami sama-sama terdiam.
"Kok diem Pak?" Tanyaku.
"Capek ngomong sama cewek nggak peka kayak kamu." Katanya.
"Lhah, saya itu cewek paling peka sejagad raya Pak." Kataku.
"Terserah." Katanya dengan nada sebal.
"Hmmm, dasar laki-laki. Kalian memang sulit dimengerti." Kataku sebal.