44. Penjajakan (1)

14.7K 1K 75
                                    

Updateeee !!!

Dududududu, ada pasangan baruuu 😆

Yang belum bisa baca Bab 43 (Pembuktian End) bisa follow Author dulu karena Bab itu adalah kunci untuk lembaran baru bagi Bagas dan Sia 😍.

Penasaran kan gimana cara Bagas ngungkapin perasaannya? 🤔

Apakah seromantis Romeo ? 🤣

Baca dulu Bab Pembuktian (End) sebelum baca Bab ini.

Kasih yang manis-manis dulu lah 😙

Happy Reading !!!

Nih ada soundtrack romantis buat pemanasan hahaha

-------------------

Author's POV

Kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu masih saling berpelukan.

Si pria mengelus dengan lembut rambut wanitanya.

Sementara si wanita menunduk malu ketika menghirup aroma maskulin dari si pria.

"Pak." Panggil Sia.

"Hmmm." Jawab Bagas.

"Sejak kapan bapak jatuh cinta sama saya?" Tanya Sia sambil mendongak agar dapat menatap wajah tampan kekasihnya.

"Sejak kamu masih bau kencur." Jawab Bagas sambil mengeratkan pelukannya dan sesekali menciumi puncak kepala wanita yang sangat dicintainya itu.

Sia melepaskan pelukan mereka secara tiba-tiba hingga membuat Bagas mengernyit.

"Bapak nyebelin banget sih !" Kata Sia sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Maksudnya?" Tanya Bagas bingung.

"Ya bilang saya bau kencur, kencur itu yang kayak gimana aja saya nggak tau, mana mungkin saya bau kencur !" Omel Sia.

Bagas menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal mendengar perkataan bodoh kekasihnya.

"Sepertinya kamu harus terus di dekat saya." Kata Bagas.

"Kenapa? Bapak nggak bisa jauh-jauh dari saya ya?" Tanya Sia dengan tatapan menggoda.

"Bukan, biar kamu ketularan pintar." Kata Bagas sambil nyengir.

Sia berdecak sebal lantas memukul-mukul lengan kiri Bagas dengan manja.

"Hahhh !!! Kenapa kamu menggemaskan sekali !" Kata Bagas sambil mengepalkan kedua tangannya karena tidak tahan ingin terus memeluk Sia.

"Oh ya? Saya menggemaskan? Seperti ini ?" Tanya Sia sambil meletakkan kedua tangannya di pipi dengan mata yang dibuat seimut mungkin.

"Jangan menggoda saya." Kata Bagas berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang iya iya pada Sia.

"Memang Bapak tergoda?" Tanya Sia geli sambil mencubiti kecil-kecil lengan Bagas dengan pelan.

"Kamu ini memang harus diberi pelajaran." Kata Bagas sambil memberikan seringaian yang membuat Sia meneguk ludahnya.

"Mati aku !" Kata Sia.

Bagas langsung memegang kedua pipi Sia, mendekatkan wajahnya ke wajah Bagas hingga hidung mereka saling bersentuhan.

"Bapak mau ngapain saya?" Tanya Sia gugup.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang