24. Ciuman Pertama

15.7K 1.2K 10
                                    

Updateeee !!!

Happy Reading ! 😘

------------------------

Sia's POV

Aku masih diam menatap setiap gerakan dan nyanyian yang dibawakan olehnya.

Aku memegang tepat di letak jantungku.

Aku bahkan bisa mendengar detak yang sangat cepat itu.

Apa yang salah dengan diriku?

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

Ini tidak benar.

Aku harus segera periksa ke dokter.

"Heh Tarzan !" Kata seseorang sambil mencubit pipiku.

Tentu aku tahu siapa dia.

"Tuh tangan mampirnya makin ke mana-mana aja Pak." Sindirku

"Maksudnya?" Tanya si iblis gila.

"Ya biasanya kan mampirnya cuma di jidat, sekarang pipi mulus saya juga diampirin." Kataku ketus.

"Kan saya tahu kalau kamu kurang belaian dan kasih sayang." Katanya dengan nada menghina.

"Kayak si bapak nggak aja !" Kataku.

Nih orang nggak nyadar ya?

Kedudukan kita itu sama.

Sama-sama jomblo.

Hanya bedanya aku jomblo kronis, sedangkan dia jomblo aja.

"Eits, kalau saya malah sampek nolak-nolak belaian dan kasih sayang. Harga jual saya tinggi, nggak kayak kamu, diobral aja nggak laku-laku." Katanya sombong.

"Hihhhh !!!!" Tanganku sudah bersiap mendarat di kepalanya, tapi dia dengan cepat menggenggam tanganku.

"Udah jangan emosi mulu, ayo pulang." Katanya santai sambil berjalan.

Mau tidak mau aku mengikuti langkahnya.

Aku tidak mungkin berbuat onar di rumah nenek, apalagi ada, ekkkhhhhmmm, calon mertuaku.

"Nenek, mama, kami pulang dulu." Pamit iblis tua kepada mama dan nenek.

"Loh kok udah balik Gas?" Tanya mama.

"Java nggak terlalu suka tempat ramai, dia pingin berduaan." Katanya sambil mengedipkan matanya kepadaku.

Whaaattttttttt !!!!

Nih orang sarap kali yak?

Bener-bener mau bikin malu aku !!!

Aku menatapnya tajam.

Tapi yang dia lakukan selanjutnya membuat jantungku serasa meledak.

Cupppp

Dia mencium pipi kananku tanpa permisi.

Aku hanya bisa melongo dengan tatapan kosong.

Aku sudah tidak mendengar pembicaraan antara mama, nenek, dan iblis sialan itu.

Kesadaranku baru kembali ketika kami sudah berada di dalam mobil.

"Pak, itu barusan Bapak nyium saya?" Tanyaku masih dengan jantung berdetak kencang.

Mukaku sekarang pasti seperti kepiting rebus.

"Hmmm." Jawabnya santai.

"Kyaaaaaaaaaaa !!!!!!!!" Aku berteriak frustasi.

Kujewer telinga iblis itu, kujambak rambutnya, kutarik kemejanya hingga tiga kancingnya lepas.

"Kamu sudah gila ya?!" Protes iblis itu sambil melepaskan diri dari amukanku.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang