19. Sandiwara Cinta

15.5K 1.3K 46
                                        

Updateeee !!!

Makasih buat yang udah baca ceritaku !!!!!!

Nggak nyangka kalau bisa tembus 1000 readers.

Semoga ceritaku bisa menjadi salah satu alasan kalian tertawa (eaakkkk 😆😅)

Vote dan comment kalian selalu aku tunggu.

Happy Reading !!!

------------------

"Nggak apa-apa ma, Bagas kan memang akan menjadi Bapak dari anak-anak kami kelak. Iya kan calon ibunya anak-anakku?" Tanya Bagas sambil memandang Sia dengan tatapan menggoda.

"Uhuk uhuk uhuk !!!"

Kali ini Sia tersedak sendirian.

-----------------------

"Aduh kamu kok kesedak terus nak?" Tanya mama Bagas sambil memberikan segelas air putih untuk Sia.

Sia hanya tersenyum canggung lalu segera meneguk minumannya.

"Kasian sekali calon istriku, apa yang membuat kamu tersedak terus?" Tanya Bagas dengan nada yang dibuat-buat.

"Ahahahaha, mungkin aku terlalu BA-HA-GIA mendengar perkataan kamu yang luarrrrrrrr biasa romantis." Kata Sia sambil melotot pada Bagas.

"Owww, kamu menggemaskan sekali." Kata Bagas sambil mencubit kedua pipi Sia sekeras-kerasnya.

"Kamu juga menggemaskan." Kata Sia sambil menjewer telinga kanan Bagas dengan ganas.

Merasakan telinganya sakit karena jeweran Sia, Bagas pun berbisik di telinga Sia.

"Kamu mau mati ya?" Tanya Bagas dengan tatapan membunuh.

"Saya sudah mati semenjak bertemu Bapak." Jawab Sia santai sambil tersenyum pada mama Bagas.

"Kalian kenapa berbisik-bisik dan ada kata 'mati' sepertinya?" Tanya mama Bagas bingung.

"Iya tante. Kata Mas Bagas, dia cinta mati sama saya."

Sia berkata sambil menyeringai karena berhasil membuat bosnya malu di hadapan mamanya.

"Benar Bagas?" Tanya mama Bagas pada putranya.

"Iya ma. Saya cinta mati sama Java. Kamu juga kan honey?" Tanya Bagas pada Sia.

Sia ingin menggeleng, tapi kepalanya justru menunduk berkali-kali tanpa keinginannya.

Ternyata tangan Bagas yang mengendalikan kepalanya.

Sia menatap Bagas dengan sebal.

"Kalian romantis sekali." Puji mama Bagas.

"Iya tante, Mas Bagas memang orangnya sangaaattt sangaattt sangaaatttt romantis." Puji Sia penuh dusta.

"Makasih honey. Tapi sejak kapan kamu manggil saya Mas Bagas ya?" Tanya Bagas sambil mengacak rambut Sia dengan kasar.

"Ahahahaha, sejak kapan ya? Mungkin sejak hari ini? Apa aku harus memanggil kamu dengan nama yang lain? Iblis mungkin?" Tanya Sia.

"Hahahahahaha, hanya seorang tarzan yang akan memanggilku iblis. Tapi kamu kan calon istriku yang manis dan sabaarrrrrrrr." Kata Bagas.

"Hahahahaahahahahahahahaha !!!"

Mereka berdua tertawa bersama, tapi sambil memberikan tatapan membunuh satu sama lain.

Mama Bagas hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua yang dalam pandangannya merupakan adegan romantis.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang