Aisya mendekap kedua tangannya, ia menunggu Dion didepan kamar pria itu, ia benar-benar merasa kesal pada pria itu bagaimana bisa Dion menyuruhnya ke kamar tanpa sedikit pun mengizinkannya mendengar pembicaraan lebih lanjut tentang perjodohan itu.Sialan.
Aisya mengusap dadanya pelan sejak tadi siang entah sudah berapa banyak umpatan yang sudah ia lontarkan, benar-benar gila memang dalam satu hari begitu banyak perubahan yang terjadi pada dirinya.
"Kita akan bicara setelah Ais ke kamar."
Aisya menghentikan langkahnya ketika mendengar Dion mengusirnya secara halus."Aisya tidak sanggup bergadang apalagi besok dia kuliah pagi."lanjut Dion lagi.
Aisya mendengus tanpa membalikkan badannya,meskipun ia ingin sekali menghampiri Dion lalu menjambak rambut tebal pria itu dengan kuat supaya otaknya kembali ke tempat semula.
Tidak bisa bergadang pantatku!
Umpat Aisya sambil berlalu dari ruang keluarganya tadi, ia ingin sekali berteriak didepan Dion bahwa ia cukup 'sehat' untuk bisa bergadang bersama mereka malam ini, memangnya apa yang akan mereka bahas? Toh cuma mendengar jawaban Dion saja apa pria itu setuju atau menolak pertunangan yang direncanakan Ibu mereka, hanya itu saja kan? Lalu dimana letak ia tidak sanggup begadang? Memang berapa usia Aisya sekarang? 5 tahun?
Aisya kembali mendengus jijik sebelum berjongkok didepan pintu kamar Dion, Aisya menenggelamkan wajahnya dikedua lututnya, berkali-kali terdengar helaan nafas lelahnya disana. Aisya masih sangat bingung dengan semua ini dan malam ini ia akan menyelesaikan semuanya setidaknya masalahnya dengan Dion benar-benar selesai sampai keakarnya.
Setidaknya ia tahu kenapa Dion berubah dalam hitungan jam seperti ini? Dan yang lebih gila lagi semua perubahan itu terjadi dalam satu hari termasuk sikap Umi kepadanya dan kedatangan setan kecil beserta keluarganya itu.
"Dasar pria bodoh!"Maki Aisya sambil mengeratkan kedua tangan dilututnya.
"Sialan!"
"Bagaiamana bisa kau berubah seperti ini dalam waktu satu hari bang?"Aisya berbicara tanpa mengangkat wajahnya.
Aisya semakin jengkel saat kembali mengingat bagaimana Dion mengusirnya tadi hingga ia kembali mengumpat kasar,
"Berengsek!"Tanpa Aisya sadari tepat didepannya, berdiri seorang pria yang barusaja dimaki olehnya,
"Baru tahu kalau kamu pandai mengumpat!"Seketika Aisya mendongakkan wajahnya matanya membulat sempurna saat melihat Dion berdiri tegap didepannya, dengan cepat Aisya berdiri menatap tepat pada mata Dion. Ia mengabaikan keterkejutannya tadi, sekarang ia harus berani mempertanyakan semuanya pada Dion.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini?"Tanya Aisya dingin.
Dion menatap Aisya tanpa ekspresi sungguh tatapan itu semakin membuat Aisya yakin bahwa dirinya tak cukup berarti untuk pria ini, bahkan tak cukup berarti sebagai seorang adik, Aisya tersenyum miris.
"Buang jauh-jauh perasaanmu padaku!"
Aisya kembali tersentak, seumur hidupnya Aisya belum pernah mendengarkan Dion berbicara sedingin ini padanya,
"Memangnya ada apa dengan perasaan ku?"Aisya berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya.Ia tidak akan menangis Aisya akan melihat seberapa jauh Dion sanggup menyakitinya, jika Dion bisa menyakitinya begitu dalam maka ia juga akan memperlihatkan pada pria ini seberapa besar ia sanggup memberikan rasa Cinta pada pria ini.
Tidak selamanya rasa sakit dibalas sakit bukan? Jika memang iya maka saat ini Aisya akan membuat pengecualian ia akan membalas semua rasa sakit yang ia rasakan dengan sejuta cinta yang ia miliki.
![](https://img.wattpad.com/cover/133572767-288-k948644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance(CERITA INI PRIVATE FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, THANKS) Aisya anak tunggal Ali dan Prilly, gadis cantik nan ceria. Gadis yang dibesarkan dengan limpahan Kasih sayang kedua orangtuanya harus merasakan sakitnya jatuh cinta bahkan untuk pertama kali d...