"Aku apa?"Aisya mengutarakan kebingungannya, Dion tersenyum sambil mengusap pelan pipi bulat Aisya begitu lembut tanpa menjawab pertanyaan Aisya Dion kembali memanggut bibir Aisya dan keduanya kembali larut dalam cumbuan panas.
"Engh!"
Aisya melenguh pelan ketika bibir Dion dengan nakal mulai menyusuri leher dan bahunya, tangan Dion dengan lincah menyingkirkan rambut Aisya yang menghalangi kegiatannya. Aisya menggigit bibirnya ketika cumbuan Dion semakin intens pada tubuhnya.
"Abang!"
Dion masih melanjutkan kegiatan 'menyenangkan' sepertinya akan menjadi kegiatan favorit Dion untuk kedepannya. Aisya mengerang lagi ketika lidah dan bibir Dion mulai berpindah ke bawah dagu terus berlanjut menuju bagian leher lainnya yang belum dijamah oleh Dion.
Aisya memeluk erat tubuh Dion yang melingkupi tubuhnya dengan sempurna, Aisya meremas rambut Dion dengan kuat bentuk pelampiasan dari rasa nikmat dan juga frustasi yang dirasakan olehnya dalam waktu bersamaan.
Aisya merasa tubuhnya semakin panas dan ia menginginkan lebih dari perlakuan Dion padanya sekarang, Aisya mengerti dengan kemauan hatinya, Oh ayolah dia bukan lagi gadis belia malu-malu yang tidak tahu apa-apa. Dia tahu bahkan sangat tahu semuanya. Termasuk bagian paling intim yang sangat diinginkan olehnya saat ini.
"Bang!"
Aisya kembali memanggil nama Dion dengan serak tangannya yang sedari tadi meremas rambut Dion beralih menuju punggung dan pinggang tanpa bisa di tahan tangan Aisya memegang ujung baju kaos yang dikenakan oleh Dion lalu menariknya ke atas. Dion mengerti kemauan Aisya dengan cepat menjauh dari leher Aisya lalu membantu Aisya menarik lepas kaos yang dikenakan olehnya.
Seketika Aisya terbius dengan pemandangan didepannya, ia memang tahu kalau bentuk tubuh Dion benar-benar manly namun ia tidak pernah membayangkan akan bisa melihatnya secara langsung tanpa ditutupi apapun.
Aisya mengangkat tangannya lalu menyentuh bagian depan tubuh Dion dengan sangat hati-hati menunjukkan bahwa Dion memang sangat berharga untuknya. Tanpa Aisya sadari akibat dari sentuhan darinya membuat Dion memejamkan matanya erat menahan gejolak gairah yang semakin membubung tinggi dalam darinya.
Dion tidak dapat menahan diri lagi ketika sentuhan Aisya semakin intens dan mulai merambat menuju perut dan bagian bawah tubuhnya, kembali Dion membungkam bibir Aisya dengan ciuman lebih dahsyat lagi hingga lenguhan Aisya semakin terdengar ketika tangannya dengan nakal mulai bertengger diatas dada berisi Aisya.
"Oww!" Aisya memekik kesakitan ketika tangan Dion meremas dadanya lumayan kuat.
Dion tersentak dengan cepat ia bangun dari tubuh Aisya, Dion menatap Aisya yang terlentang diatas kasurnya dengan kondisi berantakan,Dion meremas rambutnya sambil mengumpat kasar.
"Shit!"
Aisya membuka matanya ketika mendengar umpatan Dion lalu menatap Dion sendu, Dion sendiri segera beranjak dari sisi Aisya dengan langkah cepat ia berjalan memasuki kamar mandi lalu menutup pintu kamar mandi dengan kencang hingga terdengar dentuman lumayan keras.
Aisya masih menatap kosong pintu kamar mandi tempat Dion 'bersembunyi' darinya, apa pria itu menyesali perbuatan mereka? Lalu kenapa Dion memulai jika akhirnya pria itu bersikap begini padanya? Bukankah Dion tadi mengatakan 'cinta'? Tapi sekarang kenapa ia diperlakukan seperti wanita murahan begini?
Aisya berusaha bangkit dari ranjang Dion dengan kondisi yang sangat berantakan, rambut kusut dengan kiss mark dileher dan bahunya akibat perbuatan Dion tadi. Aisya menitikkan air mata, perlakuan Dion saat ini sungguh seribu kali lebih sakit dari pada penolakan yang selama ini Dion lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance(CERITA INI PRIVATE FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, THANKS) Aisya anak tunggal Ali dan Prilly, gadis cantik nan ceria. Gadis yang dibesarkan dengan limpahan Kasih sayang kedua orangtuanya harus merasakan sakitnya jatuh cinta bahkan untuk pertama kali d...