FL-31

2.7K 223 17
                                    


"Bang bangun!"

"Abang nggak ke kantor hari ini?"

Aisya terus bertanya sambil menyibak gorden di dalam kamar Dion, sedangkan pria itu semakin menenggelamkan dirinya ke bawah selimut yang masih membungkus tubuhnya.

Aisya berdecak sebal berkacak pinggang sambil mendekati ranjang Dion, "Bangun Abang!"teriaknya berusaha menarik selimut yang juga dipegang erat oleh Dion.

Aisya sedikit kewalahan melawan Dion namun ia tetap berusaha menarik selimut itu dengan sekuat tenaga namun sialnya ketika Dion melepaskan pegangannya pada selimut hingga membuat Aisya terpental ke lantai kamar Dion.

"Aduh!"Aisya meringis kesakitan sambil mengusap bokongnya yang sakit.

Dion belum membuka matanya namun senyum geli di wajah nya cukup menandakan pria itu sudah bangun namun masih setia memejamkan matanya bahkan ia sama tidak terganggu dengan teriakan Aisya karena ulah keisengannya tadi.

"Bangun nggak! Iihh bangun! Cepatan bangun! Abang!!" Aisya meraung sambil memukul Dion secara brutal.

"Aww! Ampun! Iya iya ini udah bangun. Ampun sayang."mohon Dion disela melindungi dirinya dari amukan Aisya.

Aisya semakin brutal memukul Dion melampiaskan kekesalan karena keisengan Dion tadi, bokongnya benar-benar sakit dan semua itu gara-gara pria yang sialannya sungguh tampan ini.

Aisya berhenti dengan nafas terengah-engah melihat itu Dion menjauhkan tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk melindungi kepalanya, "Capek?"tanyanya ketika melihat Aisya yang duduk bersila diatas ranjangnya dengan nafas terengah-engah.

Aisya mengangguk melihat itu seketika senyuman terbit diwajah Dion perlahan Dion membuka kedua lengannya dan Aisya segera melemparkan dirinya kedalam dekapan Dion. Keduanya berpelukan diatas ranjang, Aisya membenamkan wajahnya di dada telanjang Dion sedangkan Dion menyandarkan dagunya diatas kepala Aisya.

Lama keduanya berada dalam posisi seperti itu tanpa melepaskan pelukannya Dion bersuara, "Kemarin siang Angelica ke kantor."Dion bisa merasakan tubuh Aisya yang menegang, "Tenang saja tidak ada yang terjadi di antara kami."

Aisya memejamkan matanya, perasaannya menyatakan Angelica adalah sandungan besar untuk keharmonisan hubungan mereka, wanita itu benar-benar licik dan Aisya sangat membencinya.

"Lalu apa yang dilakukan wanita itu di kantor?"Tanya Aisya sambil mendongakkan kepalanya menatap Dion.

Dion menundukkan kepalanya tersenyum lembut sambil merapikan rambut Aisya yang mencuat dari kucirannya, "Entahlah, hanya wanita itu yang tahu apa yang sebenarnya sedang di rencanakan olehnya."sahut Dion seadanya.

Aisya tidak puas dengan jawaban Dion kembali bertanya, "Sampai kapan wanita itu berada disekitar kita?"

Dion mengedikkan bahunya, ia bisa melihat dengan jelas kekhawatiran Aisya hingga akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk memberitahu Aisya bahwa Angelica datang karena wanita itu mencintai dirinya.
"Biarkan saja dia! Toh apapun yang dilakukan olehnya sama sekali tidak berpengaruh pada cinta kita."Ucap Dion meyakin Aisya.

Aisya tersenyum sekilas sebelum kembali menelusupkan wajahnya pada dada Dion, entah kenapa ia tidak mempercayai perkataan Dion barusan, hatinya meyakini hal lain yaitu kehancuran hubungan mereka oleh wanita itu.

Tidak!

Tidak!

Aisya menggelengkan kepalanya tanpa sadar, Dion mengeratkan rengkuhannya, "Semua akan baik-baik saja, percayalah."bisiknya lembut.

"Bang makan dulu nanti baru Abang pelototin benda itu lagi!"

Dion terkekeh geli namun tak urung tetap mematuhi perkataan Aisya, setelah berpelukan hingga berakhir ketiduran bersama di atas ranjang Dion tadi. Aisya mengamuk padanya, bagaimana tidak keduanya terbangun tepat ketika jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang