FL-15

1.9K 199 5
                                    


"Brengsek!"

Umpat Aisya entah sudah keberapa kalinya, ia benar-benar kesal hari ini bahkan dia mengawali paginya dengan umpatan dan sekarang ia kembali mengumpat semua itu tentu saja karena Misha, si setan kecil.

"Sabar kali Ais, itu juga baru babak awal." Diana memberi semangat pada Aisya.

Aisya mendengus sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa ia memejamkan matanya kuat-kuat, kilasan demi kilasan kisah hidupnya semenjak kehadiran Misha setan kecil itu terputar rapi didalam kepalanya, Misha yang hampir satu bulan ini tinggal dirumahnya, setan kecil itu benar-benar pandai dalam mencari perhatian bahkan ia bersikap begitu baik pada Aisya didepan keluarga Aisya dan yang lebih sialnya lagi kedua orang tuanya mulai termakan tipu muslihat Misha. Sedangkan Dion? Entahlah ia tidak terlalu pandai membaca ekspresi wajah pria itu. Dion sangat pandai berakting, termasuk masalah hatinya. Mungkin.

Hari ini setan kecil itu mulai membuat ulah lagi, Misha sengaja membuat Aisya terlihat begitu jahat padanya, "Aku tulus minta maaf padamu Aisya, maafkan aku atas semua sikap kekanak-kanakanku selama ini."Ujar Misha padanya tadi pagi dan Aisya tahu itu hanya dari sebagian akting wanita ular ini.

Aisya diam tidak menggubrisnya bahkan dengan santainya ia melanjutkan sarapan namun teguran dari Prilly membuatnya kembali kesal namun ia tidak membantah karena ia tidak ingin hubungannya dengan Prilly kembali memburuk, apalagi Aisya cukup menderita karena hubungannya dengan Prilly yang sempat merenggang beberapa waktu lalu karena setan kecil ini.

"Duduk! Makanlah Misha aku benar-benar sedang tidak ingin membuat keributan sekarang."Ungkap Aisya terlihat jelas ia sedang memaksakan senyumannya.

"Misha sudah minta maaf dek, tidak baik kita mendendam lebih baik saling memaafkan dan hidup kita akan damai."

Tanpa sadar Aisya membanting sendok dan garpunya hingga terdengar bunyi dentingan cukup keras, nafas Aisya terlihat naik-turun dengan cepat pertanda ia sedang berusaha setengah mati untuk meredamkan emosinya, ia benar-benar tidak habis fikir dengan kebaikan Uminya, apa selama ini Uminya tidak melihat bagaimana sikap Misha padanya dan ia tidak akan begitu mudah percaya pada sandiwara yang sedang dimainkan oleh setan kecil itu.

Bahkan sekarang setelah beberapa menit lalu Misha meminta maaf padanya dengan suara lemah lembut seperti orang yang paling tersakiti disini tapi lihat sekarang! Setan kecil itu kembali menunjukkan belangnya, Misha menyeringai senang melihat Aisya yang terpojok disini memangnya selama ini yang selalu mengganggu dirinya siapa? Tentu saja setan kecil itu. Lalu sekarang kenapa malah Aisya yang terlihat menjadi sosok jahat dalam drama ini?

Pintar sekali rupanya si setan kecil ini memainkan perannya dan membalikkan keadaan. Sialan.

Aisya menutup mata lalu menghembuskan nafasnya, biarlah kali ini ia yang mengalah dan Aisya berjanji akan membalas semua perbuatan Misha padanya, terutama dengan kehadiran gadis ular itu ditengah hubungannya dengan Dion yang semakin jauh saja dan dengan pandainya gadis itu memanfaatkan keadaan yang ada. Benar-benar setan kecil.

Baiklah, ayok! Aisya akan ikuti permainan licik ini dan kita lihat siapa yang pada akhirnya akan termakan oleh permainannya sendiri. Tentu saja setan kecil Misha itu.

Aisya tersenyum begitu lembut sambil menatap Misha yang mulai mengerutkan dahinya melihat perubahan Aisya yang begitu tiba-tiba juga Ali,Prilly dan Dion yang sejak tadi menyaksikan drama itu.

"Baiklah, Ayo berbaikan sepertinya mempunyai adik sejenis ini juga tampaknya menyenangkan."Aisya bersuara begitu lembut seolah ia memang sangat menyukai Misha namun tekanan pada kata diakhir kalimatnya terasa 'sedikit' menyeramkan.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang