FL-57

1.3K 132 2
                                    


"Diana!!"

Aisya segera memeluk sahabatnya itu, Diana terlihat kacau tidak ada lagi raut jutek plus cuek khas sahabatnya itu sekarang dihadapannya saat ini hanya ada gadis cantik dengan mata sayu setengah kosong memandang kearahnya.

"Kenapa Na? Cerita sama gue apa yang ngebuat lo sampe kacau kayak gini?"Aisya bertanya selepas memeluk Diana.

"Pesan dulu gih! Gue udah ngabisin 2 gelas jus sejak tadi."jelas Diana sambil menunjuk 2 gelas kosong dihadapan mereka saat ini.

Aisya merasa tersindir meskipun Diana tidak menyindir sama sekali, "Kejebak macet gue Na."Jelas Aisya tanpa disuruh Diana hanya mengangguk saja jika biasanya dia akan mengomel habis-habisan namun saat ini moodnya sedang tidak baik jadi ia memilih diam saja.

Aisya memanggil pelayan lalu menyebutkan pesanannya setelah mencatat pelayan itu berlalu kembali fokus Aisya pada Diana. "Leo apain lo?"tembak Aisya tanpa menunggu Diana bercerita.

Diana menghela nafas pandangannya terlempar jauh kearah jalanan yang semakin padat meskipun belum jam makan siang, "Dia nidurin gue."

Aisya membulatkan matanya, mulutnya terbuka lebar bahkan gadis itu menahan nafas tanpa sadar, Diana apa? Leo apa? Tidur? Meniduri?

Aisya ingin sekali tidak memahami maksud meniduri itu tapi ia tidak bisa, Demi Tuhan bagaimana bisa semua ini menimpa sahabatnya.

Diana tersenyum kecut, "Gue nggak apa-apa semua terjadi begitu saja lagian kami sama-sama tidak sadar."

Bohong!

Diana menekan rasa sakitnya kuat-kuat, ia sadar bahkan sangat sadar kala pria itu merenggut sesuatu yang begitu berharga untuknya sebagai seorang wanita.

"Jangan bohong sama gue! Gue tahu lo. Lo nggak mungkin mabuk bahkan nyentuh minuman haram itu saja tidak pernah."bantah Aisya yang dibalas senyuman kecil Diana.

Diana menghela nafas mengusir rasa sesak didadanya yang timbul entah karena apa. Ia berusaha sesantai mungkin didepan sahabatnya itu.

"Yaudahlah. Udah terjadi juga lagian itu enak banget."Diana mulai berkelakar dengan kerlingan mata nakalnya.

Aisya kembali membulatkan matanya, "Mesum!!"

Diana terbahak, gadis itu tertawa penuh keceriaan berusaha menutup semua kesakitan dan juga ketakutan hatinya. Entah bagaimana awal mulanya ia bisa berakhir diranjang yang sama dengan Leo, pria yang sangat mencintai Aisya sahabatnya itu.

Diana tidak bisa menutupi bagaimana sakitnya ketika pria itu mengerang menyebutkan nama Aisya disela pelepasan hasratnya diatas tubuh Diana.

Walaupun Diana sangat membenci pria sok kaya itu tapi sebagai wanita ia tetap merasa sakit dan sedikit kecewa ketika pria yang baru saja menidurinya menyebutkan nama wanita lain. Tapi Diana tidak bisa berbuat apa-apa bahkan setelah semua kejadian itu ia berusaha sebisa mungkin menghindari Leo.

"Lalu maksudmu dijebak itu apa?"Aisya memutuskan hayalan Diana.

Diana mengedikkan bahunya, "Mungkin ngejebak takdir gue agar bisa hidup sama dia kali."sahut Diana acuh.

Aisya mengernyitkan dahinya tak mengerti, "Lalu hubungan sama gue apa Na? Lo jelasin yang benar dong biar nggak bingung gue."Aisya geregetan sendiri dengan sikap santai Diana.

Tadi ditelfon gadis itu terdengar begitu frustasi tapi sekarang gadis itu terlihat sangat santai bahkan masih bisa tersenyum manis seperti biasanya, meskipun Aisya menyadari raut judes gadis itu semakin bertambah saja.

Aisya benar-benar memuji kecantikan Diana, meskipun wajah gadis itu terlihat jutek dan judes namun kecantikan Diana benar-benar mampu menyihir pria manapun bahkan Aisya sendiri begitu mengagumi kecantikan Diana sejak mereka bersahabat beberapa tahun lalu tepatnya ketika mereka menempuh pendidikan dijurusan yang sama.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang