FL-13

1.9K 210 6
                                    


"Sayang makan gih Umi sudah siapkan nasi goreng hati spesial untuk putri cantik Umi."Prilly memeluk erat putrinya.

Aisya bergelung manja dalam pelukan Uminya, setelah mengunjungi Dion dikantor tadi siang, Aisya memilih menghabiskan waktunya ditaman yang tak jauh dari kantor milik Abinya, ia menghabiskan 5 bungkus es cream sambil duduk diatas ayunan yang terdapat di Taman.

Ia merenungi nasibnya sekaligus mengisi tenaga agar ia kembali bersemat melanjutkan perjuangannya untuk mendapatkan hati Dion. Setelah hari beranjak sore Aisya baru meninggalkan Taman menuju kerumahnya, fisiknya sudah sangat lelah belum lagi hatinya. Hingga sampai dirumah Aisya memilih tidur hingga terbangun ketika Umi membangunkannya untuk makan malam.

"Malam kok sarapan nasi goreng mi."tanya Aisya tanpa melepaskan pelukannya pada Prilly.

"Tadi Misha pengen makan nasi goreng buatan Umi jadi sekalian Umi masakin buat kamu sayang."

Aisya melepaskan pelukannya seketika ia menatap Uminya tak percaya, "Jadi Umi masaknya bukan khusus buat Ais?"

Prilly mengerutkan dahinya ia sedikit heran dengan reaksi Aisya, "Maksud Ais apa sih nak?"

"Umi sebenarnya masak buat setan kecil itu cuma karena nggak enak sekalian umi sisihkan buat Ais begitu?"Vonis Aisya tak terima.

Karena kekesalannya pada Misha Aisya bahkan lupa kalau ia sedang berbicara dengan Uminya wanita yang sangat dicintai Aisya,
"Umi beneran nggak ngerti dengan reaksi kamu."Prilly semakin heran dengan putrinya.

Aisya menyibakkan selimut lalu beranjak dari kasur tapi cekalan ditangannya membuat langkahnya terhenti, "Kamu kenapa sih nak? Jujur sama Umi sebenarnya ada apa jangan kayak gini kamu buat Umi bingung."pinta Prilly baik-baik. Ia sangat mengerti watak putrinya jika semakin ditekan Aisya akan semakin berontak.

Aisya menghembuskan nafasnya sebelum kembali memeluk Uminya, "Maafin Ais Mi, maafin Ais."gumamnya berkali-kali.

Prilly memeluk erat putrinya, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan Aisya, putrinya tidak pernah bersikap sekeras tadi didepannya, Aisya putrinya yang ceria dan manja bukan seorang pemarah.

"Tidak apa-apa sayang, kamu hanya perlu cerita sama Umi sebenarnya ada apa."

Aisya melepaskan pelukannya, "Tidak ada Mi, Ais hanya stres mikirin kuliah."Kilah Aisya sambil tersenyum namun Prilly bisa melihat jelas putrinya sedang menyimpan sesuatu yang tidak mau dibagi dengannya.

Prilly tersenyum lalu mengecup lembut kening Aisya, ia tidak akan memaksa karna ia tahu Aisya akan dengan sendirinya menceritakan permasalahan yang dialaminya, ia hanya perlu menunggu kapan waktu itu tiba.

"Mandi gih!Umi tunggu di bawah."

Aisya mengangguk ia tersenyum melepaskan Uminya yang beranjak keluar dari kamarnya, sebelum Prilly benar-benar membuka pintu kamar Aisya suara Aisya kembali menghentikan gerakannya,
"Umi yakin Misha cocok untuk menjadi istri bang Dion?"

Prilly tersenyum ia merasa ada yang aneh dengan kedua anaknya belakangan ini entah itu memang benar atau hanya perasaannya saja,
"Semua keputusan ada ditangan Abangmu nak, Umi hanya bisa mendukungnya kalau pendapat Umi sendiri Misha cocok dengan bang Dion tapi semua balik lagi ke Abang Dion sendiri karena yang menjalankannya nanti bang Dion bukan Umi."jawab Prilly sambil tersenyum.

"Terus kenapa kemarin Umi ngebet banget pengen jodohin Abang sama setan kecil itu."ketus Aisya, ia pasti akan kesal sendiri jika mengingat kelakuan Misha.

"Hush! Nggak boleh begitu sayang nanti didengar sama orangnya jadi nggak enak."Peringat Prilly pada putrinya.

Aisya memanyunkan bibirnya, "Lagian ngapain juga mereka lama-lama disini Umi? Ais nggak suka terlebih sama Misha."si setan kecil lanjut Aisya dalam hati.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang