Aisya terlihat telaten membantu memasangkan dasi dileher Dion, Dion dan Aisya sudah mulai terbiasa dengan kedekatan mereka tentu dalam konteks wajar.
"Harus banget pagi begini ke kantornya ya sayang?"Tanya Aisya ketika ia sudah selesai dengan pekerjaannya.
Dion tersenyum, mungkin Aisya-nya sudah terbiasa selama seminggu ini menghabiskan pagi mereka dengan bercanda didapur atau sekedar saling menggoda diatas ranjang. Dion dan Aisya memang tidur terpisah namun ketika pagi hampir datang entah Dion atau Aisya mereka akan menyambangi ke kamar masing-masing.
Biasanya memang Dion yang lebih sering menyambangi Aisya karena ia lebih dahulu bangun dan selanjutnya ia dan Aisya akan bergelung bersama menunggu sinar matahari menerobos masuk lewat jendela atau ventilasi baru mereka akan bangun memasak bersama meskipun sebenarnya Dion yang memasak Aisya hanya bertugas membantu atau menganggu kekasihnya itu.
Dan pagi ini Dion terpaksa harus melewati rutinitas mereka itu karena jadwal meetingnya, jika bukan karena proyek yang sudah di targetkan Dion sejak dulu, pria itu pasti akan memilih mewakilkan nya saja dan ia akan menghabiskan bersama gadis pujaannya."Maaf ya sayang."sesal Dion tangannya mengusap pelan rambut panjang Aisya.
Aisya memanyunkan bibirnya sebentar sebelum mengangguk lemah, padahal hari ini ia berniat untuk mengambil alih tugas rutin Dion, benar ia berniat memasak untuk Dion tentu saja pria itu akan disuruh duduk manis diatas kursi sambil menopang dagu dan terus memperhatikannya seperti cerita manis dalam novel yang pernah dibaca olehnya.
Jika dulu mungkin ia tidak terlalu memikirkan hal manis seperti itu toh ia sendiri tapi sekarang semenjak memiliki Dion ia sering berkhayal melakukan hal-hal manis dan romantis seperti memasak misalnya. Dan Aisya sudah berusaha mati-matian mengingat semua cara memasak setelah beberapa hari ia pelajari melalui internet.
Sepertinya usaha Aisya berakhir sia-sia.
Dion terus memperhatikan raut wajah kekasihnya itu, Aisya memang mengangguk namun kekecewaan jelas terlihat diwajah cantik itu. Melihat itu semua Dion segera membawa kekasihnya ke dalam pelukan memeluk Aisya begitu hangat,
"Meetingnya nggak lama kok sebelum makan siang Abang sudah dirumah."Aisya mengangguk sambil mengeratkan lengannya di pinggang Dion, "Eum."gumamnya tanpa minat.
"Udah dong jangan cemberut terus."
Aisya menghela nafas sebelum melepaskan pelukannya lalu tersenyum manis pada Dion, mau tidak mau Dion ikut tersenyum melihat senyuman manis Aisya.
"Cantik."
Aisya merona dan Dion semangat memuja kekasihnya itu, "Dikasih makan apa sih kamu sama Umi? Kok bisa kamu cantik begini kalau dilihat terus bikin nagis tau nggak."
Aisya tertawa, "Garing deh gombalannya."Ucap Aisya namun tetap saja wajahnya merona.
"Sumpah."Dion mengangkat dua jari menyatakan dia bersungguh-sungguh.
Aisya kembali tertawa ketika melihat wajah Dion yang begitu polos padahal pria ini lumayan mesum meskipun masih dalam konteks wajah seperti pagi tadi bisa-bisanya pria ini meminta jatah morning kiss sampai ia megap-megap karena kehabisan nafas. Meskipun ia sendiri merasa nyaman-nyaman saja dengan keintiman hubungan mereka.
Apalagi ketika Dion berada diatas tubuhnya, mungkin awal jadian minggu lalu ia masih gemetaran namun perlahan ia mulai terbiasa dengan keintiman yang diberikan Dion, meskipun tetap saja ia masih belum siap jika menjurus ke hal lebih dari itu misalnya "tidur bareng" atau 'berbagi ranjang'. Aisya belum siap untuk itu semua. Meskipun ketika Dion mulai 'menyentuh' dirinya sesuatu yang panas didalam tubuhnya memang selalu meminta sesuatu yang lebih.

KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance(CERITA INI PRIVATE FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, THANKS) Aisya anak tunggal Ali dan Prilly, gadis cantik nan ceria. Gadis yang dibesarkan dengan limpahan Kasih sayang kedua orangtuanya harus merasakan sakitnya jatuh cinta bahkan untuk pertama kali d...