FL-51

1.3K 153 10
                                    


"Lo begok atau gimana sih Aisya?!!"

Aisya memejamkan matanya, "Ya gue ke bawa suasana mesranya gimana dong?"bantah Aisya tak terima dikatai begok oleh Diana.

Diana menghempaskan tubuhnya keatas ranjang miliknya, saat ini Aisya sedang berada di apartemen Diana, ia menceritakan semuanya pada Diana termasuk suasana intim dan hot nya cumbuan Dion semalam.

"Ya kali lo kebawa suasana sampe ngajak nikah! Mikir nggak sih si Dion bakal pasti ketakutan sama lo."

Aisya berdecih, "Ketakutan apanya! Orang dia jelas-jelas nolak gue."

Diana menoyor pelan kepala Aisya hingga Aisya menjerit tak terima, "Biar begok lo hilang."kilah Diana sebelum kembali menatap Aisya dengan serius.

"Dengerin gue nyet, lo sama Dion nikah bukan perkara gampang apalagi masyarakat umum tahunya lo dan Dion saudaraan, Adek Abang gimana ceritanya lo tiba-tiba nikah sama Dion?"

Aisya mengerutkan dahinya, mata bulatnya mengerjap perlahan-lahan, benar juga? Bagaimana tanggapan masyarakat jika tahu pewaris Wijaya Group menikahi saudaranya sendiri? Caci maki dan hujatan pasti akan mereka layangkan padanya dan Dion dan secara otomatis saham wijaya group akan merosot lama-lama Wijaya Group benar-benar bisa gulung tikar. Ya Tuhan Aisya..

Begok!

Tanpa sadar Aisya mengetuk kepalanya berulang kali, Diana hanya diam memperhatikan sahabatnya itu, "Sadarkan lo!"Decih Diana yang membuat Aisya merengut.

Aisya menelan ludah susah payah, "Na."Panggilnya yang dibalas dehemen oleh Diana.

"Gue udah ngelakuin hal lain yang nggak kalah begok dari ini."cicit Aisya tanpa berani menatap Diana.

Diana kembali memusatkan perhatiannya pada Aisya yang terlihat begitu gugup. "Maksud lo?"

Aisya memberanikan diri menatap Diana, "Gue.. Gue mecat Mas Dion dari jabatannya sebagai Direktur."

"APA??!!!"

Aisya memejamkan matanya saat mendengar teriakan Diana yang begitu memekakkan telinga, "Terus gue kasih jabatan baru buat dia."sambung Aisya pelan.

"Jabatan apa?"Diana berusaha meredam amarah yang siap dilampiaskan pada Aisya.

Aisya menelan ludah susah payah menatap Diana takut-takut sebelum kembali bersuara, "OB."cicit Aisya dengan suara begitu lirih.

Diana kembali menganga sedangkan Aisya sudah memejamkan matanya bersiap menerima amukan sahabatnya ini,

"DOUBLE APA???!!!"

*******

Aisya menyetir sambil melamun, reka ulang adegan-adegan demi adegan perangnya bersama Dion terputar dimemori otaknya, ia mulai menyadari bahwa sebenarnya disini ia juga salah.

Aisya menghentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Jazz putih miliknya berbaur dengan puluhan mobil yang juga berhenti ketika lampu merah. Jalanan mulai terlihat padat ketika waktu mulai menunjukkan pukul 5 sore. Setelah berdiam diri menerima amukan dan berbagai nasihat dari Diana seharian ini akhirnya Aisya memilih pulang.

Dan selama perjalanan pulang pikirannya tak pernah lepas dari sosok Dion. Aisya membenturkan kepalanya pada setir mobilnya, kenapa ia bisa begitu bodoh dan jahat seperti ini? Kenapa ia tidak memaksa Dion untuk menjelaskan semuanya? Lalu kenapa ia malah selalu mengedepankan sisi egoisnya daripada hati nuraninya?

"Lama-lama gue bantu juga tuh setan kecil buat dapatin Mas Dion-nya lo."Damprat Diana sambil berkacak pinggang didepan Aisya yang tertunduk bersalah.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang