FL-56

1.4K 143 13
                                    

Diana duduk termenung sambil menatap jalanan didepannya yang terlihat begitu ramai. Diana tersenyum miris, kenapa jalanan saja bisa seramai dan sepadat itu tapi kenapa hidupnya tidak? Ia selalu kesepian. Dulu, sebelum orang kedua orangtua nya memilih berpisah hidupnya benar-benar bahagia.

"Papa hari ini Nana dapat nilai ulangan sempurna."Cerita Nana, kala itu ia menjadi satu-satunya murid yang mendapat nilai sempurna di kelasnya.

"Wah, putri Papa memang hebat."puji Papa Diana sambil memeluk putrinya.

Diana tersenyum bahagia dalam pelukan Papanya, "Sebentar lagi Nana ulang tahun ke 17 loh papa."

"Tentu Papa ingat sayang dan Papa punya kejutan manis untuk Nana hari itu."

Diana kembali tersenyum sumringah, sebentar lagi usianya memasuki 17 tahun dan sebentar lagi juga ia akan menyelesaikan sekolah tingkat atasnya ia sudah berniat akan mendaftar menjadi seorang polwan.

Benar, ia bercita-cita ingin menjadi aparat hukum sejak dulu dan dengan tingkat kecerdasan otaknya ia yakin bisa lulus seleksi untuk menjadi polisi wanita itu.

"Mama dimana Pa?"Tanya Nana ketika sadar rumahnya benar-benar sepi. Papanya sedikit ragu untuk menjawab sampai akhirnya pria paruh baya itu hanya mampu diam.

Diana mengernyitkan dahinya sebelum mengedikkan bahunya mungkin saja Mamanya sedang ada keperluan diluar, "Ya sudah Nana kekamar dulu ya pa."

Diana melesat menuju kamarnya, ia tersenyum sumringah sambil melemparkan tubuhnya keatas ranjang.

Nama lengkapnya Diana Savannah Ramli, gadis cantik bertubuh mungil namun sedikit berisi, Putri tunggal dari Hamidi Ramli dan Julia Safitri. Diana, kerap disapa seperti itu adalah gadis yant pandai menuruni kepandaian sang Ayah yang merupakan seorang Manager disebuah perusahaan iklan sedangkan Ibunya seorang konsultan namun memilih pensiun dini karena menikah diusia muda dulu.

Diana sangat bersyukur terlahir ditengah keluarga penuh kasih sayang ini, Diana memiliki banyak sepupu karena kedua orang tuanya bukanlah anak tunggal seperti dirinya. Dan kedua kakek nenek dari masing-masing orang tuanya juga sama-sama sangat menyayangi Diana.

Hidup Diana benar-benar terasa sempurna, ia tidak pernah kekurangan apapun sejak masih kecil bahkan ia mengenyam pendidikan sejak TK sampai SMA disekolah elit. Bahkan ia sudah memiliki sebuah mobil hadiah ulang tahunnya yang ke 16 tahun lalu hanya saja ia jarang sekali menggunakan mobil itu ia lebih suka naik kendaraan umum.

Lebih praktis dan hemat pengeluaran begitu pemikirannya sejak dulu.

Diana sangat bahagia, apalagi ketika keluarganya terlihat sibuk menyiapkan pesta untuk perayaan ulang tahunnya nanti malam, hanya saja ia sedikit heran ketika melihat interaksi antara Papa dan Mamanya yang lain dari biasanya.

Keduanya terlihat begitu dingin satu sama lain bahkan nyaris seperti orang asing. Apa mereka sedang bertengkar ya? Diana membathin sendiri tapi apa mungkin mereka bertengkar di hari jadinya seperti ini?

"Na coba pakai gaun ini?"salah satu Tante adik dari Ayahnya menyerahkan sebuah gaun padanya.

"Ini kayaknya terlalu mewah deh tante."Protes Diana ketika menerima gaun berwarna gold dengan riasan yang sangat mencolok.

"Pakai ajalah! Hitung-hitung mengurangi sakitnya kamu nanti!"

Diana mengernyitkan dahinya tak mengerti, "Memangnya aku sakit kenapa Tante?"

"Sudahlah. Pakai saja baju ini untuk nanti malam Tante yakin kamu bakal cantik banget."Tantenya berlalu begitu saja setelah mengatakan hal itu meninggalkan Diana yang masih kebingungan.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang