FL-30

2.4K 191 6
                                    

Dion melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju parkiran hari ini moodnya benar-benar buruk setelah kedatangan Angelica, ia bahkan mengabaikan pertanyaan Rika sekertarisnya, bahkan ia terdengar ketus saat memerintahkan Rika memanggil satpam untuk mengusir Angelica dari ruangannya.

Dion membuka pintu mobilnya lalu menghempaskannya begitu kuat, rahangnya terlihat mengetat begitu juga urat-urat yang menonjol di lengannya yang masih tersembunyi dibalik kemeja yang di pakainya.

"Sialan!!"

Dion memukul kuat setir mobilnya, ia benar-benar membenci Angelica saat ini. Apa katanya tadi, wanita itu mencintainya? Omong kosong macam apa itu. Dion benar-benar tidak suka dengan kenekatan Angelica meskipun ia menyayangi wanita itu seperti seorang adik namun ia tidak akan membiarkan siapapun menganggu kebahagiaannya apalagi Aisya.

Dion benar-benar akan menjalankan sumpahnya jika sampai Angelica berani menyentuh Aisya-nya.

Dion memejamkan matanya menghembuskan nafasnya perlahan sebelum kembali membuka mata lalu menghidupkan mobilnya, ia hanya ingin bertemu Aisya, tujuannya saat ini adalah bertemu Aisya lalu mendekap erat wanita kecintaannya itu.

Drrtt... Drrt...

Dion memelankan laju mobilnya sebelah tangannya beralih merogoh saku celananya seketika senyuman terbit diwajah tampannya, "Halo sayang."sapa Dion dengan ceria ketika benda pipih itu sudah menempel di telinga kanannya.

Dion masih mempertahankan senyumannya seolah Aisya bisa melihatnya, "Eum, baiklah. Cuma itu? Lain nggak?"

Dion terkekeh geli saat mendengar gerutuan Aisya diseberang sana, "Kan Abang sudah bilang, jangan fikirkan masalah diet badan kamu udah bagus kok dan Abang suka."Jawab Dion setelah menghentikan mobilnya di depan toko kue.

Dion masih berada di dalam mobil sambil tersenyum geli saat mendengar rentetan kalimat panjang dari Aisya yang mengeluh tentang bentuk tubuhnya, "Sayang dengar!"potong Dion sebelum kalimat panjang Aisya lainnya kembali terdengar.

"Bagaimanapun bentuk tubuh kamu, mau gendut atau kurus aku tetap Cinta kamu."tegas Dion, "Lagian aku tidak pernah mengeluh apapun tentang kamu baik sikap ataupun penampilan kamu kan? Terus apa yang menjadi landasan buat kamu yang terus-terusan merasa tidak puas dengan apa yang kamu punya?"

Dion kembali tersenyum apalagi ketika Aisya terdiam tanpa menyahut ucapannya barusan, "Mulai sekarang aku nggak mau dengar lagi keluhan atau apapun mengenai tubuh kamu dan jangan pernah lagi kamu mengatakan aku malu kalau kamu gendut karena bagiku bagaimanapun bentuk tubuh kamu tidak akan pernah mengurangi rasa cintaku pada kamu sedikit pun."Ungkap Dion dengan tegas meskipun suaranya tetap lembut seperti biasa.

"Baiklah, Abang sudah sampai didepan toko kue nih! Abang tutup dulu telfonnya ya."

Dion meletakkan handphonenya diatas dashboard setelah itu ia keluar menuju toko kue langganan Aisya untuk membeli pesanan wanitanya itu, Dion sudah menjadi pusat perhatian pengunjung Toko kue sejak ia berjalan dari parkiran.

Toko kue ini lebih terlihat seperti cafe dengan nuansa khas anak-anak remaja hingga tidak heran jika banyak remaja-remaja tanggung umumnya perempuan yang memenuhi toko kue ini. Dion melangkah tenang tanpa menghiraukan tatapan-tatapan memuja para gadis itu yang ditujukan padanya.

Dion melangkah terus sampai ke kasir lalu mengambil buku yang terdapat deretan berbagai macam kue disana, "selamat datang Tuan."sapa kasir wanita didepan Dion dengan ramah.

Dion tersenyum sopan seperti biasa pada kasir itu sebelum kembali melihat buku menu, "Mbak saya mau tart coklat satu terus pancake durian 2 terus tambahin ini dan ini juga mbak ya masing-masing 1 porsi saja."pinta Dion setelah menunjukkan gambar-gambar kue yang diinginkan olehnya.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang