FL-49

1.5K 160 9
                                    

Warning!
21+

Dion berlari menyusul Aisya yang sudah menghilang dibalik tangga dengan cepat Dion melangkah menaiki tangga tepat ketika Aisya akan membuka pintu kamarnya Dion berhasil menahan lengan Aisya.

"Sayang tunggu!"

Aisya bergeming, deru nafas Dion mengisi keheningan diantara mereka, Dion berusaha melancarkan pernafasannya yang masih tersendat-sendat karena lelah berlari menaiki tangga demi menemui Aisya.

Dion memejamkan matanya sejenak sebelum kembali terbuka pandangannya tertuju pada punggung Aisya yang masih membelakanginya. Sejenak kerinduan menyusup kedalam hatinya, jika beberapa hari lalu mungkin ketika rindu dengan cepat ia bisa merengkuh tubuh wanita ini. Jika beberapa hari lalu mungkin tangannya masih bisa bebas menyentuh kelembutan rambut panjang wanita pujaan hatinya itu.

Tapi sekarang?

Dion kembali menghela nafas, "Mas selama beberapa hari ini diam bukan karena Mas nggak perduli dengan hubungan kita."

Dion bisa merasakan tubuh Aisya menegang namun ia harus menjelaskan semuanya saat ini sebelum kesalahpahaman ini berlarut-larut dan Aisya-nya akan berubah lebih jauh lagi. Ia tidak ingin Aisya-nya yang manis dan manja berubah menjadi sosok lain yang benar-benar tidak ia kenali.

"Yang terjadi malam itu salah paham, Mas berani bersumpah Demi Tuhan Mas tidak melakukan apapun yang melanggar janji kita apalagi sampai menyakiti hati kamu."Dion ingin sekali merengkuh tubuh Aisya namun ia tahu keadaan belum memihak padanya.

"Lalu yang terjadi malam itu apa? Cuma kekhilafan yang berujung pada permainan lidah?"sindir Aisya dengan suara datar.

Dion mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya semakin mengerat pada lengan Aisya, "Malam itu tidak terjadi apa-apa antara Mas dan Misha, ini murni kesalahpahaman dan Mas bisa membuktikan itu sayang."

"Mas mohon percaya sama Mas. Demi Abi dan Umi Mas tidak pernah berniat menyakiti kamu sayang."Dion memohon agar hati Aisya sedikit goyah untuk melihat kebenaran dari semua kesalahpahaman ini.

"Mas mencintai kamu Aisya. Hanya kamu bahkan sejak dulu hingga sekarang cuma kamu yang menduduki tempat tertinggi di hati Mas bahkan semua kekosongan dihati Mas sudah terisi penuh oleh kamu."Dion terdengar begitu tulus.

Jika laki-laki lain mungkin Aisya akan segera menanamkan kata gombal bujuk rayuan setan di dalam otaknya ketika mendengar perkataan Dion barusan tapi yang mengatakan hal itu adalah Dion. Pria baik penuh santun dengan tutur bahasa lembut khasnya tidak mungkin Aisya bisa berfikir bahwa ini adalah bualan belaka. Dion adalah lelaki yang tulus dan Aisya sangat percaya akan hal itu.

Aisya memejamkan matanya, hatinya mulai goyah setiap ucapan yang keluar dari mulut Dion benar-benar mampu mempengaruhi seluruh kinerja tubuh dan otaknya. Jika ada yang bertanya apa yang Aisya ingin lakukan saat ini?

Maka dengan lantang Aisya akan menjawab, ia hanya ingin berada didalam rengkuhan pria di belakangnya ini. Sepanjang malam ia hanya ingin membenamkan diri di dada hangat Dion. Pria yang sangat dicintai olehnya bahkan sampai saat ini.

"Sayang."

Aisya menggigit bibirnya kuat-kuat, suara lembut Dion ketika memanggilnya barusan benar-benar menggetarkan perasaannya, ia ingin berbalik lalu melemparkan diri kedalam pelukan Dion tapi ia tidak bisa masih segar dalam ingatannya ketika Dion dan Misha bercumbu beberapa hari lalu.

Tapi rasanya tidak adil untuk Dion jika ia menutup hati, mata dan telinga untuk mendengar penjelasan Dion, paling tidak ia harus memberi kesempatan pada Dion untuk membuktikan bahwa yang terjadi benar-benar kesalahpahaman.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang