FL-23

2.2K 195 6
                                    


"Maafkan aku, sayang."

Aisya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan teriakannya, bertahun-tahun ia menunggu momen ini saat-saat dimana kata 'sayang' terucap dari mulut Dion untuknya.

"Sayang apa?" Aisya akhirnya bersuara, dalam hati ia berharap kali ini Dion mau berterus terang tentang perasaannya bukan seperti semalam ketika sudah mengatakan cinta pria itu memilih mencumbuinya dari pada memperjelas semua padanya.

"Sayang kamu."

Perlahan senyuman merekah dibibir Aisya kekecewaannya semalam karena tingkah Dion menguap entah kemana yang ada hanya rasa bahagia yang menyelusup jauh ke dalam lubuk hatinya.

Dion yang tidak bisa melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Aisya menjadi gelisah sendiri,"Kamu nggak sayang aku?"Tanya Dion dengan cemas.

Aisya tersenyum tanpa kata ia membalikkan tubuhnya lalu memeluk erat leher Dion, Aisya memekik bahagia sambil menenggelamkan wajahnya dileher Dion.

"Sayang, sayang banget."Ucapnya tanpa memperlihatkan wajahnya pada Dion.

Dion terkekeh bahagia, ia membalas erat pelukan Aisya tangannya mengusap pelan punggung hingga kepala Aisya, inilah kebahagiaannya meskipun ia tidak tahu bagaimana reaksi Aisya jika gadis itu tahu siapa ia sebenarnya namun untuk saat ini biarlah ia bahagia, tidak apa-apa jika nanti memilih Aisya meninggalkannya yang penting gadis itu sudah tahu bahwa ia mempunyai rasa yang sama dengan gadis itu.

Cinta.

"Kamu bahagia?"Dion bertanya sambil mengusap lembut kepala Aisya. Ia hanya ingin memastikan kebahagiaan gadis dalam pelukannya ini, apapun akan Dion lakukan dengan gadis pemilik hatinya ini.

"Sangat."sahut Aisya yang masih menyembunyikan kepalanya dileher Dion.

Dion hendak melepaskan pelukannya namun ditahan oleh Aisya yang mengeratkan lengannya pada leher Dion, "Jangan dilepas!"seru Aisya tidak terima.

"Mau lihat muka merah kamu."Dion masih berusaha mengurai pelukan mereka.

Aisya tidak terima semakin mengeratkan pelukannya pada leher Dion bahkan kini kakinya sudah tidak berpijak karena Dion yang sudah menegakkan tubuhnya dan Aisya yang tidak mau melepaskan rengkuhannya.

"Ini kenapa jadi kayak anak monyet begini?"Ejek Dion namun tetap membiarkan Aisya 'bergantungan' pada tubuhnya.

Aisya yang tidak terima dikatai monyet menggigit kuat leher Dion hingga pria itu memekik kesakitan, "Aww!!" Dion cukup kaget karena gigitan Aisya.

"Ya ampun sayang, kira-kira dong kalau mau balas dendam."keluh Dion, gigitan Aisya cukup kuat dan ia benar-benar kesakitan.

Katanya gigit leher itu nafsu terus kalau nafsu kan enak nah digigit Aisya kenapa bukan enak malah sakit begini?

"Siapa anak monyet?"geram Aisya sambil mendongakkan kepalanya menatap Dion dengan gemas.

Cup

Aisya membulatkan matanya ketika Dion mencuri satu kecupan di bibirnya dengan wajah polos tanpa bersalah Dion menjawab, "Kamu dong sayang."

Aisya semakin membulatkan matanya dengan mulut terbuka tidak percaya baru beberapa waktu lalu pria ini mengatakan sayang padanya sekarang pria ini malah mengatainya anak monyet?

Keterlaluan.

Aisya semakin kesal melihat Dion tersenyum lebar sambil mengedipkan matanya menggoda Aisya, "Kalau aku anak monyet, kamu anak siapa?"tanya Aisya sambil menyipitkan matanya.

"Ya anak Abi Umi lah."sahut Dion enteng.

Aisya semakin geram, rupanya ia salah mengajukan pertanyaan bukannya Dion yang terjebak malah ia yang masuk dalam jebakannya sendiri, Aisya semakin geram ketika melihat senyum Dion semakin lebar, dengan cepat ia melepas leher Dion berniat menjauh dari pria menyebalkan ini namun Dion lebih cepat dengan menangkup kedua bokong Aisya hingga gadis itu terperangkap dalam gendongan Dion.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang