Dion menapaki jalan penuh bebatuan namun suasana disini begitu Indah bahkan selama hidupnya Dion belum pernah melihat tempat seindah ini. Dion tersenyum lembut ketika melihat danau kecil dengan air yang sangat jernih bahkan sangking jernihnya air di danau ini ia bisa melihat ikan-ikan kecil yang berada di dalam danau."Indah sekali."puji Dion penuh kekaguman.
Mata Dion berpendar mengelilingi tempat itu, lagi-lagi decak kagum keluar dari mulut Dion. Tempat ini benar-benar indah ah mungkin nanti ia akan mengajak Aisya kemari, Aisya-nya pasti sangat senang.
Dion tersentak ketika ia memikirkan Aisya, mata Dion kembali berpendar namun kali ini bukan decakan kagum melainkan gumaman kekhawatiran ketika ia tidak mendapati Aisya dimana pun.
"Aisya!!"Teriak Dion memanggil nama Aisya.
"Kamu dimana sayang?"
Dion mulai berlari kesana kemari untuk mencari Aisya, ia sudah lupa dengan keindahan tempat itu yang ada di pikirannya saat ini adalah Aisya-nya. Kekasih hatinya.
"Aisya! Jangan bercanda sayang! Kamu dimana?"Lagi. Dion hanya merasakan desiran angin tanpa sahutan dari siapapun.
"Ya Tuhan Aisya."Dion hampir menangis ketika tidak mendapati Aisya di manapun.
"Kamu dimana sayang?"
Dion terduduk di atas rumputan dengan kepala tertunduk dalam, ia tidak bisa lagi menahan air matanya rasa takut dan khawatir memuncak menjadi satu hingga lelehan air matanya sebagai jawaban atas berapa besar rasa takutnya saat ini. Ia tidak ingin kehilangan Aisya, ia tidak bisa tanpa Aisya-nya.
"Abang."
"Sayang-nya Umi."
Dion mendongakkan kepalanya ketika merasakan usapan lembut di kepalanya, dan suara itu ia sangat mengenalnya itu suara Uminya wanita kecintaannya. Dengan cepat Dion mendongakkan kepalanya lelehan air matanya kini mengajak pinak membanjiri wajahnya.
"U.. Umi.."lirih Dion dengan suara tercekat.
Dion bisa merasakan bahwa ini adalah pertanda buruk untuknya.
Wanita yang dipanggil umi oleh Dion tersenyum lembut, wajah cantik Prilly semakin terlihat cantik bahkan kulit putih bak pualam milik wanita itu kini terlihat begitu bersinar, Prilly benar-benar sempurna.
"Abang harus kuat nak!"tutur Prilly dengan suara lembutnya. Dion menggelengkan kepalanya ia segera meraih tangan Prilly lalu di tempelkan pada wajahnya.
"Jangan katakan apapun Mi, tetap disini jangan pergi! Abang tidak akan membiarkan Umi pergi dari Abang, tidak akan."
Prilly tersenyum lembut melihat putranya, sebelah tangannya yang lain kembali terangkat untuk mengusap lembut kepala putranya, putranya yang tampan dan putra yang sangat dicintai olehnya.
"Bukankah Abi selalu mengatakan laki-laki pantang menangis."
Dion mengangkat wajahnya dan disana tepat disamping Uminya ada seorang pria yang juga sangat dicintai oleh Dion, pria tangguh penuh kasih yang sudah menjaga dan memberi perlindungan padanya sejak kecil.
"Abi.."lagi-lagi Dion tidak bisa menahan air matanya.
Ia terisak hebat tanpa melepaskan genggaman tangan Prilly yang sedari tadi ia pegang. Ali tersenyum lembut ia berjalan mendekat lalu ikut menyentuh kepala putranya, putra yang ia besarkan penuh kasih sayang.
"Semua akan baik-baik saja. Percaya ada atau tidaknya Abi dan Umi, Abi yakin Abang akan bisa menjaga Aisya kita dengan baik."
Dion menggelengkan kepalanya tangisannya semakin menjadi, "Tidak.. Abang.. Abang ingin menjaga Aisya bersama Abi dan Umi."

KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance(CERITA INI PRIVATE FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, THANKS) Aisya anak tunggal Ali dan Prilly, gadis cantik nan ceria. Gadis yang dibesarkan dengan limpahan Kasih sayang kedua orangtuanya harus merasakan sakitnya jatuh cinta bahkan untuk pertama kali d...