FL-41

1.3K 144 3
                                    


"Angelica!!!"

Teriakan Dion menggema semakin membuat keadaan panas bahkan beberapa pengunjung terlihat merekam kejadian memalukan itu. Wanita yang baru saja menyiram Aisya tidak lain adalah Angelica wanita yang beberapa waktu lalu pernah mengaku hamil anak Dion.

Sialan.

Aisya mengumpat ketika pulih dari keterkejutannya dengan cepat Aisya bangkit tanpa perduli ia mengambil gelas berisi jus jeruk milik pengunjung disamping mejanya lalu membalas perbuatan Angelica padanya tadi.

Byur..

Angelica tidak sempat mengelak ketika segelas jus jeruk menyentuh di wajahnya menghancurkan semua riasan yang memenuhi diwajahnya.

"Arghhh!!"Angelica menjerit marah ketika melihat kondisinya yang jauh dari kata baik, maskara dimatanya meleleh hingga menyisakan warna hitam disepanjang mata hingga pipi Angelica, gaun putih ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya terlihat kotor dengan noda kekuningan dibagian depan, kondisinya benar-benar buruk.

Aisya tersenyum mengejek sambil bersidekap meskipun kondisi dirinya juga tak jauh dari kata baik dengan wajah dan baju basah seperti Angelica namun ia sedikit bersyukur ketika Angelica hanya menyiramnya dengan air putih bukan jus atau minuman berwarna lainnya.

"Siapa yang kau sebut jalang?"Aisya menggertakkan bibirnya menatap Angelica dengan tatapan membunuhnya.

Dion diam saja, ia tidak akan ikut campur toh semua bermula dari Angelica, wanita itu datang entah dari mana lalu berlaku memalukan dengan menyiram Aisya dan Dion akan membuat perhitungan nanti dengan Angelica karena berani-beraninya wanita itu menyebut Aisya jalang.

Sampai matipun Dion tidak akan mengampuni siapapun yang menyakiti Aisya -nya.

Dan sekarang mari saksikan bagaimana murkanya Aisya, gadis manis pujaan hatinya.

Angelica mengeram marah sambil mengacungkan jarinya tepat dihadapan wajah Aisya yang segera ditepis kasar oleh Aisya, "Jangan memancingku untuk mematahkan jarimu Nona."gertak Aisya dengan tatapan sama.

Aura permusuhan terasa begitu kental, yang terdengar hanya deru nafas berat Angelica dan Aisya yang saling adu tatap bahkan pengunjung yang tadi berbisik-bisik kini terdiam. Dion yang melihat manager cafe berjalan menuju mereka mengangkat tangannya sehingga pria itu menahan langkahnya.

Dion Wijaya. Siapa yang tidak mengenal pewaris Wijaya Group itu. Meskipun bertampang lembut penuh pesona namun jangan anggap remeh aura intimidasi dari pria itu ketika ia sudah benar-benar serius seperti saat ini. Dion mengambil ponselnya sambil terus meningkatkan kewaspadaannya pada Angelica ia tidak ingin wanita gila itu menyakiti Aisya. Dion mengetikkan sesuatu disana sebelum kembali mengantongi ponselnya.

Aisya sudah muak rasa laparnya menguap entah kemana. "Pergilah! Aku masih berbaik hati memaafkan kelakuanmu hari ini."

"Kau takut?"ejek Angelica dengan senyum culasnya.

Aisya menaikkan alisnya, "Kau gila? Tidak ada yang perlu aku takutkan kalau hanya melawan wanita tidak tahu malu seperti kau."

Wajah Angelica merah padam karena menahan amarah juga malu disaat bersamaan, ia fikir Aisya akan menangis seperti dulu ketika ia menyambangi rumah Dion dengan membawa kabar kehamilan palsunya tapi sekarang lihat bagaimana gadis ini mempermalukan dirinya didepan umum.

Sialan.

"Aku bersumpah sampai kapanpun kamu nggak akan bisa hidup bahagia bersama Dion."ancam Angelica sebelum berlalu dari cafe itu.

Aisya mengendus ketika melihat betapa angkuhnya wanita itu. Aisya kembali menggeram ketika merasakan dingin dibagian depan tubuhnya. Sialan. Acara makan siangnya benar-benar kacau.

"Kita pulang saja."ajak Aisya pada Dion yang segera diangguki oleh pria itu.

Dion memanggil pelayan menyuruh membungkus semua pesanan mereka yang tentu saja segera angguki oleh pelayan itu. Aisya duduk diam menatap sekitar cafe yang terdapat banyak pengunjung sedang berbisik-bisik atau melirik sekilas padanya. Aisya tidak nyaman sama sekali dengan suasana cafe ini sekarang.

Aisya menghembuskan nafasnya, baru beberapa jam yang lalu ia berniat merubah dirinya lebih baik tidak stres atau banyak beban tapi kehadiran Angelica secara tiba-tiba dan mempermalukan dirinya tentu menjadi beban tersendiri bagi Aisya. Tidak menutup kemungkinan dilain waktu wanita gila itu akan kembali dengan 'kejutan' lainnya.

Melihat kegundahan kekasihnya Dion segera menggengam tangan Aisya, "Tenang saja tidak akan terjadi apa-apa setelah ini."

Aisya mendesah pasrah, "Apanya yang tidak terjadi apa-apa Mas, paling besok sudah ada kabar atau video tadi bakalan tersebar internet."keluh Aisya, bukannya ia sombong atau apa tapi sejak kecil ia dan Dion memang sudah menjadi sorotan meskipun tidak seterkenal artis papan atas namun wajah mereka cukup berpengaruh dimedia cetak atau media sosial.

Hingga Aisya yakin dan sadar ketika keributan tadi banyak pengunjung yang merekam adegan memalukan itu dan besok, Aisya kembali menghela nafas ia tidak bisa membayangkan bagaimana wajahnya akan tersebar bukan karena prestasi melainkan karena hal paling memalukan seumur hidup Aisya.

Dion meremas lembut tangan Aisya, "Jangan fikirkan apapun yang akan membebanimu sayang! Cukup diam tenang dan biarkan Mas yang selesaikan semuanya. Oke?"

Aisya mengangguk ia hanya harus yakin pada Dion. Karena selama Dion di sisinya maka semua akan baik-baik saja.

******

Dan terbukti semua ucapan Dion benar-benar terjadi, ketika bangun pagi Aisya segera mengecek ponselnya ia menunggu ada pesan atau kabar mengenai kejadian kemarin namun nihil. Tidak ada berita atau video kemarin tersebar didunia maya semua aman dan bersih tidak ada pemberitaan apa-apa tentang dirinya.

Dion.

Satu nama yang langsung tercetus dalam fikiran Aisya tanpa menunggu Aisya segera berlari menuju kamar mandi lalu mencuci wajahnya sekilas sebelum benar-benar keluar dari kamar Aisya sempat mematut diri didepan cermin memastikan tidak ada hal-hal jorok diwajahnya. Iler misalnya.

Setelah merasa tidak ada yang menggangu penampilannya Aisya membuka pintu lalu berjalan setengah berlari menuruni tangga ia hanya ingin segera memeluk Dion, kekasihnya. Aisya memelankan langkahnya ketika mendengar suara lain dari bawah sepertinya ruang tamu.

Apa mereka kedatangan tamu? Siapa? Masak sih ada orang bertamu dipagi buta seperti ini?

Aisya semakin penasaran dengan siapa Dion berbicara karena ia juga sempat mendengar suara lembut pria itu. Aisya melangkahkan kakinya menuju ruang tamu ketika ia berhasil mencapai tangga terakhir. Semakin dekat dengan ruang tamu suara orang berbincang itu semakin terdengar.

Wanita.

Aisya bisa mendengar dengan jelas bahwa suara tadi itu wanita. Apa jangan-jangan Dion membawa wanita lain ke rumah mereka? Tapi siapa? Pacar? Kan dirinya pacar Dion. Lalu siapa?

Aisya semakin mempercepat langkahnya menuju ruang tamu, "Sayang. Siapa yang da---tang?"Suara Aisya berubah menjadi cicitan ketika melihat sosok tamu yang membuat dirinya penasaran setengah mati.

Aisya melotot. Demi Tuhan ia benar-benar mengutuk wanita itu.

Sialan.

Kenapa harus selalu ada masalah untuk hubungan ia dan Dion?

******

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang