Chapter 7

2.4K 228 8
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Pada dasarnya, setiap permasalahan akan selalu ada jalan keluar. Setiap permasalahan akan menemukan ujung. Dan tepat hari ini, permasalahan yang menimpa Sai akhirnya mendapatkan keputusan dan keadilan.

Isu yang diedarkan ternyata adalah akal-akalan kelima pegawai bagian fashion. Tentu saja, hal tersebut membuat Orochimaru merasa malu karena memiliki karyawan yang tidak jujur. Namanya sudah dipertaruhkan mati-matian demi membela sesuatu yang ternyata adalah kebohongan. Entah bagaimana kebohongan itu bisa terungkap, tetapi Sai bisa selamat dari pemberhentiannya.

Tetapi, meskipun pemuda itu tidak dipecat, Wakil Manajer meminta Sai untuk diskors selama tiga minggu dan tanpa diberi upah. Lebih baik seperti itu. Maka dari itu, Hinata memutuskan untuk mundur dari partisipasinya dalam acara HUT Harajuku Plaza Square yang juga tinggal tiga minggu lagi.

“Akan lebih baik seperti itu, Bu. Kami kekurangan pegawai karena Sai diskors.” Kakashi menjelaskan ketidakmampuan Hinata untuk ikut serta.

“Iya, Ma’am, aku enggak apa-apa, kok. Apalagi Pak Leader bilang aku bisa libur setelah Sai masuk lagi.” ujar Hinata.

Tsunade mengangguk paham, “Baiklah, kalau begitu. Tapi, meskipun kamu libur, kamu harus tetap datang. Rencananya, kita akan adain perlombaan yang dilakukan jam empat subuh sampai jam masuk kerja. Kamu bisa pulang dulu, Hin, baru balik lagi jam lima sore. Private party akan dimulai dari pukul lima, makanya jam kerja hari itu hanya sampai setengah lima.”

“Itu buat semua karyawan, Ma’am?” tanya gadis itu, lalu dijawab dengan satu anggukan tegas dari Tsunade.

Kakashi dan Tsunade kembali berbincang mengenai Sai, lalu berganti lagi pada perencanaan HUT Harajuku Plaza Square. Hinata hanya menjadi pendengar yang baik, dan sesekali menyahut ketika ada pertanyaan untuknya.

“Ya udah, Hin, kamu bantuin Yamato lagi. Saya masih ada urusan dengan Ibu Tsunade.” kata Kakashi.

Okay, Pak.” , “Ma’am, aku pamit dulu.” Gadis itu pun berdiri dan pergi meninggalkan perbincangan mereka.

Sesampainya di counter, Yamato masih terlihat bersantai. Sepertinya sejak Hinata meninggalkannya belum ada pelanggan yang memesan. Efek buruk dari insiden itu benar-benar mempengaruhi naik turunnya omzet. Hinata harus berpikir keras agar bisa menarik minat para customer.

“Gak ada orderan?” tanya Hinata.

“Baru dua.” tangan Yamato spontan menyembunyikan smartphonenya saat melihat seorang scurity berkeliling.

Hinata mendecih, “Kalau ketauan, bisa-bisa HP lo disita.”

“Lagi asyik, Hin.” dia kembali memainkan ponsel, “Aku ke dapur, ya.” berlalu begitu saja tanpa mendengar persetujuan dari Hinata.

Gadis itu hanya menghela nafas, lalu mendudukkan diri disebuah kursi. Keadaan counter terasa cacat tanpa Sai, apalagi Hinata harus bekerja full day sampai Sai masuk. Tidak ada libur seminggu sekali lagi. Tidak ada shift pagi dan shift siang lagi. Meskipun hanya tiga minggu, tetapi seakan begitu lama. Tadinya Hinata pikir Kakashi akan mencari pengganti Sai untuk tiga minggu, tetapi ternyata tidak.

Dilihat dari kondisi sells, tiga orang pegawai untuk Hara Cafe & Resto tidak akan kurang. Buktinya saja hari ini. Sejak pagi sampai detik ini pun, penjualan baru menghabiskan lima belas lembar bill, tentu saja dengan varian harga yang berbeda-beda.

Ini jelas membuat semangat kerja Hinata menjadi menurun drastis.

“Gue butuh charger diri.” ucapnya. Kedua tangannya menumpu dagu.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang