Naruto © Masashi Kishimoto
…
Sudah terlalu banyak hal yang dilalui Naruto selama ini. Kebanyakan yang ia lalui adalah hal-hal kurang menyenangkan. Atau bahkan lebih tepat dikatakan tidak menyenangkan. Karena terlalu banyak hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, Naruto selalu dipertemukan dengan hal yang selalu merepotkan. Hingga saat ini pun, ketidaksenangan itu hadir. Membuatnya sedikit pusing dan frustasi menghadapinya.
Wanitanya, Sara, menatapnya tajam. Tatapan itu terlalu mengintimidasi setiap gerakan Naruto. Emosi yang senantiasa tenang dan datar, mungkin sedikit goyah. Ada sesuatu yang menyusut keberaniannya agar bisa membalas tatapan dari mata ungu itu.
"Coba jelasin." Sara berimbuh dengan ketus.
Shapire Naruto mulai tergerak untuk menatap Sara. Lelaki itu terdiam. Bibirnya terlalu berat untuk berucap. Merangkai kata manis sama sekali bukan keahlian Naruto namun ia mengerti, Sara ingin penjelasan.
Sejujurnya, Naruto tak menyangka cintanya akan terbalas secepat ini. Tidak, mengagumi seorang gadis lebih dari 2 tahun tidak bisa dibilang mudah. Sara adalah gadis yang Naruto idamkan selama ini. Lelaki itu menaruh perasaannya sejak pertama kali bertemu. Wanita dengan rambut merah yang panjang. Tinggi. Putih. Dewasa. Mungkin usia mereka terpaut 2 tahun.
Bagi Naruto, Sara adalah wanita paling sempurna yang pernah ia temui. Iris ungunya begitu teduh, membuat perasaan pria itu tenang dan damai. Ia ingat saat pertama kali bertemu dengan Sara. Wanita itu selalu memandang dengan lucu. Bulu matanya yang lentik menghiasi irisnya. Bibir tipisnya mengulum sebuah senyuman. Sejak saat itulah, Naruto mulai tergila-gila pada Sara, berharap suatu saat nanti gadis itu akan menjadi miliknya.
Alasan itulah mengapa setiap Naruto mabuk, dia akan melakukan kebodohan yang selama ini ia lakukan.
Yang ia tau, khayalannya tentang Sara terlalu melambung. Semua yang ia lihat, hanya wajah gadis itu yang menjelma.
Inilah Naruto yang sebenarnya. Dia terlalu gila hanya karena satu wanita.
Tetapi, Naruto pikir cinta tidak akan serumit ini. Kebahagiaan yang menjadi impiannya ternyata tidak mudah untuk diraih. Satu persatu masalahnya kandas, namun muncul kembali dengan masalah baru. Kesalahpahaman hadir ditengah hubungan yang baru ia mulai.
"Kenapa kamu bisa dekat dengan si Hinata? Apa kalian punya hubungan?" emosi Sara sedikit meradang, "Aku ingin kamu jelasin semuanya!"
Naruto sangat ingin meralat kata dekat yang dimaksudkan oleh Sara. Kedekatannya dengan Hinata bukanlah sesuatu hal yang istimewa. Naruto hanya mengetahui bahwa Hinata adalah seorang karyawan yang selalu mencoba mencari perhatian darinya. Hanya sebatas itu yang Naruto tahu.
Tetapi, yang membuat Naruto ingin terus diam adalah kejadian itu. Ah, lidah Naruto serasa semakin kaku mengingat kejadian memalukan tersebut. Kebiasaan gilanya mencium orang ketika mabuk harus benar-benar disembuhkan.
Dan mungkin, karena kebiasaannya itu membuat beberapa orang membecinya. Termasuk Hinata…
Benar, Hyuuga Hinata pasti sudah sangat membenci Naruto. Dia sudah mencium gadis itu, dua kali saat itu. Setelahnya, pria itu bersikap tanpa merasa bersalah. Dan beberapa kali setelah itu, dia berkata sedikit kasar. Mungkin terlalu menyinggung perasaan Hinata.
Padahal aku gak bermaksud bersikap begitu… apalagi tadi pagi.
Naruto menghela napas dalam. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pening. Terlalu banyak hal yang merepotkan terjadi akhir-akhir ini.
"Jangan salah paham," ucap Naruto, "Aku gak punya hubungan apa-apa dengan dia." nada bicaranya selalu tenang dan datar seperti biasa.
Sara mendecak dengan kesal, merasa belum puas dengan jawaban Naruto, "Lalu kenapa kamu akrab banget sama cewek itu? Kenapa tadi kamu nyuruh aku yang pergi? Dan kenapa kamu diem aja saat dia berani sama kamu?!" napasnya terdengar sangat berat karena dipenuhi amarah, beberapa kali Sara menghela napas, "Kamu suka, kan, sama cewek itu?!" tuduhnya.
Iris biru Naruto melebar. Jantungnya tiba-tiba saja berdesir dengan ngilu. Rasanya menyakitkan ketika Sara menuduhnya seperti itu.
"Kenapa kamu bicara begitu?"
"Jadi, aku bener, kamu suka sama dia?"
Naruto menjeda sebelum menjawab dengan tegas, "… Enggak."
"Bohong!" bantah Sara, "Kamu suka cewek itu."
"Tidak."
"Terus kenapa kamu bisa dekat sama dia?"
"Sara, dia karyawan Pak Kashi. Kita satu tempat kerja."
"Itu gak cukup ngejelasin semuanya, Yang."
Naruto memejamkan mata, mengatur napasnya yang sesaat terasa begitu sesak. Perasaannya agak aneh. Pikiran Naruto mulai bingung. Dia terus berusaha memilih kata-kata yang mungkin bisa meredam emosi kekasihnya. Namun, Naruto tetap saja bersikap kaku dan datar.
"Hinata bukan siapa-siapa, Sara…" aku cuma suka kamu, "Jangan mikirin yang aneh-aneh dan gak masuk akal." karena sudah jelas, yang aku suka itu kamu.
Sara terdiam. Mungkin hatinya merasa tersinggung dengan ucapan Naruto. Pria kaku itu selalu sulit untuk mengekspos perasaannya sendiri dan malah memendam apapun yang sebaiknya ia katakan. Kesalahpahaman ini tidak akan mudah untuk berakhir, apalagi melihat sifat Sara yang ternyata sedikit kekanakkan.
Sara terdiam sesaat, sorot matanya terlihat kecewa, "Oke." jawabnya singkat.
Perasaan lega seketika menyebar di dada Naruto. Senyumnya terbit, "Mau makan siang?" tawar Naruto.
"Dimana?" nada suaranya masih terdengar kesal.
"Terserah…"
"Ya udah. Gimana kamu aja. Asal enggak di lantai 3. Aku gak mau ketemu cewek nyebelin itu!"
Naruto tersenyum tipis, "Baiklah…"
…
…
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect SPV [ TAMAT ]
FanfictionSweet Cover by @Arite_Chisiki Naruto © Masashi Kishimoto [ AU/Mature/Romance/Comedy ] [ NaruHina Fanfic Story ] Revisi : 1-4 ( Cerita ini mengandung unsur Dewasa ) ... Hinata adalah seorang gadis yang bekerja di Harajuku Plaza Square sebagai Sales...