Chapter 53

644 111 8
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Tidak tahu lagi bagaimana lelaki itu akan menghadapi hari ini. Ibunya sama sekali tidak menerima toleransi dan bersikukuh ingin segera menemui calon menantunya. Naruto sudah berusaha memberikan penjelasan, namun Kushina tidak mau mendengarkan. Sifat keras kepala sang Ibu benar-benar menyusahkannya.

Naruto masih berbaring di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamar sambil merenung dalam. Kantung mata bahkan terlihat menghitam, lelaki itu tidak bisa beristirahat nyaris semalaman. Otaknya terus berputar tanpa henti, sampai-sampai terasa berdenyut.

Selang beberapa menit, pintu kamar Naruto mengeluarkan sebuah suara. Rupanya, Sasuke sedang berusaha membuka pintu kamar Naruto. Lelaki dengan rambut hitam tersebut mengintip dari balik pintu, memperhatikan isi kamar Naruto yang masih muram. Gorden kamar Naruto masih menutup rapat, padahal diluar sana sudah terang benderang.

“Nar?” lelaki itu mulai memberanikan diri untuk masuk, “Bangun woy, udah jam 8 masih molor aja,”

Naruto masih dengan posisi awal, bahkan tatapannya terlihat kosong dengan bibir yang sedikit terbuka.

Sasuke berjalan mendekat, reaksinya langsung heboh melihat keadaan Naruto, “Eh buset! Lo kesurupan jin? Sadar woy! Lo masih idup kan?!”

Naruto masih bergeming.

Gusti! Ini temen gue kenapa? Mukanya serem, udah kayak jombi di film-film!” bahu Sasuke bergidik, “Bener kata Mbah Gugel! Virus jombi emang ada di dunia nyata! Ini gue kudu lapor ke WHO!! Ngeliat tanda-tandanya, si Naru beneran udah terinfeksi virus jombi! Pasti ini mah!”

Mendengar kehebohan Sasuke, Naruto berdecak. Matanya menatap tajam pada temannya tersebut. Naruto kemudian memposisikan diri untuk bangkit dari tempat tidur.

Sasuke terkejut, sikapnya berubah waspada, “Eh, eh! Lo mau apa jombi?! Sana lo, ato gue tembak!!”

“Lo mau tembak gue pake apa, Sas?” Naruto memperhatikan Sasuke yang menodongkan kedua tangannya yang berlagak seolah menyerupai pistol. “Dari kapan lo tambah goblok?”

Sasuke mengerjap. Rasanya sedikit aneh mendengar Naruto mengumpat sekasar itu. Namun, yang lebih melegakan adalah ternyata temannya masih seorang manusia, bukan zombie. “Ternyata lo masih Naruto,” senyum menyebalkannya mulai terbit. “Lo kenapa sih, ngagetin gue aja. Gue kira lo udah wafat.”

Naruto menghujami Sasuke dengan tatapan tajam, “Nyumpahin gue?”

“Dih, gue cuman serem liat muka lo, Bambang! Ngegas mulu, PMS ya?”

Naruto mengabaikan perkataan Sasuke. Wajahnya terlihat kesal sekali. Momen yang jarang terjadi, biasa wajah Naruto selalu datar dan dingin. Sepertinya lelaki berambut pirang itu terlalu stres dengan masalahnya.

Sasuke tahu masalah yang dihadapi Naruto tidak bisa dibilang mudah. Terkait Karin yang salah paham dan memberitahukan keadaan kepada Kushina memberikan efek yang lumayan merepotkan. Bahkan, dengan sifat Kushina yang seperti itu, dia tidak yakin Naruto akan selamat dari hidupnya.

“Gue bingung…” suara Naruto memecah renungan singkat Sasuke, “Gimana gue ngehadepin Ibu hari ini.” sorot mata Naruto meredup.

Sasuke sedikit merasa iba.

“Masalah gue sama Hinata aja belum kelar. Sekarang, malah ditambah sama Ibu,”

Sebenarnya, Sasuke juga ikut merasa bersalah. Mungkin dia adalah salah satu biang masalah yang sedang Naruto hadapi. Banyak hal yang membuat Sasuke terlibat mengenai hubungan Naruto dan Hinata, termasuk soal gosip yang menyebar luas dikalangan para pegawai mall. Berawal dari perasaan gemas dan geregetnya karena tingkah mereka berdua, membuat lelaki rambut hitam itu semakin jauh masuk diantara mereka. Padahal, dia tidak akan mendapatkan keuntungan apapun karena usahanya.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang