Naruto © Masashi Kishimoto
…
Hinata tidak berani mengganggu ekspresi langka yang sedang ditunjukkan lelaki itu saat tidak sengaja tatapan mereka saling bertaut. Jauh diseberang sana, Naruto seperti menahan sesuatu yang berhasil mengekspos emosinya. Iris biru itu menunjukkan seberapa besar kemarahan yang tersimpan, membuat Hinata sedikit menarik ujung bibirnya.
Gadis itu tidak benar-benar yakin dengan apa yang ia inginkan. Melihat perubahan Naruto yang kerap minim berekspresi seakan-akan membawa kepuasan tersendiri. Juga, entah perasaan apa sehingga rasa kebanggaan menyelubunginya. Hinata merasa ia telah berhasil, dan itu membuatnya senang.
Bahkan bukan untuk hari ini saja, Naruto sering menampilkan banyak emosi ketika mereka tidak sengaja berpapasan. Dan setiap reaksi tidak menyenangkan itu tampil, Hinata akan tersenyum tanpa dosa.
“Hahaha, ngakak.”
Kontak mereka tidak saling terputus sampai Naruto nyaris tersungkur akibat kecerobohannya. Hinata seakan digelitiki oleh ribuan tangan, sampai ia tergelak singkat. Kegelian itu tidak terbantahkan meskipun Naruto mengirim sinyal ancaman lewat tatapan sinisnya. Namun, gadis itu tidak merasa jemu dan semakin ingin menertawaan Naruto.
Semenjak pembicaraan mereka berakhir, ——meskipun secara sepihak, Hinata tidak pernah lagi dihantui oleh rasa cemas. Perempuan itu cukup berani meski pada dasarnya semua sikap yang ia tunjukkan melanggar norma kesopanan. Hinata sudah mengabaikan rasa hormatnya ; setidaknya reaksi itu selalu hadir saat dia mengingat bagaimana Naruto merendahkannya.
Hinata memutuskan untuk berhenti berargumen dengan Naruto. Gadis itu memutus kontak mereka dengan segaris senyum puas yang sulit untuk tidak ia tunjukkan. Lembar-lembar berkas dan nota sekarang menjadi fokusnya. Hinata pun mulai melanjutkan pekerjaannya.
…
…
Pria itu mendesis kesal. Ada rasa kecewa ketika akhirnya gadis menyebalkan itu lagi-lagi mengabaikannya. Naruto tidak mengerti beberapa hal yang terjadi belakangan ini. Otaknya tidak pernah lepas untuk terus memikirkan gadis itu.
Hal-hal yang mengejutkan lainnya membuat sedikit rasa sadar tersemat dalam diri Naruto. Selama ini, hinaan yang kerap ia terima tidak pernah membekas terlalu dalam. Naruto menyadari kesalahan yang sudah ia perbuat, sehingga banyak orang menganggapnya tidak normal.
Tetapi, ketika gadis itu mengatakannya, harga diri Naruto seolah runtuh dalam sekejap. Sikap dingin yang kerap membentengi emosinya ikut ambruk secara mengejutkan. Naruto tidak pernah lupa, bagaimana gadis itu menghinanya bahkan ketika ia berniat ingin menyelesaikan kesalahpaham yang terjadi antara mereka.
‘Saya denger-denger, Bapak itu gay, hm?’
Satu detakan ngilu tiba-tiba menyerang Naruto. Sesak, hatinya merasa sesak dalam sekejap. Naruto tidak pernah bisa menyembunyikan setiap reaksi di hadapan gadis itu. Emosinya terus timbul, bahkan tanpa ia sadari.
“Ini laporan sells bulan ini, Pak.”
Entah sejak kapan pria itu sudah duduk di meja kerja. Layar komputernya sudah menyala, menampilkan halaman tugasnya yang ternyata belum sempat ia selesaikan. Pikirannya masih belum sepenuhnya pulih dari sesuatu yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.
“Oh, ya. Makasih, Kiba.” Tangan kanannya menerima berkas itu, lalu meletakkannya disamping komputer.
“Bapak mau kopi?” tawar Kiba. Naruto dengan ekspresi bingungnya mengangguk setuju.
Kiba pergi dengan segaris senyum, mengerti keinginan atasannya. Pria itu sempat mengatakan sesuatu hal yang tidak pernah bisa Naruto dengar dengan jelas. Namun, ia tetap mengatakan ‘iya’ sebagai final.
Naruto membunuh semua pemikiran tidak jelasnya, termasuk gadis itu. Banyak pekerjaan yang belum ia tuntaskan, dan semua itu sudah diminta detailnya oleh Manajer. Kedua tangannya bergerak begitu lihai di atas papan keyboard, iris biru Naruto memperhatikan lembar kertas penting yang ia terima dari Kiba.
Bibirnya tertarik ke atas, samar terlihat namun Naruto merasa puas dengan hasil akhirnya. Pejualan bulan ini sangat memuaskan, seperti biasa.
Kiba datang dengan secangkir kopi hitam yang seketika mengikis fokusnya dengan aroma nikmat memanjakan indra penciuman. Naruto menghentikan aktivitasnya.
“Kopi hitam panas, kesukaan anda.” Kiba menyerahkannya dengan gelagat seolah-olah Naruto adalah raja.
“Makasih, Kib.” senyuman samar melengkung pada bibir tipis Naruto, “Kamu emang selalu tahu apa yang saya mau.”
“Sama-sama, Pak.”
Naruto menghirup dalam aroma kopi yang khas. Rasanya begitu menyenangkan saat kepulan asap tersebut masuk melalui lubang hidungnya. Kepuasan pun ikut menyelubungi hati pria bermanik shappire tersebut. Lidah Naruto menjadi tidak sabar untuk mencecap rasa nikmat yang sudah ia bayangkan.
Seruputan pertama berhasil Naruto dapatkan. Ekspresi wajahnya berubah secara mengejutkan. Kenikmatan yang Naruto damba tiba-tiba sirna.
“Apa-apaan ini?!” pria itu setengah menahan pekikan yang nyaris meninggi. Badan tegapnya sudah sepenuhnya berdiri, wajah tampannya pun mengkerut kesal. “Pahit! Gak pake gula, ya?!”
“Masa sih, Pak?” Kiba menganggapi Naruto dengan reaksi kurang percaya.
“Kamu cicipi sendiri.” nada suara Naruto berubah dingin, matanya berkilat tajam sambil menyerahkan cangkir tersebut.
“Wah, wah, apa cewek itu lupa ngasih gulanya, ya?” Kiba tidak sempat menyicip kopi tersebut, namun ia hanya menebak setelah mencium aromanya.
“Cewek?” balas Naruto cepat, “Kamu pesen ini dari mana?”
“Biasa lah, Pak, Hara Cafe and Resto——“
“Apa?!”
Mata Naruto beralih cepat ke arah food counter yang dimaksudkan oleh Kiba. Hanya ada satu gadis yang bekerja disana, dan Naruto mengetahui secara pasti bahwa gadis itu melakukannya bukan atas dasar lupa. Hinata pasti sengaja melakukannya.
Amarah yang menggebu tidak bisa Naruto tahan, terlebih ketika ia melihat sebuah ekspresi memuakkan yang gadis itu ekspos secara terang-terangan. Senyum kemenangan yang terhias jelas menambah kemurkaan yang kian menyebar dalam emosi Naruto.
Gadis itu mempermainkannya, lagi.
“Cewek sialan! Awas lo.”
…
A/n : Beberapa chapter kedepan mungkin akan berisi sudut pandang Naruto. Akan ada beberapa flashback untuk menegaskan reaksi Naruto terhadap Hinata 😂 jadi cerita akan seolah berulang-ulang dibeberapa chapter 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect SPV [ TAMAT ]
FanfictionSweet Cover by @Arite_Chisiki Naruto © Masashi Kishimoto [ AU/Mature/Romance/Comedy ] [ NaruHina Fanfic Story ] Revisi : 1-4 ( Cerita ini mengandung unsur Dewasa ) ... Hinata adalah seorang gadis yang bekerja di Harajuku Plaza Square sebagai Sales...