Naruto © Masashi Kishimoto
...
Hinata mulai panik. Dia meremang dengan wajah yang begitu pucat. Otot-ototnya terasa lemas seketika. Dengan sisa tenaga, Hinata berupaya mematikan ponselnya dengan tangan yang gemetar. Namun, seolah otaknya pun ikut tak berfungsi, gadis itu malah kebingungan dengan benda persegi tersebut.
"Ini gimana sih matiinnya?!" pekiknya setengah berbisik, "Woy, HP sialan! Lo diem atau gue bunuh, nih!" tangannya hanya mengetuk asal pada layar.
"Siapa disana?!"
Itu suara Saara.
Hinata tambah bergidik. Demi Tuhan, suara perempuan itu terdengar seperti Malaikat Maut! Mengerikan! Hinata sangat tidak siap untuk ketahuan seperti ini, mengingat sejarahnya dengan wanita itu benar-benar buruk.
"Keluar lo! Gue tau lo sembunyi!!" lagi-lagi Saara berteriak.
Hinata masih berusaha mematikan ponselnya, dan akhirnya panggilan itu segera berakhir. Suara nada dering sialan itu benar-benar mati, membuat gadis itu sedikit lega. Dengan segera, Hinata mematikan ponsel bodoh itu.
Sekarang Hinata harus apa? Melarikan diri bukanlah pilihan yang bagus. Hinata sangat yakin masalahnya dengan Saara tidak akan pernah berakhir jika dia harus kabur. Tetapi menghadapinya pun Hinata benar-benar merasa enggan. Dan tentu saja masalah ini akan semakin runyam.
Gadis itu kembali mengintip dari semak-semak, dan sesosok iblis---perempuan itu benar-benar lebih mengerikan dari sebelumnya. Hinata tidak sanggup lagi. Wajahnya seolah kehabisan darah. Keringat dingin pun terus membanjiri pelipis dan seluruh tubuhnya.
"Kita harus pulang." Naruto meraih lengan Saara.
"Enggak!" wanita itu langsung menepis kasar, "Keluar lo, pengecut! Lo pikir bisa sembunyi dari gue?!"
Hinata agak kesal alih-alih takut. Dia membulatkan tekad, memilih untuk muncul dihadapan mereka. Dengan sisa keberaniannya gadis itu berdiri. Langkah kakinya agak limbung, wajahnya menunduk.
"Elo?!" Iris Saara melebar. Wanita itu berdengkus beberapa kali. Kemarahannya sudah berada diubun-ubun. "Ngapain pegawai rendahan kayak lo disini, hah?!"
"Saara!" pekik Naruto.
"Diam!" bentak Saara.
"Ucapanmu keterlaluan! Kenapa kamu---"
"Kenapa kamu marah?! Aku hanya---"
"Dengerin aku bicara---"
"Kok kamu malah belain dia, sih?!"
Naruto menatap Saara dengan tajam. Perasaannya sedikit muak kali ini.
"Aku gak membela siapapun!" Tegas Naruto, "Kamu harusnya bisa menjaga sikapmu."
"Jadi kamu nyalahin aku?" Saara menatap Naruto dengan pandangan tak percaya, "Jadi dia, kan?! Cewek ini, kan, yang sebenarnya kamu suka?!"
Hinata menyangkal dengan cepat, "Kenapa gue dibawa-bawa?!"
"Diam!" Naruto dan Saara memekik bersamaan, membuat Hinata bungkam seketika. Suasana semakin mengerikan. Perdebatan sengit terus terjadi diantara mereka.
Saara terus menerus menyerang Naruto dengan berbagai tuduhan tidak masuk akal. Sementara pria itu begitu kaku menanggapi ocehan kekasihnya. Sikap Naruto yang terlalu dingin sama sekali tidak membantu. Justru Saara semakin gencar melayangkan kecurigaannya.
Sejujurnya Hinata agak kesal melihat perdebatan mereka yang entah kapan akan berakhir. Kepalanya malah terasa pusing. Mulut Saara tanpa henti mengoceh dan mengomel. Mirip emak-emak yang berebut diskonan!
Hinata melirik ke arah Naruto. Pria itu beberapa kali memijat pelipis, ekspresinya samar-samar seolah menahan marah. Naruto terus terpojok dengan ucapan Saara yang pandai berkilah, membuat Hinata merasa iba.
Sebelah tangan Hinata tanpa sadar memegangi dagu, irisnya masih menatapa pria berambut kuning itu tanpa berkedip. Terbesit beberapa pertanyaan dalam benaknya. Pikirannya pun ikut melayang.
Apakah benar Naruto menyukai Saara?
Apakah benar dengan apa yang Saara katakan?
Entah mengapa, lama kelamaan pikiran Hinata malah semakin dalam. Tatapannya berubah muram. Ada sesuatu hal yang bahkan gadis itu tak mengerti dengan perasaannya saat ini.
Seharusnya, dia bisa menemukan wanita yang lebih baik dari Saara.
Naruto tidak seburuk itu, dia hanya menyebalkan!
Tapi kenapa, harus Saara yang dia pilih?
Hinata mengerjap. Dahinya beberapa kali berkerut, agak bingung dengan apa yang barusan ia pikirkan.
Ditengah keributan tak berujung, Sasuke datang dengan tepukan tangan yang sangat meriah. Memecah suasana yang semula panas sekaligus mencuri perhatian mereka semua.
"Sudah, sudah. Gue muak ngelihat drama kalian." pria itu berujar dengan nada menyinggung. Mata hitamnya bertemu dengan iris Hinata, lalu menyunggingkan segaris senyuman.
Hinata membalasnya dengan tatapan tajam, walaupun tak terpungkiri ia bersyukur Sasuke akhirnya muncul.
Saara mendecih, "Ngapain lo? Gak usah ikut campur, ya!"
"Gue gak niat buat ikut campur, Ndoro. Tapi suara lo yang nyaring itu kedengeran sampe bawah." balas Sasuke, "Dan lo tahu, udah berapa lama gue duduk disana?" Telunjuk Sasuke mengarah pada sebuah kursi yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Saara tampak tegang. Air mukanya berubah.
"Well. Drama kali ini bener-bener rekor." Sasuke berjalan mendekat, "Kenapa lo gak alih profesi jadi aktor aja? Cocok banget jadi peran antagonis." dan berhenti disamping Hinata.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, Sasuke! Ngapain lo kemari?! Oh, lo juga sengaja ya bawa cecunguk ini?!"
"Saara, stop! Kamu kelewatan!"
"Diam, Naruto!"
"Hey, hey, hey!! Mulut lo yang dari tadi banyak bacot, Saar!" bentak Sasuke kesal, namun Hinata langsung menyikut perutnya.
"Kenapa Bapak malah ikutan marah?" ujar Hinata dengan nada pelan. Matanya mendelik, tetapi pria itu sama sekali tidak peduli.
Sasuke berdecak, "Heh, Mak Lampir, mending lo pulang ke alam lo, sana!"
"Apa hak lo nyuruh-nyuruh gue, hah?!" pekik Saara.
"Sasuke benar, kamu mending pulang." tambah Naruto, agak lelah.
"Naruto---"
"Pergi!" usirnya kemudian.
Mata Saara berkaca-kaca. Wajahnya mulai memerah menahan tangis. Saara memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Sakit sekali.
"A-aku gak nyangka, ka-kamu bakal setega itu!" tangisnya pecah, kemudian Saara pergi begitu saja.
...
...A/n :
Huhuhu.... masih belum ada scane NaruHina 😭😭😭 hohoho... maafkan aku...
Aku membuat chapter biasanya hanya 500 kata... karena kepanjangan, bab ini spesial hubungan Naruto dan Saarkinem the end 🤣🤣🤣
Pokoknya tunggu saja, bakal ada kok scene NaruHina 😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect SPV [ TAMAT ]
FanfictionSweet Cover by @Arite_Chisiki Naruto © Masashi Kishimoto [ AU/Mature/Romance/Comedy ] [ NaruHina Fanfic Story ] Revisi : 1-4 ( Cerita ini mengandung unsur Dewasa ) ... Hinata adalah seorang gadis yang bekerja di Harajuku Plaza Square sebagai Sales...