Chapter 49

659 120 8
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Ponsel itu bergetar berulang-ulang, pertanda sebuah panggilan baru saja masuk.

“Hallo?”

Pagi itu, Hinata baru saja menginjakkan kakinya diarea mall. Perempuan dengan rambut gelap disanggul tersebut, tampak tergesa menuju loker. Iris keunguannya yang cantik serta unik, melirik sebuah jam mungil yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Sementara tangan kanan miliknya menyangga sebuah smartphone ditelinga.

"Ini saya…"

Matanya melebar. Gadis itu terhenyak saat suara berat menyapa diseberang sana. Hinata mengenali suara ini, tetapi ia terlalu terkejut mengakuinya.

Perempuan itu beberapa saat termenung. Aktivitasnya terhenti. Suara disana juga tidak kembali terdengar, lelaki itu tampaknya sedang menunggu respon.

"Ah…" ucapannya terdengar canggung, ditambah dengan suasana asing yang tiba-tiba menjelajahi rongga dada. Jantungnya berpacu agak cepat, barangkali akibat dari kelelahan karena berjalan kaki dari depan. "Kenapa, Pak? Oh, atau ada berita penting?" Hinata segera mengemasi barang-barangnya ke dalam tas, menyisakan beberapa item yang penting untuk dibawa ke counter.

"Belum,"

"Terus, kenapa Bapak nelpon saya?" nadanya terdengar agak naik. Hinata kecewa karena jawaban Naruto. Gadis itu memandang sebuah kaca besar sebentar sebelum akhirnya pergi keluar loker.

"Cuman mau ngasih tau kalo ini nomor saya."

Hinata mendesah, "Oke, oke."

Sambungan telepon masih terhubung. Hinata melanjutkan perjalanan untuk segera ke tempat seharusnya. Percakapannya dengan Naruto tidak berlanjut, hanya suara-suara gemerisik yang biasa terdengar dalam panggilan selular.

Hinata hampir memasuki pintu khusus karyawan, namun seseorang menepuk pundak, memaksanya untuk berhenti dan menoleh ke belakang.

"Ternyata Mbak ini,"

Segerombolan wanita dengan penampilan glamour dan lumayan mencolok berdiri dihadapan Hinata. Dari seragam berwarna-warni  serta brand produk dibeberapa bagian, membuat Hinata mampu mengenali siapa mereka.

Para wanita itu adalah pegawai dibagian fashion. Hinata masih ingat dengan wajah-wajah itu, wajah yang pernah berurusan dengan Sai dibeberapa waktu lalu.

"Lo cewek yang digosipin itu, kan?" tanya salah satu gadis pada Hinata. Tatapannya tajam dan menusuk.

Hinata baru mengetahui akhir-akhir ini bahwa ternyata mereka adalah fans Naruto. Saking menggilai pria berparas rupawan tersebut, mereka selalu bercampur tangan kepada jajaran wanita yang berani mendekati lelaki itu, barangkali Saara adalah pengecualian.

Mantan kekasih Naruto tersebut merupakan kawan lama dari mereka berlima. Katanya, mereka sudah bersahabat sejak sekolah menengah pertama.

"Gue inget siapa dia, anak buah Pak Kashi. Huh! Temen si cowok sialan itu!"

Hinata mengepalkan tangan, menahan amarah. Rasanya tidak terima ketika rekan kerjanya dicaci oleh kelima wanita busuk itu. Berguru dari pengalaman, mereka merupakan orang yang cukup berat menjadi lawan. Terlebih dari itu semua, Hinata harus mencari cara agar bisa pergi secepat mungkin.

Hari-harinya yang berlalu akhir-akhir ini terasa begitu membosankan, terlebih lagi sejak dia dekat dengan Naruto. Masalah datang dan pergi setiap hari.

"Ho… elo ternyata! Lo yang katanya pacar Pak Naru itu?! Tega banget lo duain supervisor tercinta kita dengan sahabatnya sendiri!" tuding seseorang.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang