Chapter 50

709 117 4
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

...

Agatha Chelsea _ Lebih Baik Darinya

°°°

Iris Hinata melebar. Dia terkejut mendengar perkataan Naruto. Perempuan itu menatap punggung lebar Naruto yang bergerak naik-turun.

“Pak——” suaranya tertahan seketika, lelaki itu menarik lengan Hinata dan merangkulnya cukup erat.

“Mulai sekarang, jangan campuri urusan saya lagi.” nadanya berat dan tegas, membuat kelima wanita dihadapannya seakan-akan tidak bisa berkutik. Pelafalannya begitu mutlak. “Dan... berhenti mengganggu pacar saya.”

Pacar saya...

Berulang kali kalimat singkat tersebut mengiang. Hinata merasakan sekujur tubuh begitu kaku. Lidah pun semakin kelu. Sesuatu hal yang dahsyat seolah sedang menghantam emosi dan logika, mematikan fungsi dalam sekejap. Untuk beberapa menit, Hinata tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri.

“Pak Naru… bohong 'kan…?” suara salah seorang wanita itu terdengar bergetar, bahkan keempat temannya ikut memelas. Wajah menyeramkan mereka langsung berubah seperti anak anjing yang meminta perlindungan.

“Apa saya kelihatan berbohong?” nada dingin menusuk itu memonopoli, suasana tegang terasa begitu mengganggu. Mata biru lautnya menyorot tajam, sampai membuat mereka menunduk takut.

“Kalo kalian sudah paham, silahkan segera pergi dari sini.”

Naluri kepemimpinannya berhasil membuat kelima wanita pembuat masalah tadi merenung dalam. Mereka hampir akan kembali berkata, tetapi tatapan Naruto memupus nyali dalam sekejap.

Tubuh mereka bergetar hebat, suatu cairan asin menggenang nyaris mengisi pelupuk mata. Ada perasaan patah hati hadir disaat itu. Sesuatu dalam diri mereka menjerit tak terima. Tetapi, mulut dan suara seakan tertahan tak mampu membantah. Mereka menyorot lelah pada Naruto sebelum akhirnya benar-benar enyah dari sana.

Rangkulan hangat Naruto masih erat dibahu Hinata. Gadis itu benar-benar mati rasa. Otaknya masih saja membeku tanpa fungsi. Dan disaat bersamaan, Naruto melepaskan pelukannya perlahan.

Lelaki itu menoleh, memperhatikan raut wajah Hinata yang masih tegang, “Kamu gak papa?” sebelah tangan Naruto bergerak ke kanan dan ke kiri, berusaha mengembalikan kesadaran perempuan itu.

Hinata masih saja belum merespon, Naruto beberapa kali menjentikkan jemarinya untuk menyadarkan gadis itu.

“Hah?” suaranya terdengar terkejut, “Oh… ah!” perempuan bermata keunguan itu gelagapan setelah menyadari keadaan. Seketika itu kedua sudut pipinya bersemu samar.

“Mereka sudah pergi,” ujar Naruto. Meski tidak diharapkan lelaki itu berusaha memberitahu. Entah karena alasan apa dia menyeru begitu, hanya saja obrolan dengan Hinata serasa sedikit canggung.

Namun, berbeda dengan Hinata, gadis itu malah melotot pada Naruto. Irisnya memandang tajam, “Kenapa Anda bilang gitu ke mereka?!” kesadarannya pulih, otaknya bisa kembali beroperasi secara baik. Kepanikan menyerang saat gadis itu sadar dengan kebohongan Naruto dibeberapa saat lalu.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang