Chapter 30

816 126 6
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

...

Naruto masih menyibukkan diri dengan komputernya. Beberapa berkas baru mulai berdatangan, Naruto tidak mengerti bagaimana bisa pekerjaannya hari ini begitu banyak menyita waktu.

Pria itu benar-benar harus kembali mereview ulang pekerjaannya dengan teliti. Menelaah berkas-berkas sebelumnya dan membuat beberapa laporan. Belum lagi, akan diadakan rapat terbuka di jam makan siang. Naruto hanya memiliki setengah jam lagi sebelum rapat dimulai.

Tiba-tiba, Sara datang menerobos masuk ke area Hara Electro. Dengan cepat wanita itu mendekati meja kerja Naruto.

"Yang, makan siang bareng, yuk?" Ujarnya dengan nada manja.

Naruto meliriknya sekilas, kemudian kembali fokus menyelesaikan satu dari beberapa pekerjaannya.

"Bentar lagi rapat. Kamu makan aja sendiri."

Wanita itu merengut, bibirnya berdecak kesal. Sudah beberapa kali Naruto menolak ajakan Sara walau sekedar makan siang bersama. Kesibukkan sang pacar yang kian tak terkontrol membuat Sara sering uring-uringan. Beruntunglah, Naruto adalah tipikal pria dingin dan tenang.

"Selalu saja..."

"Maaf." Naruto menyela dengan cepat. Iris birunya tidak lepas dari semua pekerjaan, namun bibirnya terkontrol untuk tetap bisa membalas ucapan wanitanya. "Mungkin lain kali,"

"Terserah." Kedua tangan Sara melipat di depan dada.

Naruto mematri sebuah senyum samar. Mungkin kali ini kekasihnya agak lelah berargumen. Biasanya Sara akan terus mendumel tanpa henti karena ia tolak. Mungkin wanita ini mau mengerti walau hanya sedikit.

Selang beberapa menit berlalu, Sara hanya memperhatikan Naruto yang masih bermesraan dengan pekerjaannya, sebelum akhirnya Sasuke datang.

"Wah, wah... Ada Kanjeng Mamih..."

Sara menatap Sasuke jengah, "Apaan sih!"

Sasuke tergelak, "Ampun Ndoro..." , "Broh, buruan rapat! Pak Manager udah standby..."

"Gue udah beres." Naruto beranjak dari duduknya, "Aku rapat dulu."

"Ya udah." Sara berdiri dan pamit pergi lebih dulu.

Sasuke berdecak kagum. Baru pertama kali melihat Sara yang cepat luluh seperti itu. Biasanya Sasuke akan menonton paling tidak dua puluh menit drama romansa yang digelar cuma-cuma oleh Sara dan Naruto.

Percaya atau tidak, meskipun Sara terlihat elegan dan dewasa tetapi sebenarnya dia sosok wanita manja dan kekanak-kanakkan. Mungkin pada dasarnya kodrat wanita kebanyakkan memang begitu. Dan yang lebih ajaib, Naruto hanya diam tanpa memperdulikan pacarnya yang mengoceh layaknya burung beo.

"Kali ini, gue setuju ama lo." ujar Sasuke, "Ternyata kata-kata lo yang itu bener juga."

Naruto mengerutkan dahi, agak kebingungan, "Maksud lo?"

"Biarin Sara. Entar dia capek sendiri." Sasuke melagakan seakan dia adalah Naruto, "Dan kali ini cewek lo kayaknya beneran udah lelah, deh. Manut banget..."

Naruto hanya mengedikkan bahunya. Pria itu hanya tidak mau melakukan hal yang merepotkan. Karena baginya, wanita memang selalu berisik.

"Tapi, kalo dia lelah pacaran sama lo gimana ya?"  sambil melangkah beriringan, mereka masih saling mengobrol tidak jelas. Sebenarnya, Sasuke yang gak jelas.

"Mungkin bukan jodoh gue." balas Naruto tanpa beban.

"Haha... gue setuju!" entah mengapa, Sasuke geli mendengar Naruto berkata seenteng itu. Pria itu sangat tahu, Naruto sangat menyukai Sara cukup lama.

Terbesit hal gila dibenak Sasuke. Dan sebetulnya, ia juga penasaran dengan satu hal...

"Entar, lo jomblo, gue pacaran sama Hinata."

Naruto terdiam, matanya berkilat tajam pada Sasuke, namun beberapa detik kemudian pria itu berhasil mengontrol diri untuk bersikap setenang mungkin.

"By the way, gue mau jalan sama Hinata malam ini." pancing Sasuke.

Agak lama Naruto terdiam, sebelum akhirnya dia menjawab dengan dingin.

"Good luck!"

...

...

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang