Chapter 52

638 118 7
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Kushina dimata Naruto merupakan sosok wanita yang begitu istimewa. Sifatnya sangat berbeda dengan para Ibu pada umumnya, meskipun beberapa sisi keibuan mendominasi karakternya. Wanita tersebut benar-benar memiliki kepribadian yang sulit dan sedikit merepotkan, bahkan Naruto sering dibuat tidak bisa untuk membantah dengan apapun yang menjadi keinginannya.

Wanita berusia memasuki kepala empat tersebut memiliki obsesi yang unik. Terdorong karena hanya diberi kepercayaan mempunyai anak sematawayang, Kushina selalu mengharapkan jika suatu saat Naruto sudah menikah akan memberikannya banyak cucu, setidaknya duabelas cucu bisa membuat seisi rumah riuh dan ramai.

Obsesi gila itu seolah menjadi selumbar untuk Naruto. Konyol memang, tetapi ingatan tentang sang Ibu yang sukar bertoleransi melenyapkan keinginannya untuk mencari banyak gadis cantik diluaran sana. Bahkan Naruto selalu merahasiakan siapapun yang sedang dekat dengannya. Naruto hanya ingin fokus berkarir. Dia mau memiliki masa depan yang menjanjikan. Mimpinya terlampau tinggi, dan tentu saja bukan sesuatu hal yang mudah untuk bisa mencapai kesuksesan.

Tetapi ketenangan tersebut seakan-akan berakhir dalam sekejap mata. Karin berhasil memberitahukan sosok gadis yang sebenarnya sudah mengisi kesehariannya kepada Kushina. Meskipun tanpa kejelasan dalam status hubungan, Naruto pernah memberitakan kepada orang-orang bahwa Hinata adalah pacarnya.

Lelaki itu terlihat lebih berekspresi. Melihat sorot matanya yang melebar dengan wajah tegang membuat Hinata merasakan sesuatu hal sedang terjadi. Pesan singkat dari sang Ibu seolah menjadi tanda akan adanya peperangan ——hanya ekspektasi Naruto yang berlebihan.

Hinata memperhatikan Naruto lebih dalam. Lelaki itu masih terpaku pada layar ponselnya. Semua karakternya berubah, kekhawatiran begitu transparan.

Mom pasti WA lo kan?” tebak Karin.

Wanita berpenampilan super branded itu benar-benar sudah memiliki prediksi yang tepat, karena dia tahu Kushina seperti apa. Bahkan Sasuke pun masih mengingat dengan baik bagaimana sosok Ibu dari Naruto tersebut. Agak menyebalkan, tetapi Sasuke merasa kasihan dengan nasib Naruto selanjutnya.

Hinata menatap satu per satu wajah mereka bertiga. Ada sesuatu hal yang hanya dia sendiri yang tidak tahu. Perempuan itu ingin bertanya, tetapi suasana menjadi kurang tepat untuknya. Mulutnya kembali bungkam, Hinata hanya berharap kalau Naruto mau menjelaskannya nanti.

Naruto menutup ponselnya, memasukkannya kembali ke dalam saku celana. Tatapan semakin menajam pada Karin, “Saya udah bilang, Karin, kamu jangan ikut campur urusan saya.”

Baby, this is a good news! Mommy harus tau,” terang Karin, “Lo lupa gimana gebetnya Bibi Kushina soal lo bawa calon mantu buat dia, kan? Dan cewek ini, she is a perfect lady! Mommy bakal setuju lo nikah sama dia.”

Hinata melebarkan irisnya, tercengang dengan ucapan Karin, “A-apa? Menantu?!” kerutan didahi memperjelas Hinata untuk meminta lebih banyak maksud dari yang sudah Karin katakan.

Naruto menoleh pada Hinata. Selain Kushina, lelaki itu juga merasa gadis dihadapannya juga memiliki keistimewaan dari kepribadiannya. Perasaan enggan menyelimuti, membungkus nyali yang semakin melenyap. Rasanya mustahil untuk kali ini Hinata bisa mengerti. Belum lagi beberapa konflik yang menerjang, memaksanya harus terus melibatkan gadis itu.

Well, biar gue jelasin sama lo, calon sepupu, Mommy-nya Naruto itu pengen anaknya cepet-cepet nikah dan punya duabelas baby! Bibi Kushina suka banget sama anak kecil…”

“DU-DUA BELAS?” suaranya melengking, mata Hinata semakin melotot dengan wajah yang nyaris memerah. Gadis itu menoleh ke arah Naruto dengan bibir mencebik, “Ini maksudnya apa Pak?! Kita kan gak pacaran! Kenapa tiba-tiba bahas soal nikah dan anak?!”

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang