Naruto © Masashi Kishimoto
…
“Pak…?”
Mata Hinata menerawang, memperhatikan tangan besar nan kekar milik Naruto yang membungkus hangat tangannya. Kedua tangan mereka saling bertaut, tak peduli seberapa banyak pasang mata memandang.
Mereka berdua baru saja memijakkan kaki di area mall, khususnya di depan pintu masuk karyawan. Keduanya disambut oleh dua orang security berbeda lawan jenis yang kemudian menyapa sopan pada Naruto.
“Pagi, Pak Naru,”
Naruto mengangguk singkat, tangannya masih enggan untuk terlepas dari Hinata, membuat perempuan itu tersipu malu.
Naruto memang tak pernah menutupi kedekatannya lagi setelah mereka benar-benar resmi berpacaran. Interaksinya terhadap Hinata memang terbilang masih dalam batas wajar, tetapi bagi Hinata, Naruto terlalu transparan menunjukkan hubungan mereka dihadapan orang-orang.
Selain menyapa dan tersenyum, Naruto selalu memegang tangan Hinata setiap kali mereka bertemu. Pria itu juga sering menyempatkan untuk menemui Hinata ditengah kesibukannya, mengunjungi gadisnya langsung ke konter. Bahkan, terkadang lelaki itu sengaja memesan kopi hitam favoritnya untuk memancing sang kekasih agar mau datang ke ruangannya.
Tak ada lagi Naruto yang dingin dan cuek. Lelaki itu benar-benar berubah menjadi sosok yang menyenangkan. Semua karyawan memperbincangkan Naruto yang sekarang selalu bertingkah mesra jika bersama Hinata. Jadi ada manis-manisnya gitu. Tak heran, Hinata dan Naruto jadi bahan pujian dan trending topic. Pasangan paling manis dan romantis sejagat mall.
Perlahan, Hinata melepaskan tangannya dari Naruto, kemudian tersenyum canggung. Hinata lalu memberikan pouch make upnya untuk diperiksa security.
“Pak Naru makin mesra ya sama kamu… ada manis-manisnya gitu,” bisik Ibu satpam itu, Hinata memberikan isyarat dari matanya agar tak membahas soal lelaki yang ternyata sedang mengobrol dengan satpam lain agak jauh darinya. Entah sudah sejak kapan pipi Hinata terasa gerah dan memerah akibat rasa malu.
Naruto memang sudah benar-benar berubah, dia jadi lebih akrab dengan banyak orang.
“Aman,” satpam itu menyahut setelah memeriksa barang-barang Hinata, kemudian menyerahkannya kembali.
“Makasih, Bu,”
“Dek…”
Hinata menoleh, Naruto memanggilnya. Lelaki itu memberi isyarat ajakan pada perempuan itu.
Helaan napas terdengar singkat. Hinata masih belum terbiasa menyikapi Naruto yang benar-benar berubah. Sikap manis dan hangatnya memang tak ayal begitu mendebarkan. Hinata memang senang dengan Narutonya yang sekarang, hanya saja lelaki itu belum bisa menempatkan momen-momen menyenangkan itu sendiri.
Terkadang, Hinata merasa risih karena perilaku Naruto.
Hinata berjalan mendekat, kemudian langkahnya dipercepat supaya bisa berjalan lebih dulu. Hinata tak mau Naruto memegang tangannya lagi didepan karyawan lain.
“Loh, Dek, tunggu…”
Hinata mulai menaiki tangga.
“Dek,”
Hinata menoleh.
“Kok kamu ninggalin Mas?”
Perempuan itu tak menyahut, malah kembali berjalan. Naruto berusaha menyusul Hinata dengan setengah berlari menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect SPV [ TAMAT ]
FanfictionSweet Cover by @Arite_Chisiki Naruto © Masashi Kishimoto [ AU/Mature/Romance/Comedy ] [ NaruHina Fanfic Story ] Revisi : 1-4 ( Cerita ini mengandung unsur Dewasa ) ... Hinata adalah seorang gadis yang bekerja di Harajuku Plaza Square sebagai Sales...