Chapter 23

1.3K 141 5
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

...

"What the——"

"Ino, biasa aja..."

Ino terbeliak. Iris aquamarinenya nyaris keluar karena beberapa hal yang sudah Hinata katakan. Pagi itu, entah ada apa dengan Hinata, ketika ia melihat sahabat pirangnya datang, gadis itu langsung menghalau langkahnya dan menculik Ino.

Banyak hal yang terjadi, dan akhir-akhir ini otak Hinata terus bekerja keras. Pikirannya terlalu melambung dengan jutaan peristiwa yang tidak berhenti mencampuri kehidupannya. Dan berbagi beban dengan Ino mungkin bisa menjadi solusi.

Akan tetapi, prediksi gadis itu ternyata sedikit melenceng.

“Hin, gue gak tau kalo lo——argh! Tapi sumpah, gue kaget lo sedekat itu ama Pak Naru…”

Amethyst Hinata berputar dengan malas. Gadis itu melupakan sesuatu atau mungkin beberapa hal yang tidak pernah diketahui oleh Ino, namun semua emosinya nyaris ia perlihatkan.

“Gue gak seperti yang lo bayangin, No. Lo jangan salah paham. Gue cuman kasian sama Pak Naru aja, udah.” matanya menilik ke arah Hara Electro yang masih gelap, “Kalo aja Si kampret Obito gak nyoba nyelakain gue, Pak Naru gak bakalan jadi korban.”

“Nah, loh… sekarang siapa lagi? Obito? Gue gak kenal, Hin! Udah berapa episode yang gak gue tau?”

Dan sekali lagi, Hinata melupakan ketidaktahuan Ino tentang dirinya.

“Ck, okay, Obito itu chef di lantai satu. Gue kenal dia pas di games kemarin. Kita satu tim waktu itu,” jelas Hinata, “Pas malem itu, Si kampret yang nguntitin gue. Bawa-bawa pisau lagi! Untung gue gak mati…”

“Terus, maksudnya dia itu mau apa sampe segitu gobloknya ngelakuin hal gak senonoh kayak gitu?”

“Katanya dia suka ama gue.”

What?! Kegoblokan macam apa yang dia pikirin?!”

“Makanya——”

“Denger, ya, Hin, ini udah termasuk kriminalisasi! Lo harus laporin dia!”

“Gue——”

“Enggak-enggak, lo harus lapor polisi secepatnya! Bahaya, Hin, kalo dia dedam sama lo gimana? Nyulik lo, nyandera lo, terus perkosa lo, terus-terus ujung-ujungnya ngebunuh lo, mayat lo dibuang ke sungai atau enggak dia mutilasi elo dan ngambil organ tubuh lo buat dijual di pasar gelap——”

“Ino, stop! Astaga…” Hinata menghela napasnya dengan kasar, “Tadi pagi dia udah minta maaf, dia ngakuin semua kesalahan dia, dan dia bakal resign dan gak bakal pernah ganggu gue lagi, asal gue gak laporin dia…”

“Dan lo semudah itu maafin dia, Hin? Otak lo sejak kapan sebego ini? Lo kira kasus model gini dianggap enteng?! Hin, lo itu udah dilecehin, apalagi Pak Naru yang malah jadi korban kedua akibat si Obito kampret itu!” cerocos Ino, wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.

“No, lo gak tau apa-apa soal gue. Kalau lo nganggep gue cewek polos dengan wajah malaikat, lo salah besar.”

“Maksud lo?!”

“Udah, gak perlu lagi ada yang mesti gue jelasin ke elo,” Hinata mendorong tubuh Ino untuk pergi dari counternya, “Sekarang, waktunya buat prepare!”

Gadis dengan rambut pirang panjang itu berekspresi kesal alih-alih penasaran dengan apapun yang tidak pernah ia ketahui. Jika saja jarum jam bukan menunjukkan ke angka delapan, rasa penasaran yang menggerogotinya akan terjawab walaupun butuh banyak waktu untuk merayu Hinata agar mengakui yang sebenarnya.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang