Chapter 13

2.4K 238 47
                                    

A/n : Chapter ini bermuatan dewasa dalam segi alur cerita dan kosa kata yang diolah. Jadi, jangan ditiru, ya! Dan untuk dibawah umur sebaiknya dikondisikan. Thanks.

Naruto © Masashi Kishimoto

Hinata memutar kelereng amethystnya malas. Tangan kanannya tak henti memijit-pijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Aroma alkohol menyelimuti hampir seluruh penjuru ruangan, bersama dengan bau-bau kegilaan yang dicipatakan oleh teman-teman kerjanya.

Bukan hanya aroma, botol-botol soju dan jenis alkohol lainnya hampir memenuhi satu meja persegi berukuran kurang lebih tujuh puluh sentimeter per sudutnya. Remah makanan, bekas snack dan lain sebagainya berserakan dimana-mana.

Kegilaan lainnya yang lebih membuat Hinata frustasi adalah ketika mereka bernyanyi dengan berbekal suara yang pas-pasan. Entah memang sadar atau sudah dipengaruhi oleh minuman keras, mereka semua begitu buas seakan ingin memakan mic yang dipegangi oleh Yamato. Tawaan, teriakan, suara musik, tingkah laku mereka yang mulai tak waras membuat Hinata ingin melemparkan botol-botol itu pada mereka.

“Oi, oi! Bisa gak, kalian berhenti nyanyi? Suara kalian tuh fals, astaga. Kepala gue pusing ngedengernya!” kedua tangan gadis itu mengusap perlahan wajahnya.

Yamato bersama separuh dari teman-temannya tak memperdulikan pekikan Hinata. Mereka asyik berjoget mengikuti iringan musik yang menyihir seluruh anggota tubuh untuk bergerak.

“Hahaha,” teman berambut pirangnya tertawa. Mata Ino sudah tampak begitu berat untuk terbuka, “Gue tau, lo pengen gue nyanyiin lagu favorit lo yang itu, ‘kan?” gadis itu hampir akan berdiri dari tempat duduknya sebelum Hinata menarik Ino dengan cepat.

“Ino, lo udah mabok! Udah, okay? Lo kalau nyanyi malah bikin telinga gue pecah. Suara lo gak ada bagus-bagusnya.” tangan Hinata mengguncang tubuh Ino yang tak bisa berhenti tertawa karena pengaruh alkohol.

“Oh, gosh!” Ino menilik Hinata penuh damba, “Lo emang flend gue, Hin. Gue seneng lo muji gue! Hehe.” kemudian meraih gelas jumbo yang berisi setengah soju dari meja.

“Astaga, gue gak ada muji lo, No! Udah berhenti, minum! Sai, lo juga!” Hinata merebut gelas berisi alkohol itu dari tangan mereka dan meminumnya sekaligus.

“Whahaha!” Sai bertepuk tangan ria setelah melihat aksi Hinata, “Lo beneran keren, Nat. Kereeen! Ino, Hinata keren, ‘kan?!”

“Sai bener! Khehehe.”

Ino menarik Sai untuk mendekat ke arahnya, kemudian bertepuk tangan bersama. Mereka juga tertawa dengan beberapa obrolan tak jelas yang tidak ingin Hinata dengar.

Gadis itu sedikit memberi jarak dari dua makhluk tak waras yang sudah dikelabui oleh alkohol tersebut, merasakan kepalanya yang semakin pening akibat terlalu banyak menghabiskan arak.

Oke, ini tidak berpengaruh apa-apa. Bagi Hinata, ia masih cukup sadar walau sudah menghabiskan belasan gelas berisi minuman haram itu. Hinata hanya perlu menghirup udara segar untuk meredakan sensasi hampir gilanya.

Mutiara tiram Hinata bergulir untuk melihat satu per satu temannya yang mulai tumbang, bahkan Kakashi pun sudah sejak tadi tertidur pulas dari racauan tak berujungnya. Yamato masih belum menyerah meski sudah meminun tiga botol soju, lelaki itu terus membujuk salah seorang rekan kerja agar kembali berkaraoke.

Pada akhirnya, hanya Hinata yang masih waras.

Nafasnya mulai memasok oksigen dengan stabil, merasakan ketenangan yang mulai mengambil alih. Suasana bising yang sempat mendominasi telah lenyap begitu saja. Semua orang sudah kalah melawan keabnormalan mereka.

My Perfect SPV [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang