Naruto © Masashi Kishimoto
...
Hinata duduk di ujung pantry, tepat dibelakang kaca etalase yang berada di atas meja. Beberapa minuman bersoda serta air mineral berjajar, mengisi kekosongan disana. Hinata seolah sedang bersembunyi dibelakang etalase tersebut, dengan sesekali mengintip melalui celah.
Beberapa pengunjung tampak berlalu-lalang seperti biasa. Mencari-cari makanan mereka, bahkan diantaranya ada yang sekedar menikmati suasana mall. Pemandangan yang bukan menjadi hal baru bagi Hinata.
Sebenarnya, Hinata selalu melakukan kebiasaan tersebut, nyaris berulang-ulang disetiap hari. Baginya, duduk dibelakang etalase membuat ia mampu mengamati kegiatan orang-orang diluar sana, tanpa ketahuan. Hinata sangat menyukai kebiasaan tersebut, terlebih untuk mengintip seseorang yang dulu pernah mencuri seluruh perhatiannya.
Ditempat ini, gadis itu selalu melihat segala hal yang pria itu lakukan, menatap dengan penuh perasaan gembira. Hinata benar-benar tidak mengerti, bagaimana bisa ia begitu mengagumi Naruto pada saat itu. Sikap dingin, aura misterius, wibawanya yang kuat... meskipun hampir setiap kali Naruto mengabaikannya. Hinata hanya kagum, entah apapun alasannya.
Sesaat setelah pikirannya melayang, Hinata melihat sosok lelaki yang sempat menyemat dalam pikiran. Lelaki itu terlihat sibuk berdialog dengan beberapa karyawannya, dengan karisma yang begitu tegas. Mata biru yang cerah namun tajam dan dingin. Lelaki itu benar-benar terlihat sempurna.
"Hinata..." Ino menepuk bahunya, membuat gadis itu terperanjat.
"Ah, sorry! Gue ngagetin lo, ya?"
Hinata memejamkan matanya, mengatur napas yang sesaat terasa sesak. Jantungnya berpacu agak cepat karena terkejut.
Entah sejak kapan Ino sudah ada disampingnya. Lebih tepatnya, gadis itu berdiri disebelah tembok pemisah di antara counter mereka. Tingginya hanya setengah badan, makanya Ino bisa bertatap muka dengan Hinata sekarang.
Hinata menatap Ino, "Ada apa, sih..."
"Hehe, enggak. Gue cuma pengen minta minum, boleh?" tangan Ino menyodorkan sebuah mug.
"Dih," Hinata mendecih, "Kan di lo juga ada." Ia meraih mug itu agak malas.
"Air galon lagi habis, hehe..."
Hinata berjalan mendekati dispenser yang berada dibelakangnya. Mengisi mug itu sampai penuh.
"Kan di lo banyak air teh..."
"Gak enak... gue pengen air putih. Cepetan, udah seret nih tenggorokkan gue!"
"Nih!"
Ino membawa gelas mug berisi air itu dengan cepat, kemudian meminumnya segera.
Melihat kelakukan Ino, membuat Hinata mendengkus geli. Gadis dengan rambut blonde itu benar-benar teman yang unik bagi Hinata. Meskipun umurnya lebih tua darinya, Ino sangat menolak keras bagi siapa pun memanggilnya dengan sebutan 'kakak'. Ino tidak mau dianggap tua. Dia juga tidak ingin membuat orang-orang merasa segan hanya karena usia.
Meskipun begitu, hal lain yang membuat Hinata merasa unik adalah karena perilaku Ino seperti seorang anak kecil. Selain itu, Ino pun terbilang agak tomboy. Ino juga sangat benci make up, tetapi pekerjaan mengharuskannya untuk bermake up.
Hinata benar-benar tidak menyangka akan sedekat sekarang dengan Ino. Mengingat perkenalan mereka yang terbilang cukup menggelikan karena sebuah kesalahpahaman.
Hinata kembali meninjau sekitar. Entah mengapa gadis itu mulai menelusuri keberadaan Naruto---lagi. Pria itu sudah tidak berada ditempat yang sebelumnya, tetapi, rambutnya yang cerah setengah terlihat dari tempat Hinata. Tampaknya, Naruto sedang sibuk didepan komputer.
"Mulai, deh... lo lama-lama demen beneran loh, Hin." komentar Ino tiba-tiba. "Kapan ya gue lihat lo kayak gini, perasaan udah lama. Eh, sekarang kumat lagi..."
Hinata berdecak, "Apaan, sih... gue gak ada perasaan macem-macem ama Pak Naru. Biasa aja."
"Ya, sebenernya gak ada salahnya juga kalo lo suka Pak Naru. Dia emang ganteng... udah gitu, dia itu lumayan famous dikalangan cewek-cewek. Idola banget lah!"
Hinata menghela napas, "Itu mah elo kali yang naksir!" jawabnya cepat, "Lo gak tau aja dia tuh kayak gimana,"
Ino menyipitkan matanya, menatap Hinata dengan curiga, "Emang lo tau, Hin?"
Hinata memalingkan wajah secara spontan. Tubuhnya meremang. Hinata lupa kalau Ino sebenarnya tidak tahu apa-apa. Ino tidak tahu bagaimana hubungan Hinata dan Naruto selama ini. Hinata tidak pernah berbicara perihalnya pada siapapun.
"Ma-maksud gue tuh, ya... lo tau sendiri 'kan kalo Pak Naru itu dingin, cuek dan judes banget!" mata uniknya beredar untuk membunuh rasa tegang yang tiba-tiba saja menyerang.
"Hohoho... lo bohong, kan? Lo ada apa-apanya kan ama Pak Naru? Ya, kan?"
"Enggak ada, Ino... stop godain gue!"
Ino menyeringai, membuat Hinata memutar bola matanya dengan sebal.
"Dasar, Hinata! Lo tuh gak bisa bohongin gue..."
"Gue gak ada bohong-bohongan."
"Bohong, ah!"
Hinata melingkarkan telunjuknya dengan ibu jari, "Nih, yang bohong!"
"Ck, itu mah bolong, bego!"
Gadis itu sedikit tergelak melihat Ino yang menggembungkan pipinya. Hinata yakin Ino kesal. Tetapi beberapa saat kemudian senyuman terbit diwajah temannya tersebut.
Ditengah obrolan yang masih berlanjut, Hinata mulai kembali melirik ke arah Naruto. Pria itu sedang menikmati secangkir kopi disana. Hinata sangat tahu, Naruto sangat menyukai kopi hitam. Dan salah satu karyawannya sering memesan ditempatnya.
Segaris senyum terbit. Gadis itu merasa senang karena kopi buatannya disukai oleh lelaki disana. Meskipun Hinata pernah merasa kesal pada Naruto dan membuatkan kopi tanpa diberikan gula, tetapi entah mengapa lelaki itu hanya selalu membeli kopi dari tempat Hinata bekerja.
Ditengah perhatiannya yang memusat, tanpa disengaja Naruto pun menatap ke arah Hinata. Pandangan mereka bertemu. Hinata seolah merasa disengat listrik, membuatnya terkejut.
Mereka saling memutus kontak. Ada guncangan yang begitu mendebarkan dadanya. Hinata merasakan hawa panas merambat tipis dikedua pipi. Membuatnya tidak nyaman.
...
Matamu melemahkanku,
Saat pertama kali ku lihatmu,
Dan jujur... ku tak pernah merasa,
Ku tak pernah merasa begini...[ Jaz - Dari Mata ]
...
...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect SPV [ TAMAT ]
FanfictionSweet Cover by @Arite_Chisiki Naruto © Masashi Kishimoto [ AU/Mature/Romance/Comedy ] [ NaruHina Fanfic Story ] Revisi : 1-4 ( Cerita ini mengandung unsur Dewasa ) ... Hinata adalah seorang gadis yang bekerja di Harajuku Plaza Square sebagai Sales...