4 (In relationship)

16.8K 614 4
                                    

"Baiklah, tapi memeluknya?!" Tandas Luke dengan suara meninggi dan mulai terdengar marah kembali seperti tadi. 

"Kami lama tak berjumpa, dan kami berpelukan sebagai seorang sahabat. Aku hanya memeluknya saja" Terangku mencoba menjelaskan.

Mengingat bahwa dulu aku sering memeluk Benneth dan sebaliknya, tapi aku tidak ingin mengatakannya mengingat tatapan mata biru Luke yang terbakar marah dan kesal sedang mengarah padaku sekarang.

"Hanya memeluknya?!" Seru Luke terlihat muak.

Kenapa orang ini terlihat ngotot sekali untuk mencampuri urusan orang?!

Sial! Kurasa aku salah bicara tadi, tapi aku tidak peduli. Lagipula dia bukan siapa-siapaku, dia memang menarik, dan mungkin aku tertarik padanya.
T

api jika dia seperti ini, rasa tertarikku padanya akan kutarik kembali seolah tak pernah ada.


"Jeez! Kau bukan pacarku, Luke. Kau tidak bisa melarangku begitu saja"

Tegasku sudah tidak bisa menahan emosiku yang akhirnya perlahan-lahan meluap keluar.

Dia memberiku sebuah tatapan datar yang agak dingin. "Sekarang ya, Ave. Kau akan menjadi pacarku sekarang dan seterusnya"

Apa?! Dia bahkan tidak meminta persetujuanku sama sekali. Dasar gila! Aku kembali mengingat masalah bipolar dan psikologisnya, kupikir ini caraku membantunya.

'It will be okay, Ave. Terima saja dia, kau juga menyukainya. Kan?' Well mungkin tadinya aku menyukainya  tapi ini terlalu aneh.

Tidak bisa seperti ini kawan. Amerika adalah negara demokrasi dan semua orang punya hak untuk memilih.

Aku menarik napas dalam-dalam, karena pertama kalinya aku akan pacaran dengan seseorang yang memaksaku. Well, maksudku dengan paksaan. "Baiklah, Luke"

Ini pertama kalinya aku pacaran! Memacari seseorang yang baru saja kutemui selama 2 kali, dan beberapa saat yang lalu baru saja membentakku. Aku memang mengejutkan! Bahkan diriku sendiri terkejut padaku.

Kau sudah kehilangan akal Ave!
Yup, tapi aku sudah menyetujuinya. Lagipula ini untuk membantunya.

Matanya langsung tertuju padaku, dia terkejut dengan jawabanku yang mungkin saja tidak diperlukan beberapa menit yang lalu. "Benarkah? Kau setuju?"

"Ya" jawabku berusaha terdengar gembira setelah kesal dengan tingkahnya.

Beberapa saat kemudian kami sampai dirumah sakit dan Tom membuka pintu mobil untuk kami.

Kami menuju lift dan saat lift terbuka, aku melihat Allison di ruang tunggu UGD. Dia terlihat sangat sedih dan itu membuatku kaget, karena aku tidak pernah melihatnya sesedih itu.

Aku bergegas memeluk Allison yang tampaknya sangat butuh dukungan. "Allison, apa kau baik-baik saja?"

"Oh, Ave. James masih belum sadar" jawabnya sambil tetap memelukku dan terisak dalam tangisannya.

Allison terlihat sangat kacau dan matanya sembab sekali, dia nyaris hampir tidak bisa menatapku karena terlalu sedih.

Tiba-tiba aku merasa seperti teman durhaka karena tidak ikut menemaninya dari awal setelah melihat keadaan yang seperti ini.

WATER UNDER THE BRIDGE [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang