Setelah mendapatkan cuti 2 hari untuk beristirahat, Valerie kembali ke rumah sakit untuk bekerja.
Kondisi rumah sakit serta ruang ugd sudah jauh lebih kondusif dibandingkan beberapa hari yang lalu. Beberapa pasien sudah bisa dipulangkan, dan sebagian yang lain sudah berangsur pulih.
Hari itu juga bukanlah hari yang melelahkan untuk Valerie. Ia hanya berkeliling ke ruang ruang VIP untuk kontrol harian, serta menjalani satu kali operasi tadi pagi.
Pada jam makan siang, Valerie memutuskan untuk mengambil jatah makan siang gratis di kafetaria bersama Safiya dan Fatya. Walaupun dengan menu seadanya, namun jauh lebih baik ketimbang harus bergelut dengan kemacetan kota.
"Val, lo kenapa?" Tanya Fatya sambil menyedot susu kotaknya. "Lo keliatan jauh lebih bahagia."
Safiya cuman senyum-senyum gak jelas sambil ngeliatin Valerie. "Kata orang kalau senyum-senyum sendiri sampai kebawa ke tempat kerja, biasanya karna orang spesial tuh."
Valerie cuman ngulum senyumnya. "Apaan sih."
"Lo keliatan jauh lebih baik ketika lo bahagia Val," ujar Fatya pelan. "Lo gak harus terus menerus mengisolasi diri sendiri. Banyak hal kecil yang bisa bikin lo bahagia,"
Valerie mendesah kecil. Ia memainkan jemari di permukaan garpu dan sendoknya, lalu tersenyum kecut. "Gue cuman trauma, Fat. Trauma sama hidup."
Safiya menepuk pundak Valerie dengan perlahan. "Tapi kayaknya udah ada yang bisa nyembuhin traumanya Bu Valerie ini nih?"
"Sok tau!"
Fatya, Valerie dan Safiya mulai menyantap makan siang mereka. Suara decitan garpu dengan piring memenuhi ruangan kafetaria di lantai atas.
"Gimana pasien yang dioperasi pneumonia?" tanya Fatya.
"Mhm. Udah membaik," sahut Valerie. "Oh ya. Kata Ad hari ini dia mau jemput Adnan untuk pulang."
Sementara Fatya kebingungan tentang nama Adnan dan Ad, Safiya dan Valerie berbincang lebih jauh soal pasien-pasien rumah sakit.
Ponsel Valerie bergetar di atas meja.
"Halo?" Valerie menyedot air mineral. "Oh, udah di sini? Aku baru selesai makan. Bentar ya, aku turun. Kamu langsung ke lantai 3 aja."
Fatya dan Safiya memperhatikan Valerie dengan seksama.
"Eh, gue kebawah dulu, ya?" Valerie menaruh botol air minum di atas meja. "Adrian udah dateng. Daah,"
Safiya tersenyum, lalu berbisik kepada Fatya. "Fat, lo mencium bau-bau jatuh cinta, gak?"
*
Valerie dengan hati-hati mendorong sebuah kursi roda menuruni jalan turunan menuju lantai dasar. Di sebelah gadis tersebut telah berdiri Adrian selaku wali gadis yang duduk di atas kursi roda.
![](https://img.wattpad.com/cover/144396470-288-k283142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | sinb
NouvellesSemua orang punya trauma, atau seenggaknya-- pernah punya trauma. Tapi kenapa, trauma punyanya Valerie harus trauma sama kebahagiaan? coralpetals, 2018. Highest rank on shortstory : # 64 ~ 180626