"Kalau boleh tau, anda siapanya nona Adnan, ya?" Valerie berbicara dengan hati-hati di depan pintu kamar di mana Adnan dirawat. Pemuda bernama Adrian datang dan mengaku sebagai keluarga dari pasien.
"Jangan panggil 'anda', dokter. Panggil 'kamu' aja, saya gak jauh lebih tua dari kamu, kok," sahut Adrian. "Dia adik perempuan saya."
Valerie mengangkat alisnya, lalu mengedarkan pandangannya dari ujung rambut sampai ujung sepatu pantofel pria tersebut. Kok panggilan aja diatur-atur, sih?
"Oh, baiklah," kata Valerie. "Adik kamu udah saya operasi tadi. Kalau boleh tau-"
"Iya, boleh tau kok."
Valerie menahan napasnya yang hampir tercekat karena kesal. "Sorry?"
"Daritadi kamu nanya kalau boleh tau terus," kata Adrian, sedikit lebih santai. "Mau tau apa, dokter?"
Kalo lo bukan keluarga pasien, bener-bener udah gue tendang lo dari sini, asli.
"Saudari Adnan punya riwayat penyakit paru-paru?"
Adrian terdiam sejenak, lalu menggeleng. "Nggak ada."
Valerie menghela nafas, lalu mengangguk. "Kamu boleh masuk sekarang. Tolong jangan mainin alat bantu respirasinya."
*
Kekesalan Valerie terhadap kakak seorang pasien kemudian menjadi perbincangan yang seru bagi Safiya dan Ben. Ketiga sahabat itu berkumpul di salah satu kafe persimpangan saat istirahat jam makan siang tiba.
"Gue manggil 'anda', terus dianya ngatur bilang gak mau dipanggil anda, maunya kamu," pekik Valerie kesal. "Ingin gue teriakin, emangnya lo nenek moyang gua?"
"Hahaha, kakek moyang!" koreksi Safiya.
"Caper tuh caper," kata Ben sambil memotong seiris cheesecake. "Emangnya kayak mana sih orangnya Val? Bujang?"
"Ganteng sih.. rapih juga. Gue akui dia ganteng," ujar Valerie dengan emosi yang mereda. "Tapi gue sebel aja kok jadi orang lawak banget,"
"Lo aja sensi," kata Ben sambil mehrong. "Kayak gituan dikeselin. Dasar, jadi dokter jangan galak-galak dong?"
Valerie mendesis. "Diem lo, bentor."
"Hahaha, btw btw," Safiya memotong adu jotos antara rekan kerjanya dengan sahabat SMAnya. Hitung-hitung menghindari terjadinya perkelahian lanjut. "Pergi bareng yuuuuk? Liburan musim panas kan sebentar lagi."
"Boleh-boleh," Ben mengusap rambutnya dramatis. "Gua harus ngasih donasi berapa, nih? Semilyar? Dua milyar?"
"Heh, lo gak usah gaya," Valerie menoyor kepala Ben. "Rumah lo aja kadang dimatiin listriknya sama PLN, terus lo nangis-nangis ke rumah gue minta numpang ngecharge hp,"
Ben mendesis. "Kok lo gitu sih Val. Sakit hati gua."
"Tapi yaudahlah, donasi gampang, toh kita bertiga udah kerja semua," kata Ben kemudian. Mood lelaki itu emang gampang pulih dalam kurun waktu tiga detik saja. "Mau kemana nih kira-kira? Liat gurun di Dubai? Kemah sama penguin di Antartika? Atau naik kapal pesiar ke Miami?"
Safiya sibuk meneriaki pilihannya, sementara Valerie mendadak terdiam setelah mendengar ucapan-- atau bisa dibilang, pilihan terakhir dari Ben.
Kapal pesiar. Valerie benci kapal pesiar. Valerie benci lautan.
Safiya baru bisa menyadari perubahan mimik wajah Valerie setelah dia selesai berdebat dengan Ben. Hal yang sama terjadi pada Ben, lalu lelaki tersebut tertawa renyah. "Hehehe, mungkin kita ke Amerika aja kali ya, nginep di tengah hutan,"
"Guyonan lo gak lucu tolol," ujar Safiya melalui matanya.
"Terus gua harus gimana??????"
"aDUUUH," Safiya mendadak berteriak, membuyarkan lamunan Valerie sekaligus membuat Ben tersedak dengan colanya. "Val! Udah jam segini nih, balik ke rumah sakit, yuk?"
Valerie mengangkat pergelangan tangan kirinya, lalu melihat arloji. "Oh, iya. Bener. Gue sama Safiya harus segera balik lagi ke rumkit."
"Yaudah, ayok," Ben berdiri sambil ngeluarin kunci mobilnya. "Gua anter."
"Lo gak kuliah?" tanya Valerie.
Ben menggeleng cepat. "Males, hehe."
"Yeu," Safiya menggelengkan kepalanya. "Lo kan ahli waris perusahaan bokap lo. Kalo bokap lo pensiun terus lo tetep bodoh kayak gini, entar gimana nasib perusahaan bokap lo di masa yang akan datang?"
"Safiya lo mau gua anter apa enggak?"
"iYA IYA MAU DUH."
KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | sinb
Cerita PendekSemua orang punya trauma, atau seenggaknya-- pernah punya trauma. Tapi kenapa, trauma punyanya Valerie harus trauma sama kebahagiaan? coralpetals, 2018. Highest rank on shortstory : # 64 ~ 180626