28: Penthouse

548 94 5
                                    

Sepasang pemuda terlihat berjalan menyusuri gate arrival di sebuah bandara. Sebuah tangan dari seorang gadis menggeret satu koper pastel coral.

"Ad, kok kamu gak bawa koper sama sekali sih," Valerie masih kesusahan membawa kopernya yang agak besarㅡ walaupun isinya gak terlalu penuh.

"Aku mah pake satu setel baju aja buat seminggu kedepan," sahut Adrian.

Valerie mencibir. Gadis itu berhenti menggeret kopernya tatkala ia dan Adrian tiba di depan bandara. "Kita mau nginep di mana? Biar aku bisa ngomong langsung ke abang abang taksinya,"



"Gak usah naik taksi, yuk ikut aku," Adrian menarik lengan Valerie, lalu keduanya dibawa ke tempat parkir vallet yang ada tepat di seberang bandara. Vallet parking dan bandara dibatasi oleh lajur drop off.



"...ini mobil siapa?"

*

"Kamu pemborosan banget dasar," Valerie berjalan ke arah sofa sambil membawa sekaleng soda di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu pemborosan banget dasar," Valerie berjalan ke arah sofa sambil membawa sekaleng soda di tangannya.

Adrian masih sibuk memotong-motong crab stick dan memanggangnya, sementara Valerie mulai membuka kaleng soda dan meneguk isinya.


Gadis itu tidak pernah tahu Adrian memiliki penthouse dan sebuah mobil di daerah Eropa. Padahal pada awalnya Valerie menyangka lelaki itu baru saja membeli penthousenya. Namun asumsinya dibantah keras oleh Adrian.

"Aku beli penthouse bukan hanya karna kita mau liburan ke Paris kok," katanya.


Valerie dan Adrian bisa saja menginap di apartemen atau hotel untuk satu minggu. Biayanya mungkin lebih murah daripada membeli penthouse. Namun begitulah Adrianㅡ bukannya memaksa, namun bagaimana lagi? Laki-laki itu memang sudah lama memiliki beberapa aset di Paris.

Beberapa menit setelahnya, Valerie dan Adrian larut dalam acara makan malam. Crab stick yang dipanggang Adrian terasa pas dengan bumbu manis pedas, lengkap dengan sebotol wine khas Prancis.


"Terus, kenapa kamu gak tinggal di Paris aja?" Valerie menuangkan wine ke gelas.


Adrian menggumam. "Hmm. Soalnya kantor aku bukan di Paris?"


Valerie mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menyumpit daging kepiting bakar dan mencocolnya dengan saus pedas khas Prancis. Adrian terkekeh, lalu menaruh sumpit di atas piring dan menaruh piring di meja sebelah sofa.


"Dulu itu aku sering ada perjalanan bisnis, kadang ke Eropa dan kadang ke Amerika," ujar Adrian. "Tapi paling sering itu ke Paris sama ke Manhattan."


"Hmmm!" Valerie memalingkan mukanya dari gelas wine. "Jangan bilang kamu punya penthouse juga di New York?"


"Hahaha," Adrian mengusap surai Valerie. "Nanti kapan-kapan kita ke New York, ya?"


Valerie meneguk anggur putih dari gelasnya dengan perlahan, lalu memperhatikan langit malam. Terlihat puncak menara Eiffel yang keemasan akibat sorotan cahaya lampu.


"Harusnya kamu tinggal di sini aja," ujar Valerie. "Di sini nyaman banget, Ad."


"Aku udah jarang ada perjalanan bisnis lagi ke sini, soalnya ibu negara yang minta," Adrian merangkul Valerie. "Gantian dia yang sibuk pergi-pergi, jadi aku harus jagain Adnan."


Valerie menoleh, lalu memperhatikan lekuk wajah Adrian yang-- uh, nyaris sempurna, menurutnya. "Adnan pasti seneng banget punya kakak kayak kamu. Udah baik, tanggung jawab lagi."


Kekehan kecil terdengar dari mulut Adrian. "Lagi ngerayu aku, nih?"


"Ih, engga!" Valerie melepaskan rangkulan Adrian di sekitar bahunya, lalu berdiri dan berjalan menuju tangga untuk turun ke lantai bawah. "Minggir ah, aku mau bobo."


Adrian menggeleng kecil, lalu berjalan santai di belakang Valerie sambil berkacak pinggang, lalu ikut menuruni tangga. "Aku baru inget, aku kayaknya punya rumah juga di Miami. Habis ini mampir yuk?"


"Bukan mampir itu mah, Ad. Dari Paris ke Miami mah jauh," sahut Valerie.


"Ya biarin. Kan libur kamu lama?"


Valerie menoleh, lalu menjulurkan lidahnya. "Aku kan trauma laut, wle."


"Nggak boleh trauma lagi kalau sekarang!"


*




trauma | sinbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang