50: Cure

771 106 23
                                    

Valerie tidak ikut menjaga posko dan pula tidak ikut bertugas selama kurang lebih 5 hari. Selama itu pula Adrian telaten mengurus Valerieㅡ kembali ke homestay pada siang hari untuk melihat keadaan Valerie, dan rutin membuatkan gadis tersebut bubur.


Selama itu pula Adrian membantu pekerjaan tim medis di bibir pantai. Banyak sekali hal yang lelaki itu pelajari, sampai di hari kelima ketika Adrian sudah mahir bercakap dengan para penduduk sambil memeriksa tensi darahㅡ tentu non-medis tidak diperbolehkan menyuntik.


"Adrian, sorry, can you pass me the syringe?" ujar Lena sambil mengusap lengan seorang remaja dengan kapas basah.


Adrian memberikan sebuah suntikan kepada Lena yang duduk tidak jauh darinya.


"Thanks," katanya.


Adrian mengangguk, lalu kembali menoleh ke arah lansia di depannya. Seorang nenek berusia sekitar 67-70 tahun.


"Can you walk properly, Mrs?" tanya Adrian.


"I came here with my husband," sahutnya. "T-thank you, young guy, although I'd never see you before,"


"On my honour, Ma'am," sahut Adrian, sambil mengusap punggung tangan lansia tersebut yang telah keriput. "I'm a subtitutive worker, my girlfriend is sick and I'm in charge to fulfill her tasks."


"That's very kind of you, I hope you both will last long."





"Mmmm, gantiin pacarnya yang lagi sakit, toh?" goda Lena, setelah lansia tadi pergi bersama suaminya. Adrian hanya terkekeh.


"Gimana keadaan Valerie?" tanya Lena. "I mean, kondisinya bener-bener buruk bahkan di hari pertama kita nugas. Dia nggak dateng dengan kondisi yang fit."


"The blame is all on me, Len," sahut Adrian pelan. "Ada masalah di antara saya dan Valerie sebelumnya so, I came here to fix everything."


Lena tersenyum. "Kamu pasti sayang banget sama Valerie, Adrian,"


"You can say so," Adrian tersenyum tipis, lalu memandang lautan yang terhampar luas di hadapannya.


"Jadi, apa rencana kamu selanjutnya?"


Adrian menoleh pelan, lalu mengerjap.

"I mean, kalian berdua gak mungkin ngejalanin hubungan yang statis, kan?" tambah Lena. "Come on, Adrian. Gak ada yang perlu kamu tunggu lagi kalau kamu udah ngerasa Valerie is worth for everything."


"Oh," Adrian terkekeh malu, lalu mengacak surainyap pelan sambil menunduk. "That plan. Of course I have. Mungkin gak jauh dari sekarang, Len. Doain aja."

Lena tertawa, lalu menepuk pundak Adrian. "Semangat!"


**

Valerie sudah mulai bertugas kembali esok hari, di hari ke-6. Gadis itu merasa jauh lebih bersemangat saat melihat Adrian ikut membantunya.  

trauma | sinbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang