"Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you. Selamat tambah tua, Adrian!"
Sekelompok orangㅡ sekitar 6-7 orang berkerubung di salah satu meja yang sebelumnya hanya diisi oleh Adrian dan Allura. Salah satu di antara mereka membawa sebuah kue, dengan lilin yang menyala di sana.
Allura membawa Adrian ke salah satu tempat makan di mall, yang ruangannya tidak dibatasi oleh dinding semen, melainkan hanyalah kaca-kaca yang tidak menutup sampai atas. Beberapa orang yang lewat menyempatkan diri untuk menoleh dan melihat apa yang sedang terjadi.
"Lah, keroyokan?"
Allura tertawa, lalu memukul lengan Adrian atas banyolan yang ia lontarkan barusan. Kemudian Adrian disuruh meniup lilin. Lelaki itu sukses memadamkan lilin setelah sebelumnya mengucapkan beberapa permintaan di dalam hati.
"Kok lu semua bisa tau gua di sini?" tanya Adrian dengan wajah kebingungan. Allura hanya tersenyum sambil menyilangkan tangannya.
"Allura lah, bro. Allura," kata salah satu dari mereka, sambil menunjuk Allura menggunakan dagu. "Siapa lagi."
Adrian menolehkan kepalanya ke arah Allura yang duduk di sebelahnya. "Kamu, nih..."
Allura terkekeh. Gadis itu dengan malu-malu mengecup pipi Adrian, meraih rahang lelaki tersebut dan menaruh kecupan akhir di bibir apel Adrian. "Aku sayang kamu.."
Adrian mengangkat alisnya. Cukup terkejut dengan yang Allura lakukan barusan. Kalimat yang dilontarkan gadis tersebut membawa pikiran Adrian melayang ke arah sosok perempuan bernama Valerie.
Aku sayang kamu..
Adrian mengerjap, lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Allura. Nafasnya mendadak tercekat, namun tangannya masih dengan tenang mengusap lengan atas Allura.
Semua orang yang membentuk lingkaran di situ menepuk tangannya dengan meriah, sementara Allura tersenyum manis.
Tak lama setelahnya, seorang perempuan berdiri di belakang kursi, menatap lurus ke arah Adrian dan Allura.
"Ad...?"
Semua kepala menoleh ke arah gadisㅡyang tak lain adalah Valerie, yang berdiri di belakang kursi sambil menatap lurus ke arah sang pemeran utama pada malam itu. Adrian menarik nafas dalam sementara Allura mengerutkan keningnya.
"Wah, siapa nih, Yan?" ujar seorang perempuan.
"Ah, tau guaaah!" kata seorang lelaki. "Selingkuhan, ya? Parah!"
Hati Valerie seakan terhujam oleh ribuan anak panah saat mendengar kalimat celetukan dari orang-orang di sekitarnya.
Namun semuanya tidak lebih sakit dari saat melihat Adrian berciuman dengan gadis lain.
Adrian tidak membiarkan Valerie larut lebih lama dengan pikirannya. Lelaki itu bangun, lalu membawa Valerie menjauh dari kerumunan.
"Valerie," Adrian melepas tangan Valerie ketika tubuh mereka telah tertutupi oleh dinding. "What are you doing here?"
"What are you doing here," Valerie mengulang pertanyaan Adrian. "Aku pikir kamu lagi rapat?"
"Turns out kamu lagi sibuk... sama perempuan lain."
Adrian mengusap wajahnya dengan kasar. "Valerie, this is not how exactly you think."
"Maksud kamu, apa?" Valerie memberanikan diri mengangkat dagunya. Tangannya sudah terkepal walaupun bergetar hebat. "Maksud kamu apa, bilang kamu lagi rapat tapi ternyata kamu lagi asyik sama temen-temen kamu, termasuk Allura,"

KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | sinb
Kısa HikayeSemua orang punya trauma, atau seenggaknya-- pernah punya trauma. Tapi kenapa, trauma punyanya Valerie harus trauma sama kebahagiaan? coralpetals, 2018. Highest rank on shortstory : # 64 ~ 180626