Tepat pukul 2 siang hari, terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan banyak korban. Sebuah truk yang terparkir di jalan turunan gedung proyeksi mengalami lepas rem dan menabrak bus kota yang melintas di perempatan, sekaligus menabrak sebuah mobil dengan 4 penumpang yang berjalan di belakang bus.
Sebagian kecil korban dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun rumah sakit tersebut tidak memiliki fasilitas ruang ugd yang banyak dan lengkap, sehingga korban dengan luka serius dilarikan ke rumah sakit tempat Valerie bekerja.
Valerie hampir tidak makan dan minum untuk 3 jam setelahnya. Keadaan di unit gawat darurat benar-benar diluar kendali saat dia datang-- banyak korban yang belum mendapat perawatan. Banyak rekan kerjanya yang berlalu lalang kekurangan antiseptic dan kapas. Mungkin itu adalah karena rumah sakit mereka sudah lama tidak menangani kecelakaan serius seperti ini di unit gawat darurat.
Gadis itu baru saja akan berlari menuju ruang penyimpanan, ketika Safiya memanggil namanya dari kejauhan.
"Kalo lo mau nanya gue nganggur apa engga, gue gak nganggur," kata Valerie cepat. "Altaf lagi butuh betadine sama antiseptik,"
"Engga, engga," Safiya memegangi lengan Valerie, tak peduli banyak sekali darah di telapak tangannya.
Valerie terdiam.
"Ada satu lagi korban yang lagi dalam perjalanan," Safiya menjelaskan dengan terengah-engah. "Ares ada di ambulan. Dia bilang kayaknya korbannya harus dioperasi, tapi dia gak tau pasti korbannya kenapa."
Safiya nepuk pundak Valerie, rekan kerja yang sedikit lebih muda darinya. "Biar gue yang ambil betadine sama antiseptik buat Altaf."
Ambulan terakhir yang dikirim dari tempat kejadian sampai di depan gedung rumah sakit beberapa menit kemudian. Valerie udah berdiri di depan pintu masuk, seakan menyambut kedatangan ambulan tersebut.
Ares turun dari ambulan membantu petugas ambulan untuk menurunkan sebuah ranjang. Di atasnya, terbaring seorang perempuan cantik dengan darah yang membaluri leher dan kepalanya. Hidungnya mimisan.
Valerie bisa memastikan bahwa gadis cantik itu perlu dioperasi setelah melalui beberapa pemeriksaan cepat.
"Res, bawa pasien ini ke ruang operasi, tolong," kata Valerie sambil ngedorong ranjang di depannya. Ares ngangguk sambil terus meremas kantung darah yang tersambung dengan pembuluh si gadis di atas ranjang.
Valerie mengambil sebuah ikat rambut dari kantung jas prakteknya, lalu mulai mengumpulkan helaian rambutnya dan mengikatnya asal.
Untung saja ia mengganti kasur rumahnya beberapa bulan yang lalu. Malam ini tubuhnya pasti akan sangat terasa pegal.
KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | sinb
Cerita PendekSemua orang punya trauma, atau seenggaknya-- pernah punya trauma. Tapi kenapa, trauma punyanya Valerie harus trauma sama kebahagiaan? coralpetals, 2018. Highest rank on shortstory : # 64 ~ 180626