Bab 8

1.3K 67 2
                                    

Fayla mengikuti Alfa yang tengah melaju cukup kencang di jalanan, tak kalah cepat Fayla bisa mengikuti laju motor Alfa.

Cukup jauh Alfa melajukan motornya hingga motor itu berhenti di sebuah rumah tua yang kosong dan tempatnya pun cukup terpencil, hanya ada pohon-pohon jati yang menjulang tinggi. Fayla memakirkan motornya cukup jauh dari rumah itu tepatnya di balik semak-semak, setelah memastikan Alfa memasuki rumah, Fayla segera berlari menuju rumah itu.

Dengan penuh kehati-hatian Fayla memasuki rumah dan mulai mencari jalan untuk bisa melihat ke dalam. Fayla mengendap-endap lewat samping rumah, sesekali ia mendengar suara orang bicara dari dalam.

Sampai di sebuah jendela yang tertutup kayu, Fayla berhenti. Fayla berusaha mengintip lewat celah kecil yang ada di jendela. Disana ia melihat 3 orang yang berpakaian rapi dan satu orang tengah duduk dengan diawasi ketiganya Pria yang duduk sedang meracau. Suara itu tidak begitu jelas terdengar di telinga Fayla, meskipun ia sudah berusaha mempertajam indera pendengarannya.

Dilihatnya Alfa seperti sedang mengintrogasi sosok pria itu. Entah apa yang terjadi, hal itu membuat Fayla semakin penasaran. Hingga dilihatnya wajah orang yang tengah diinteogasi Alfa itu tampak mengeras, dia marah. Alfa berdiri tepat disebelah pria itu. Fayla melihat sosok Alfa yang berbeda. Begitu dingin.

Fayla terkejut saat tiba-tiba si pria itu dengan cepat mengarahkan pisau pada Alfa. Entah darimana pria itu mendapat pisau. Untung saja, Alfa dengan cepat menghindari serangan itu, namun sayang lengan kirinya terluka. Alfa meringis menahan sakit dan Fayla terbelalak melihat darah yang mengalir dari lengan Alfa. Fayla melihat pria itu dengan cepat mengambil pistol dari balik punggung teman Alfa, pria itu menodongkan pistol di kepalanya. Ketiga pria yang mengawasi tadi juga ikut terkejut. Belum sempat Alfa mencegahnya

Dorrr.

Suara tembakan cukup keras menggema di seluruh ruangan. Mata Fayla terbelalak, tangan Fayla sudah membungkam mulutnya dengan sangat erat agar tak ada yang suara keluar darisana.Tubuh itu mulai ambruk dengan lubang di kepalanya. Alfa memerintahkan untuk membawa pria itu pergi.

Tubuh Fayla lemas seketika, ia terduduk dengan pandangan yang kosong. Ia masih belum bisa mempercayai apa yang baru saja ia lihat. Banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Siapa Alfa sebenarnya? Siapa pria itu? Kenapa Alfa membawanya kemari? Apa hubungan pria itu dengan Alfa? Mengapa pria itu mengakhiri hidupnya?

Setelah cukup lama terdiam disana, Fayla berusaha bangkit dan berjalan menjauh dari rumah itu. Pandangan Fayla masih belum bisa fokus hingga ia melajukan motornya. Matahari masih cukup terik, dilihatnya jam masih menunjukkan pukul setengah 4 sore. Fayla kembali ke sekolah, disana Yoga sudah siap mengomelinya. 

"Kemana aja sih Fay?..... Muka lo kok pucat gitu? Lo sakit?" tanya nya, Fayla hanya menggelengkan kepala dan berlalu berniat melanjutkan tugasnya untuk mengecat gapura.

Semua temannya kini tengah asyik bercanda sambil memakan jajanan yang telah Yoga belikan. Sedangkan Fayla mengerjakan tugasnya dalam diam.

Fayla POV

Minggu pagi.

Kami kumpul di dalam kelas, Yoga memeriksa kembali semua perlengkapan yang ada, sehingga besok tidak ada yang terlupa. Seseorang menepuk pundakku "Fay, dicariin tuh" kata Olive

"Siapa?" tanyaku

"Liat aja diluar" katanya. Kulihat tidak ada siapapun disana

'Diikerajin nih kayaknya' pikirku

Bug.

Aku menabrak seseorang. aku segera berbalik dan mendongak "Maaf maaf". Kulihat Alfa tengah tersenyum disana, dia langsung menyeretku menjauh dari kelas dan duduk di bangku kelas sebelah.

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang