Bab 34

770 39 1
                                    

Alfa POV

Kehilanganmu adalah sebuah mimpi buruk untukku. Melihatmu tak lagi di sisi membuatku kehilangan kekuatanku. Hati ini sudah memilihmu dan telah menjadi milikmu, lalu apa yang bisa aku lakukan jika pemiliknya pergi tanpa permisi?

Kekhawatiran melandaku saat Meysha mengatakan jika hari ini Fayla tidak masuk sekolah.

Bagaimana bisa? Aku sendiri yang mengantarnya.
Kamu kemana Fay?
Kenapa kamu pergi tiba-tiba kayak gini?

Aku melajukan motorku seperti orang kesetanan, menelusuri setiap jalan mencari keberadaan Fayla.
Pikiranku kalut kali ini, cemas dan takut akan keadaan Fayla.

Di sepanjang jalan aku terus memikirkan tempat yang mungkin Fayla datangi.

Apa mungkin dia ke rumahnya? Ya, mungkin disana.
Kecepatan motorku sudah melebihi batas rata-rata kecepatan di jalanan kota. Tapi aku tak peduli, yang terpenting sekarang aku bisa menemukan Fayla.

Tiba di depan pagar, rumah Fayla tampak kosong, halaman rumahnya terlihat kotor. Daun-daun berserakan di teras rumahnya yang berdebu. Alfa menengok dari celah jendela dan tak ada satupun tanda-tanda keberadaan Fayla di dalam sana. Rumahnya masih terkunci rapat, bagian belakang rumahnya pun sama. Aku mengusap kasar wajahku, frustasi.

Kemana lagi aku mencarinya? Pikiranku benar-benar kacau, aku bahkan tidak bisa berfikir jernih.

Aku melajukan motorku untuk kembali ke rumah. Berharap Fayla saat ini ada di rumah.

"Ay! Ay! Fayla!" aku terus memangilnya, mencari di setiap sudut rumah, namun tak ada.
Aku berlari ke kamarnya, membuka pintu dengan terus memanggilnya, mencari di kamar mandi dan Fayla tetap saja tidak ada. Aku bingung, aku menghampiri meja belajar Fayla, disana laptopnya terbuka meskipun dalam keadaan mati. Tak jauh dari sana, ada sebuah surat dan sebuah..... CD? Aku segera mengambil dan membacanya

'Untuk Alfa,
Maaf kalau aku pergi tanpa mengatakan apapun. Aku sudah tau semuanya Al, semuanya. Tentang ayah, papa, dan kamu. Maaf kalau aku lancang udah ngambil CD itu dari kamarmu. Aku nggak tau, aku harus apa Al. Untuk itu aku mutusin buat pergi. Aku nggak mau jadi beban buat kamu. Kamu juga nggak perlu lagi pura-pura buat aku. Aku tau, kamu hadir dalam hidupku itu karena ayah yang minta.

Sekarang kamu bebas lakuin apa aja yang kamu mau. Maaf kalau selama ini aku terus ngrepotin kamu. Kalau kak Ana nanya kabarku, bilang aja aku baik-baik aja, dia nggak perlu khawatir sama keadaanku.

Terima kasih untuk semuanya Al. Dan maaf untuk segalanya. Sekali lagi, terimakasih karena telah hadir dalam hidupku."

Aku terduduk di kursi belajar Fayla. Aku masih belum percaya kalau sekarang Fayla sudah pergi.

Kenapa semua jadi seperti ini? Kenapaa??!!

Aku memijat kening yang terasa pening. Apa yang harus aku lakukan saat ini?
Apa aku harus memberitahu Om Brian? Ah, aku harus meminta bantuan Akbar. Tapi, Akbar saat ini sudah cukup sibuk dengan tugas yang diberikan Om Brian.

Nggak, aku harus nyelesaiin sendiri. Harus.

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang