Fayla berada di suatu tempat yang asing baginya.
Sebuah jalan berliku di satu sisi di batasi tebing dan di sisi lainnya terdapat jurang yang dipenuhi beberapa pohon menjulang tinggi.Fayla berjalan menyusuri jalan yang sepi berharap ada seseorang yang membantunya. Fayla mendengar sesuatu di balik tebing, langkahnya dibuat lebar namun tetap berhati-hati.
Fayla melihat banyak orang tewas dengan luka tembak dan luka sayat di sekujur tubuhnya. Mengerikan.Perutnya merasakan mual yang luar biasa, aroma darah menguasai indera penciumannya. Langkah Fayla semakin mendekat ke kerumunan mayat itu, mata Fayla membulat ketika dilihatnya pria paruh baya kini menodongkan pistolnya tepat di kepala seorang pria yang terduduk lemah.
Fayla mengenali punggung pria menunduk lemah itu, untuk memastikannya kini Fayla setengah berlari menghampiri. Dilihatnya pria paruh baya itu mulai menarik pelatuknya "STOOPP!!"
Tiba-tiba Fayla merasakan sebuah genggaman hangat. Genggaman itu dirasakannya semakin kuat, membuat mata Fayla terbuka dengan nafas yang memburu.
Fayla langsung menghambur kedalam pelukan Alfa-orang pertama yang ia liat."Tenang Ay, aku disini" Alfa mengelus lembut punggung Fayla
"Aku takut Al, hiks"
"Aku disini, nggak ada yang perlu kamu takutin" Alfa melepas pelukan dan menatap wajah Fayla yang dipenuhi keringat.
"Kamu tenang ya, minum dulu" Fayla meneguk segelas air dengan sekali tegukan. "Kamu mau makan?" Fayla menggeleng "Mau ke kamar mandi?" Fayla kembali menggeleng "Yaudah, kamu istirahat lagi ya" Fayla berangsur kembali berbaring
"Kak Ana mana?" suara Fayla lemah
"Udah pulang, kasian dia mulai tadi nungguin kamu, dia keliatan capek banget, makanya aku suruh dia pulang aja" Fayla mengangguk lemah
"Al?"
"Hmm?""Jangan pergi" Fayla menggenggam tangan Alfa erat
"Aku nggak bakal pergi, kamu tidur lagi ya" Alfa membalas genggaman Fayla
"Janji?" Alfa duduk di samping ranjang Fayla" Iya, aku janji bakal disini terus" Fayla tersenyum mendengar janji Alfa. Hingga Fayla menutup matanya, Alfa senantiasa menatap wajah Faylanya lembut.
Mentari membangunkan tidur Fayla, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya matanya. Mata Fayla tertuju pada sosok disampingnya yang masih tidur. Dilihatnya lekat-lekat pemilik wajah itu. Wajah damainya membuat perhatian Fayla kini beralih sepenuhnya pada wajah Alfa.
Dirasakannya kehangatan tautan tangan Alfa. Alfa mulai bergerak dari tidurnya, seketika itu Fayla kembali memejamkan matanya. Alfa melihat Fayla masih tidur, tak ingin membangunkan putri tidurnya, dengan sangat hati-hati Alfa mulai melepas genggamannya. Alfa beranjak menuju kamar mandi. Mendengar pintu kamar mandi yang tertutup membuat sudut bibir Fayla sedikit terangkat.
Selesai mandi, Alfa melihat Fayla duduk bersandar melamun di tempat tidurnya "Ay?" Alfa mendekat.
"Aku mau ke kamar mandi"
Sebenarnya Fayla sedikit malu karena Alfa melihat keadaan yang buruk saat ini, untuk itu Fayla sebisa mungkin ia menghindari tatapan Alfa. Setelah membersihkan tubuhnya, Fayla kembali duduk bersandar di katilnya.
Suster rumah sakit pun telah membawakan sarapan paginya. "Kamu makan dulu, mulai kemaren perutmu kosong" Alfa mengambil bubur lembek itu dari nakas, Fayla menggeleng
"Perutku nggak enak Al"
"Tapi kamu harus tetep makan, biar kamu juga ada tenaganya" paksa Alfa.
Fayla mengambil piring berisi bubur itu dari tangan Alfa. Disuapkannya beberapa sendok ke dalam mulutnya.
Alfa tersenyum melihat Fayla yang tampak segar dari sebelumnya, membuat Fayla tersedak.
Uhukk...uhukk...Alfa segera mengambil segelas air "Pelan-pelan" Fayla meneguk airnya
"Ngapain kamu senyum" diletakkannya kembali gelas ke atas nakas
"Aku cuman seneng liat kamu makan Ay" tanpa bisa berkata apapun, Fayla kembali fokus pada piringnya, dan Alfa mengelus puncak kepala Fayla lembut.
"tTadi malem kenapa nggak tidur di sofa aja" pertanyaan Fayla membuat Alfa menghentikan aktivitasnya menata nakas.
"Karena kamu memintaku" Fayla mengernyit
"'Jangan pergi' kau ingat? Jadi untuk itu aku tidak pergi kemanapun" Alfa melanjutkan aktivitas yang terhenti.
'Karena aku yang meminta untuk tidak pergi, benarkah itu?' Fayla membelakangi Alfa, senyumnya merekah.
Tanpa Fayla tau sudut bibir Alfa juga tertarik menunjukkan senyumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/152527142-288-k498196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mistério / Suspense"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...