"Assalamu..a..laikum" salamku terbata masuk ke rumah bibi
"Waalaikumsalam nduk, udah pulang?" aku memberi salam pada bibi
"Halo Fay? Gimana kabarmu?"
"Om Brian?" aku terkejut saat Om Brian sudah duduk di ruang tamu Bi Ina. Bi Ina meninggalkan kami berdua di ruang tamu."Duduk Fay, ada yang mau Om obrolin" aku menuruti Om Brian dan duduk di seberangnya
"Om kok bisa tau aku ada disini?" aku melepas tas di punggungku dan meletakkannya di lantai
"Apa yang Om nggak tau tentang ayahmu. Om tau semua, termasuk Bi Ina. Om sudah lama kenal sama ayahmu, kau ingat?" aku tersenyum kecil mendengarnya. "Kamu pasti sudah tau semua kan?"
Jujur saja aku bingung harus menjawab apa, bagaimana Om Brian tau. Seolah Om Brian punya kemampuan membaca pikiranku. "Kamu nggak perlu bingung, Om tau dari Alfa"
"Kamu tenang aja, Alfa nggak tau kamu ada disini" Om Brian lagi-lagi tepat
"Om tau, cepat atau lambat kamu pasti akan mengetahuinya. Reaksimu juga sama seperti kakakmu saat lihat video itu. Dia memerlukan waktu dan begitupun kamu. Om tau ini sangat berat buat kamu, tapi kamu harus menghadapinya bukan malah menghindarinya. Kau tau, dulu ayahmu pernah bilang sama Om, bahwa kedua putrinya adalah sosok perempuan yang kuat dan mandiri, dan juga cerdas. Ayahmu itu sangat bangga memiliki kalian, kalian adalah kekuatannya"
Wajahku mungkin saat ini sudah memerah menahan tangis
"Kamu harus bisa menghadapinya, Om yakin kamu bisa. Om harap kamu juga mau ngebantu Om buat menyelesaikan tugas Om" aku mengernyit tak mengerti maksudnya"Alfa, dia butuh kamu. Beberapa hari ini Om liat Alfa kehilangan semangatnya, dia sudah mencarimu kemana-mana, dia kebingungan Fay. Dia juga harus melakukan tugasnya, tapi Om nggak yakin dia bisa melakukan tugasnya dengan baik jika kondisinya seperti ini. Tapi Om juga nggak bisa maksa kamu, Om tau ini juga berat buatmu"
Sungguh pikiranku kalut saat ini. Mengingat bahwa aku bukanlah anak kandung ayah dan ibu membuatku nyaris gila. Terlebih dengan kejadian yang membuat ibu meregang nyawa, aku tak habis pikir bagaimana ada orang sekejam itu. Aku mengutuk siapapun yang melakukan ini semua pada keluargaku.
"Tapi.. Siapa dan apa X-Red itu?"
Om Brian menghela nafasnya berat "mereka adalah sebuah geng, lebih tepatnya mafia. Mereka memperjualkan obat-obatan terlarang dan juga senjata rakitan secara ilegal. Tak jarang, orang-orang mereka disewa untuk urusan bisnis. Mereka disewa sebagai pembunuh bayaran, yang terkenal dengan kerapian 'tugas'nya. Mereka berbahaya Fay, untuk itu mereka harus segera dihentikan"
Aku menatap tak percaya. Aku kira hal-hal seperti itu hanya ada di dalam novel dan film-film, ternyata di dunia nyata pun ada. Tapi kenapa terjadi padaku?
"Om harap kamu bisa menghadapinya Fay, jalan ke depan mungkin akan semakin sulit. Untuk itu Om sangat mengharap bantuanmu. Setidaknya lakukan ini untuk papa, mama, ayah, ibu, dan kakakmu. Jangan buat semua pengorbanan mereka sia-sia" Om Brian menghampiriku, memberi pelukan singkat "Baiklah, Om harus kembali sekarang, kamu jaga diri kamu baik-baik"
Aku masih tak beranjak, kata-kata Om brian seakan menjadi kaset rusak yang terus berputar dalam pikiranku
'jangan buat pengorbanan mereka sia-sia' aku mengusap wajahku frustasi.
Apa lagi yang harus aku lakukan? Bukankah itu berarti Alfa akan dalam bahaya? Kenapa serumit ini?Aku tau sang waktu pasti memiliki semua jawaban dari semua ini. Satu per satu setiap pertanyaanku mulai terjawab. Namun ketika pertanyaan itu mulai terjawab, aku merasa aku sendiri yang belum siap menerima jawaban itu. Kenyataan yang terjadi seperti mengalami mimpi buruk dan berharap agar seseorang membangunkanku segera.
***
Sekolah sudah terlihat sepi dan sunyi, semua murid pun sepertinya sudah kembali ke rumah masing-masing. Aku bergegas melangkah pergi dari mushola, memakai sepatu dan menyampirkan tas punggungku"Kenapa kamu pergi Ay?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mistero / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...