Bab 59

1.9K 56 5
                                    

Sampai di Heathrow International Airport, Alfa tak melepas genggamannya pada tautan tangan Fayla.

Alfa senantiasa selalu berada di samping Fayla, ia tak ingin jauh-jauh dari sisi gadisnya. Alfa menunjukkan sisi protektifnya saat mata Fayla terus saja melihat pria-pria yang berlalu lalang disana
"Mata Ay, gausah melotot gitu. Jaga matanya" bisik Alfa mengeratkan genggamannya. Fayla tersenyum mencubit pipi Alfa gemas.

Fayla takjub dengan megahnya rumah Alfa di London. Interiornya tidak berbeda dengan rumahnya di Indonesia, hanya saja kali ini ada kolam renangnya.

Fayla sepertinya akan betah tinggal disini. Fayla juga sudah tak canggung tinggal bersama Alfa, ia yakin Alfa akan selalu menjaganya.

Sebelum mengajak Fayla berkeliling London, Alfa terlebih dahulu mengajaknya ke kantor. Karyawan kantor Alfa terkejut saat melihat CEO nya membawa seorang gadis berkerudung yang cantik.

Mereka memberi hormat dan sapaan mereka pada keduanya. Melihat itu, Fayla merasa risih sendiri, sedangkan Alfa mendengus melihat wajah Fayla yang sedikit terganggu akan hal itu.

Alfa tidak memberi tau Zack bahwa hari ini ia dan Fayla akan datang, Alfa ingin memberi sebuah kejutan. Namun sepertinya Zack lah yang memberikannya kejutan.

Fayla terkejut saat Alfa membuka ruang kerja Zack, pasalnya untuk pertama kali ia melihat adegan itu.

Zack sedang berciuman dengan seorang wanita di meja kerjanya. Ciuman yang tampak mesra.

Mata Fayla terbelalak, menggenggam ujung bajunya erat. Namun sedetik kemudian menjadi putih. Putih?

Alfa menghalangi pandangan Fayla. Fayla hanya melihat dada bidang Alfa di depannya.
"Zack!" seru Alfa tanpa merubah posisinya pada Fayla. Zack melepas ciumannya, ia terkejut saat Alfa berdiri membelakanginya

"Ah, sorry Al. Masuk masuk, kedatangan yang mengejutkan" kata Zack merapikan pakainnya

"Terimakasih, lo yang ngejutin gue tau nggak. Gue bakal ajak Fayla keliling dulu. Lain kali jangan lakuin itu di kantor" geram, Alfa menuntun Fayla keluar.
Alfa benar-benar melindungi Fayla.

Alfa membawa Fayla ke taman.

"Sorry, aku juga kaget lliat Zack ngelakuin itu di kantor, nanti aku tegur dia" Fayla tak menjawab ia asyik meminum cola nya sambil duduk di taman melihat hiruk pikuk kota London "Kamu pasti.."

"Aku tau, di luar negeri itu hal yang biasa. Hanya saja aku, nggak biasa ngeliat itu. Jadi ya,,, begitulah" Fayla menyela cuek

"AKu faham kok, yaudah yuk aku ajak keliling liat London aja" Fayla mengangguk tersenyum.

Alfa mengajak Fayla berkeliling menikmati kota London. Fayla sangat senang, Alfa begitu antusias menjelaskan tempat-tempat yang mereka kunjungi.

Sampai malam hari Alfa mengajak Fayla ke London Eye, disana mereka naik biang lala tertinggi dan terbesar di Eropa. Beruntung, fobia Fayla tak separah dulu.

"Aku mencintaimu Ay" Alfa mengecup puncak kepala Fayla saat mereka sudah berada di puncak London Eye

"Aku juga" jawab Fayla tersenyum dan malu-malu

Malam ini adalah malam yang romantis bagi keduanya, menikmati malam mereka melihat kota London. Mereka pun sudah tak lagi menyebut dengan panggilan 'lo-gue'.

"Al, aku masih penasaran sama sesuatu" Alfa merangkul bahu Fayla, Fayla tampak begitu penasaran akan sesuatu

"Apa itu?"

"Kalau ayah yang membantumu, lalu kenapa saat pertama kali kamu datang ke rumah, ibu tampaknya baru mengenalmu?" tanya Fayla

"Itu karena memang hari itu pertama kalinya aku bertemu ibu. Bahkan pertemuanku dengan ayahmu itu merupakan pertemuan yang tak disengaja. Ayahmu memang menyembunyikan semua hal tentangku" Fayla menautkan dahinya, ia sama sekali tak mengerti

"Kenapa?"
"Itu karena...." belum sempat Alfa menjawab, pandangan Fayla tiba-tiba saja jatuh pada pemandangan dibalik Alfa.
"Woahhhh...." seru Fayla riang melihat suasana kota London di malam hari yang bersinar diterangi cahaya lampu kota.
Fayla antusias menyaksikan gemerlapnya London dibawah sana, ia sampai melupakan pertanyaannya tadi.

Alfa yang melihat ekspresi takjub Fayla, ikut menyaksikan apa yang membuat mata kekasihnya itu berbinar.

'Mungkin belum saatnya Fayla tau' pikir Alfa tersenyum melihat wajah riang wanitanya. Ia tak ingin merusak suasana malam ini dengan pembicaraan masa lalu. Sebab menurut Alfa, semua itu tidak lagi penting. Wanita di depannya kini adalah masa depannya, dan Alfa hanya akan fokus padanya. 

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang