"Ini kamu nggak kedinginan apa? Kamu nggak bawa handuk?" Tanya Alfa melihatku
"Bawa kok, ada di tas"Alfa meraih tasku, mengambil handuk dan menyampirkannya di tubuhku
"Makasih"
"Itu aja?" aku menaikkan satu alisku, tak mengerti maksud Alfa "Ay, aku udah nggak ketemu kamu selama berapa minggu coba?"
Bola mataku memutar. "Lebay deh, cuman 4 hari kali, nggak sampe seminggu juga"
"Tapi berasa lama banget tau" Alfa merentangkan tangannya kemudian, mencoba memelukku
"Aw,, aww,, perih Al" seketika itu wajahnya panik melihat ke lukaku, dia sudah akan kembali menyentuh kaki ku tapi aku tau dia ragu, tangannya hanya mengambang di atas jariku."pffftttt.." sungguh aku tak bisa menahan tawaku melihat wajahnya
"Kamu ngerjain aku?!" dia tampak kesal dan memalingkan wajahnya
"Eh ngambek, gitu aja marah" mencoba merayunya tapi dia tak menggubrisku "Segitu paniknya pacar aku, yaudah iya maaf aku udah bikin kamu panik, Maafin ya hm?" aku memasang puppy eyes ku menghadapnya, dia melirik sekilas dan tersenyum.
Tanganku mengait di lengannya dan menyandarkan kepala di bahunya " I miss you" suaraku seperti bisikan tapi aku yakin dia bisa mendengarnya
"I miss you more Ay" Alfa mencium puncak kepalaku singkat dan meletakkan kepalanya di atas kepalaku. Aku bahagia banget kamu kembali Al."Jadi gimana ceritanya kamu bisa ketemu sama paman?" aku menarik tanganku dan menghadapnya
"Ceritanya, waktu itu aku sama Akbar di kejar-kejar sama anak buahnya Wiro..."
"Apa!!" aku menegakkan kembali punggungku "anak buahnya Om Wiro ngejar kalian sampe kesana? Bagaimana bisa? Tapi kamu nggak papa? Ada luka nggak? Akbar gimana?""Wusss... Itu pertanyaan panjang banget, intinya kita berdua nggak papa. Dari awal sebelum berangkat kita udah duga kalo anak buahnya Wiro itu bakal ngikutin kita, jadi kita udah cukup persiapan ngadepinnya"
"Terus?" aku menaruh sepenuhnya perhatianku pada ceritanya
"Sempet ada kejar-kejaran mobil sama mereka, untung aja malam itu kodisinya lagi lengang jadi aman buatku tancap gas dengan kecepatan maksimal" Alfa seolah flashback pada kejadian itu, sedangkan aku membayangkan seolah diriku berada disana
" Aku sengaja menghentikan mobil di daerah yang sepi, karena nggak mungkin kan aku sama akbar ngelawan mereka di tempat rame dan keluarlah anak buah Wiro dari dua mobil yang ngejar kita"
"Dua?" aku membeo , Alfa mengangguk membenarkan"Mereka langsung aja nyerang kita, mungkin sekitar sepuluh orang. Mereka menyerang kita bertubi-tubi, emang sih, aku sempet kewalahan juga, tapi mereka bukan lawanku. Udah 3 orang tumbang dan kurang 3 lagi, aku sempet kehilangan fokus waktu 2 orang nyerang Akbar yang udah kehabisan tenaga. Dan mereka ambil kesempatan itu buat nyerang aku.
Mereka ninju perut dan pelipisku. Aku melihat ke arah Akbar, dan saat itulah pamanmu bantuin dia. Waktu ngeliat Akbar ada yang nolongin barulah aku bisa kembali fokus.
Ketiganya tumbang seketika, anak buah Wiro tersungkur semua ke tanah.Pamanmu itu ngebantu Akbar buat berdiri, aku menghampirinya dan pamanmu udah beranjak pergi. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar Akbar menyebut nama X-Red, dia berbalik dan menanyakan siapa kita. Dan yah, disana aku cerita semuanya, dan dia kaget banget waktu tau kamu masih hidup"
Memang benar, aku melihat pelipisnya sedikit membiru
"Masih sakit nggak?" aku mencoba meraihnya"Nggak, ini biasa kok"
"Lagian, udah di suruh hati-hati juga, tetep aja kena tonjok kayak gini"
"Kamu apa kabar cantik? Tuh liat kakimu" dia melempar pandangannya ke kaki ku
"Ini cuman luka kecil, nggak disengaja pula""Tapi tetep aja keluar darah kan?"
"Kamu apa kabar? Wajahmu itu lebam-lebam semua" balasku. Aku jadi sedikit kesal karenanya
"Tapi nggak keluar darah"Aku mulai geram rasanya. Dan kenapa juga aku berdebat dengannya karena ini.
"Lo pegang siapa, yang cewek apa yang cowok?" suara itu menghentikan perdebatan kami
"Gue pegang yang cowok deh" aku mengenal suara mereka ini"Oke kalo gitu gue yang cewek " benar saja, Meysha dan Keira sudah berdiri bersandar di pinggiran gazebo
"Yah,, kenapa berhenti? Lanjutin dong debatnya" seru Keira membuatku dan Alfa menatap bingung
"Kalian ngapain sih?" tanyaku
"Tau, kurang kerjaan banget" Alfa menimpali"Kayaknya yang cewek deh yang menang, soalnya yang terakhir ngomong kan ceweknya, jadi gue yang menang, yeayyy" menghiraukan pertanyaanku Keira bersorak
"Yah,,, lo gimana sih Al, gue jadi kalah kan jadinya" Meysha menatap sebal
"Ini kalian taruhan?" keduanya menunjukkan deretan gigi putihnya
"Dasar kalian tuh ya! Masa gue sama..........""Ngobrolin apa sih? Seru banget" kedatangan Dea dan Windi menyela "Eh Al, elo disini?" Dea mendekat ke Meysha, Alfa mengangguk
"Tadi tuh ada pertarungan yang sengit banget, lo sih datengnya telat" Meysha memberitahu"Pertarungan apaan?" Windi heran
"Tuh, si Fay ama Alfa" Keira menunjuk kami berdua
"Apaan deh Kei, lagian siapa yang berantem, gue sama ......."
"Tuh tuh, si ceweknya nggak terima" Kei menyela
"Bener, mending kita cabut deh, nggak baik ikut campur dalam masalah rumah tangga orang" Meysha membela."Bener mending, kalian cabut sekarang daripada entar bonyok kayak gue. Biar gue yang jinakin dia?"
"Lo ati-ati ya Al, gue bantu doa" Keira membantu Alfa
Alfa mengangguk pasrah, namun detik kemudian Alfa tertawa di depanku"Ishh,, ngapain lo juga ikut-ikutan" aku memukul lengannya
"Oke, oke, gue berhenti, tapi itu lucu banget Ay" Alfa memegangi lengannya
"Awas aja, gue bakal-"Cup.. Alfa mendaratkan bibirnya di keningku. Seketika aku merasakan ribuan kupu-kupu terbang tak beraturan di perutku
"Udah ya, jangan marah lagi. I love you" tatapan kami terkunci membuatku merona mendengar kalimatnya.Bagaimana bisa dia menjinakkanku dengan cara seperti itu? Kesalku padanya menguap begitu saja, dan membuat sudut bibir ku terangkat. Alfa menggenggam tanganku dan melempar senyum manisnya. Manis sekali.
****
Duhh bener-bener jinak deh kalo caranya kek gitu, hahahahaHappy reading yaaa^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Misterio / Suspenso"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...