Bab 17

1.2K 60 0
                                    

"Lo bisa lanjutin tidurnya Ay, nanti kalo udah nyampe gue bangunin" kata Alfa yang masih fokus menyetir. Tadi, dibantu dengan keempat teman Fayla, Alfa memperkenalkan diri sebagai anggota keluarga Fayla. Dia mengatakan kalau sudah lama ia tidak bertemu dengan Fayla, karena itulah dia meminta izin untuk memperbolehkan Fayla naik ke mobilnya alih-alih ikut naik bis. Syukurlah, guru Fayla mengizinkan.

"Nggak papa kok, masa kamu nyetir aku tidur" 

"Udah deh, nggak usah bo'ong. Mata kamu itu capek, aku nggak papa nyetir sendiri, kamu tidur aja" Mobil Alfa tiba-tiba menepi

"Eh kenapa Al?" Fayla bingung. Tanpa menjawab, Alfa sedikit memundurkan sandaran tempat duduk Fayla membuatnya lebih nyaman dan mengambil selimut di kursi belakang dan memberikannya pada Fayla

"Udah, sekarang tidur!" perintah Alfa kemudian.

"Makasih" 

Alfa tersenyum kemudian melajukan kembali mobilnya dan tak butuh waktu lama bagi Fayla untuk terlelap.

Sampai di pasar Sukawati, Alfa dan Fayla sudah berjalan menyusuri area pasar. Teman-teman Fayla sudah berpencar mengelilingi pasar dan berbelanja tentunya. Melihat Fayla hanya diam di sepanjang, membuat Alfa gelisah. Yah, meskipun sesekali Fayla tertawa karena gurauan Alfa tapi kemudian kembali diam.

Fayla tengah melihat-lihat baju, Fayla berencana membelikan baju untuk ibu. Tepukan di pundaknya membuatnya berjengit 

"Ah! Bikin kaget!" Fayla memekik karena tiba-tiba saja seseorang memakai topeng barong di depannya. "Ishh, Al! Bikin kaget tau!" sebal Fayla namun senyumnya terbit kemudian. Ada saja cara Alfa membuat Fayla tersenyum.

Mereka berjalan mengelilingi pasar, Alfa saat ini mencoba memakai 'udeng' orang Bali. Udeng itu nampak pas dipakai Alfa

 "Bagus Al" komentar Fayla, Alfa tersenyum mendengar pujian Fayla. Detik berikutnya Alfa membelinya. Udeng itu setia berada di kepala Alfa hingga ia meluncur ke tempat selanjutnya. Puja Mandala.

Puja Mandala adalah  tempat ibadah. Disana ada 5 tempat ibadah untuk tiap agama dalam satu tempat. Sampai di Puja Mandala, suara adzan sudah terdengar. Fayla dan Alfa bergegas mengambil wudhu. Fayla yang ditemani sahabatnya pun sudah berada di tempat wudhu. Fayla menyuruh sahabatnya untuk pergi terlebih dulu karena Fayla masih harus ke toilet.
"Enak banget ya, bisa pergi berdua sama pacarnya" ucap seseorang dari luar. Fayla yang saat ini berada di dalam toilet hanya diam mendengarkan

"Iya ganteng juga pacarnya, tapi emang bisa ya pergi seenaknya gitu" timpal siswi lainnya

"Mana gue tau, pacarnya juga mau-maunya aja dia kek gitu, pasti dipaksa tuh. Udah yuk" 

Langkah mereka sudah berlalu pergi, barulah Fayla keluar dari toilet. Fayla tak menyangka ada yang bergosip tentang dirinya seperti itu. Ia berusaha mengacuhkannya tetapi entah kenapa rasanya sulit. 

Fayla bersama sahabatnya kini sudah duduk di bawah pohon, membawa nasi kotak yang dibagikan untuk makan siang. Banyak sekali orang yang berjualan di sekitar Puja Mandala. Meysha dan Dea sudah datang membawa es jeruk. 

"Enaknya" goda Alfa 

"Makan Al" tawar Dea

"Mkan apa gue, makan kotaknya?" gurau Alfa

"Boleh, ntar kalo udah selesai lo makan gih" timpal Keira yang mendapat desisan dari Alfa dan mereka pun tertawa.

"Nih Al, makan punyaku aja. Belum aku sentuh kok" nampaknya gurauan Alfa dibuat serius oleh Fayla

"Eh, nggak Ay, makan aja, aku cuman bercanda"

"Tapi dari tadi kamu juga belum sarapan kan? Disekitar sini nggak ada warung makan, jajan disini juga nggak bakal bikin kenyang" Fayla sedikit memaksa

"Beneran deh Ay, aku nggak papa, nanti juga aku makan"

"Yaudah, kalo kamu nggak mau makan, aku mending ikut anak-anak naik bis aja" ancam Fayla

"Eh kok gitu sih Fay" Alfa mencegah. Ia tidak mungkin membiarkan Fayla berada di dalam bis. Fayla menyerahkan nasi kotaknya pada Alfa.

"Udah makan aja Al, daripada Fayla naik bis" Meysha membeo

"Dimakan atuh Al, nanti kamu sakit gimana, aku khawatir" Ucap Windi berlagak menjadi Fayla.

Mereka tertawa karena sukses meledek Alfa dan Alfa tidak berkutik, ia menuruti Fayla untuk memakan nasi kotaknya. Fayla meletakkan air mineral di sisi Alfa

"Uhuk..uhuk... Dunia berasa milik berdua kayaknya, nggak liat apa ada makhluk disini" goda Keira diikuti tawa dari ketiga sahabatnya, sedangkan Alfa melirik tajam.

Perjalanan berlanjut.

Sampai di GWK, Alfa terus menemani Fayla dan teman-temannya, seakan ia tak ingin jauh-jauh dari Fayla. Tetapi bagi teman-teman Fayla, Alfa bisa menjadi fotografer pribadi. Setiap ada objek foto yang cocok, mereka akan meminta Alfa memotret mereka. Alfa pun sepertinya tidak keberatan akan hal itu, hasil foto Alfa juga tidak mengecewakan.

Teman-teman Fayla sudah bersiap menuju tribun untuk melihat pertunjukan kecak. Namun, Alfa menarik Fayla makan di resto GWK. 

"Makan dulu ya Ay" ajak Alfa yang sudah menyuruh Fayla duduk 

"Tapi Al, disini makanannya mahal-mahal loh, mending makan di hotel aja" bisik Fayla 

"Plis deh Ay, gue yang bayar tenang aja. Sekarang gantian lo yang nurutin gue ya!" Alfa beranjak memesan makanan. Keduanya lantas menikmati makanan yang mereka pesan. 

Selesai makan, Alfa dan Fayla menyusul ke dalam tribun dan ikut duduk bersama keempat sahabat Fayla melihat pertunjukan kecak 

"Sok, banget sih jadi cewek, pake pelet apa sih dia? Nempel terus perasaan" sindiran itu sukses membuat telinga Alfa memanas, pasalnya tempat duduk mereka yang cukup dekat, dan tentu saja Fayla juga mendengar kalimat yang ditujukan padanya itu

Rahang Alfa sudah mengeras, segera Fayla menggenggam tangan Alfa menenangkannya.  Fayla memberi isyarat untuk mengabaikan dan menyuruhnya kembali menyaksikan pertunjukan di depannya saja. Alfa lagi-lagi tak bisa berkutik. Ia akhirnya menuruti Fayla. Hingga pertunjukan berakhir, Alfa senantiasa berada di dekat Fayla. Bahkan saat pulang, Alfa diam-diam melirik Fayla di sampingnya.

Sepanjang perjalanan kembali ke hotel Alfa dan Fayla hanya mengobrol ringan hingga tanpa Fayla sadari, ia sudah terlelap dalam kesunyian malam. Alfa yang melihat Fayla tertidur hanya mendengus geli "Katanya mau nemenin gue nyetir, eh malah tidur. Dasar!" gumam Alfa sambil melirik Fayla.

Hingga tiba di hotel, Fayla belum juga terbangun. Tanpa sadar tangan Alfa bergerak akan meraih wajah Fayla, namun tiba-tiba saja mata Fayla bergerak, Fayla sudah mengerjap. Alfa panik, di detik kemudian,,

Plakk..
Tamparan kecil mendarat di pipi Fayla "Aw! Kok ditampar sih?" pekik Fayla

"Itu.." Alfa berpikir cepat "Ada nyamuk gede banget nemplok di pipi. Elo sih gerak, jadi tuh nyamuk keburu terbang" Alfa beralasan, bibirnya berkedut menahan tawanya sedangkan Fayla terus mengusap pipinya

"Udah di hotel ya? Kok elo nggak bangunin gue sih, udah sepi lagi"

"Udah dibangunin mulai tadi, elo nya aja yang susah bangun, sampe tuh nyamuk tadi obesitas elo nggak kerasa juga" Fayla hanya mendesis kesal pada Alfa, ia bersiap turun

"Ay, tuh iler bersihin dulu, ntar ada yang liat" Alfa mengulum tawa

Sedangkan Fayla, ia dengan cepat menutup wajahnya. Malu banget, tolong. 

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang