"Kalian udah pulang" tanya Alfa yang duduk di ruang keluarga melihat kedatangan Kia dan Fayla dari pasar.
Fayla tersenyum kecut membalasnya dan berlalu begitu saja membawa belanjaannya ke dapur.
"Kenapa dia?"
Kia mengedikkan bahu "Tau tuh, tiba-tiba aja kayak gitu" Pandangan Kian mengikuti Fayla yang naik ke kamarnya.
Tidak mendapat jawaban yang diinginkan, Alfa memilih menanyakan langsung pada Fayla. Wajahnya terlihat kesal.
"Ay, aku masuk ya" tanpa permisi, Alfa masuk dan manghampiri Fayla yang duduk di ranjang.
"Kenapa? Kok bete gitu pulang dari pasar""Gapapa" Jawab Fayla seadanya
Kalau sudah begini Alfa harus menyediakan stok sabarnya."Kia bikin salah?"
"Nggak"Tuh kan benar-benar butuh kesabaran
"Apa ada kejadian di pasar? Apa ada yang gangguin kamu? Apa......"
"Lain kali aku pergi ke pasarnya sendiri aja" sela Fayla kemudian"Kenapa?" Alfa sudah sedikit tenang jika jawaban Fayla sudah mulai panjang
"Kamu tau nggak Al..."
"Nggak"
"Ishhh dengerin dulu... Masa nih ya, tadi kita kan lagi pilih sayur sama bumbu-bumbu, kita udah pilih-pilih nih, Kia juga udah nawar, tapi dia nawarnya itu kebangetan banget deh Al, sampe debat-debat gitu. Dan parahnya selesai nawar eh malah dia nggak jadi beli, alesannya sayurnya masih kemahalan. Kan kasihan ibu-ibunya, tapi akhirnya aku tetep beli aja sayur itu. Sumpah, nyebelin tau nggak, aku juga malu, kasihan juga sama pedagangnya" Fayla bercerita seperti tanpa jeda. Cerita Fayla barusan agaknya membuat bibir alfa bekedut"Kok malah ketawa! Tau ah!" Fayla memalingkan wajahnya
"Kke oke aku nggak ketawa, abisnya kamu kalo cerita nggak ada titik komanya tau"
Fayla mendesis "Kamu sama sekali nggak ngebantu tau nggak. Bikin tambah kesel"
"Kok aku ikut dimarahin sih, iya iya nanti biar aku bilangin ke Kia nya" Fayla tak menggubris perkataan Alfa. Kalau sudah begini, Alfa bisa apa?***
Langit mulai temaram, seberkas sinar rembulan menerangi dinginnya malam. Fayla berdiam di taman belakang menikmati indahnya langit malam."Masih marah?" Alfa duduk di sebelah Fayla, Fayla hanya melirik sekilas "Yaudah maaf, lagian awalnya kan kamu keselnya cuman ke Kia , kok aku juga kena sih" Fayla mendesah berat
"Abisnya kamu malah......."
"Sssttt..." Alfa meletakkan telunjuknya di depan bibirku. Tatapan mereka bertemu. Cheesy banget deh."Sorry" ucap Alfa tulus. Fayla menghela telunjuk Alfa "Yakin, masih marah? Yaudah, aku reject deh telponnya kak Ana"
Fayla langsung merebut ponsel Alfa dari genggamannya
"halo Al,..." terdengar suara kak Ana dari seberang yang tampak berisik
"Ini Fay kak" Alfa merebut kembali ponselnya dan me-loudspeaker. "Maafin Fay ya kak" ucap Fayla tiba-tiba
"......." Ana nampaknya terkejut karena bukan Alfa yang mengangkat panggilan
"Kakak ngehindar dari aku karena video ayah kan?"
"........"
"Fay udah tau kak""Kakak minta maaf Fay, seharusnya kakak bisa jagain kamu, tapi kakak malah kayak gini"
"Nggak kak, aku tau perasaan kakak. Tapi Fay mohon sama kakak, jangan ngejauh dari aku. Cuman kakak satu-satunya yang aku punya saat ini" tenggorokan Fayla tercekat
"Kamu juga, kamu juga satu-satunya yang kakak punya. Maafin kakak, kakak nggak bisa jadi kakak yang baik buat kamu"
"Nggak kak, kakak adalah yang terbaik buat aku"
"Makasih dek, kakak janji nggak bakal buat kamu khawatir lagi"
Fayla tersenyum mendengarnya " Btw kakak lagi dimana sih? Kok rame banget?"
"Lagi makan sama kak Fian di luar"
"hai, Ay, gimana kabar?" sela Fian yang sedari tadi ikut mendengarkan
"Baik kak, kakak gimana?"
"Masih hidup" canda Fian
"Yaiyalah masih hidup, kalo udah mati horor dong jadinya" timpal Alfa
"Eh ada makhluk lain ikut nimbrung" balas Fian
"Sialan lo!" desis Alfa. Fayla tertawa disebelahnya
"Fay, besok kakak ada sidang, doain kakak ya" Ana memberitahu
"Iya kak pasti, semoga lancar ya kak" ucap Fayla tulus
"Aamiinn," Ana dan Fian menjawabnya bersamaan
"Katanya mau sidang, kok malah berduaan. Belajar woy!!" Alfa sepertinya ingin membalas Fian
"Biarin lah, belajar mulu entar stres cewek gue" balas Fian
"Dasar! Kesempatan dalam kesempitan tuh" Fayla membantu Alfa
"Loh loh Fay, kok malah dibelain sih, curang nihh" protes Fian
"udah ah, kalian tuh ya, udah kita mau lanjut makan dulu. Al, inget jangan macem-macem sama adek gue" nada Ana sedikit mengancam"Tenang aja, adek lo aman sama gue" Alfa mengerling pada Fayla, membuatnya tersipu
"Awas ya sampe elo bikin adik ipar gue nangis" tegas Fian
"Iya, iya ka...kak. Kok pada ngancem gue sih" Alfa merasa seperti penuh ancaman saat ini
Terdengar Fian terkikik geli "Yaudah, kamu ati-ati ya dek, dah" tutup Ana
"Dah kak"
Alfa memasukkan ponselnya ke saku celananya
"So, udah nggak marah kan?" tangan Alfa kini menyandar di belakang punggung Fayla"Makasih" Fayla memberikan senyum manisnya, membuat Alfa ikut tersenyum.
"Lo juga masih marah sama gue?" Kia sedari tadi sudah berdiri di ambang pintu melihat Alfa dan Fayla, membuat keduanya menoleh ke belakang
"Gangguin aja sih" protes Alfa
"Biarin! Soal yang di pasar gue minta maaf Fay" Kei menunggu jawabanFayla menghela nafasnya "Tapi jangan gitu lagi loh mbak"
"Iya iya, yaudah kalian lanjut aja pacarannya. Gue nggak mau jadi nyamuk. Bye!" Kia kembali masuk ke dalam rumah, membuat Fayla dan Alfa terkikik geli.
Fayla memutuskan untuk kembali, kepercayaannya pada Alfa terbangun lagi. Fayla tidak bisa memungkiri perasaannya, begitu pun Alfa.
...........Hai readers, gimana nih sama ceritanya, semoga suka yaa...
Maaf nih kalo ada typo-typo. Kritik dan saran sangat dibutuhkan yaaa untuk memotivasi dan membuat karyaku mendekati sempurna.
Kesempurnaan hanya milik Allah semata ya...Thankss, happy reading^^
IffaR
![](https://img.wattpad.com/cover/152527142-288-k498196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mystery / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...